Jakarta (ANTARA Jambi) - Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 menjadi tonggak penting dalam sejarah bangsa-bangsa Asia dan Afrika.

Pada waktu itu, para delegasi yang berasal dari 29 negara peserta konferensi berkumpul di Bandung, untuk membahas perdamaian, keamanan, dan pembangunan ekonomi di tengah-tengah berbagai masalah yang muncul di berbagai belahan dunia.

Kini, prosesi napak tilas Peringatan 60 Tahun KAA 2015 di Bandung dimulai pada Jumat pukul 09.15 WIB yang diawali barisan anggota TNI yang membawa bendera negara anggota KAA.

Prosesi juga diwarnai arak-arakan umbul-umbul berwarna hijau setrip merah yang dibawa oleh kelompok pemuda yang mengenakan pakaian tradisional Jawa Barat.

Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla, PM Malaysia Najib Razak, Presiden Tiongkok Xi Jinping, Presiden Myanmar Thein Sein, dan puluhan pemimpin Asia Afrika lainnya termasuk negara termuda di Asia Afrika, Timor Leste.

Napak tilas ini mengenang hal yang sama dilakukan oleh para pendahulu seperti Presiden Soekarno, PM India Jawaharlal Nehru, Presiden Mesir Gamal Abdul Naser, dan para pemimpin lainnya pada KAA 1955 atau 60 tahun yang lalu.

Presiden Joko Widodo kemudian bersama para pemimpin negara Asia Afrika melakukan foto bersama.
                  
Manuk Dadali

Lagu khas Jawa Barat, Manuk Dadali menyemarakkan kegiatan  acara napak tilas atau "historical walk" yang dilakukan Presiden Joko Widodo, sejumlah pimpinan negara dan Delegasi KAA 2015 dari depan Hotel Savoy Homan ke Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika Kota Bandung.

Lagu Manuk Dadali yang dibawakan oleh kelompok paduan suara orkestra TNI AD yang dipimpin dirigen Kapten Anton itu membuat suasana pagi itu lebih semangat dengan iramanya yang khas.

Manuk Dadali atau burung dadali merupakan  sebutan warga Jawa Barat untuk burung garuda yang merupakan burung dengan karakter kuat dan penuh spirit.

Lagu itu menggambarkan semangat dan keperkasaan untuk bisa terbang tinggi mengejar cita-cita setinggi langit untuk kesejahteraan masyarakat.

Lagu itu pula yang diperdengarkan pada acara "historical walk" pada peringatan KAA sebelumnya di tempat yang sama, yakni di kawasan Gedung Merdeka, yakni gedung tempat lahirnya Dasa Sila Bandung pada 1955.

Napak tilas atau historical walk merupakan acara utama Peringatan 60 Tahun KAA, di mana para pemimpin Asia Afrika berjalan kaki secara beriringan dari Hotel Savoy Homann menuju Gedung Merdeka melalui Jalan Asia Afrika, Bandung.

Menurut Kementerian Luar Negeri, ada 22 pemimpin Asia-Afrika yang mengikuti kegiatan peringatan KAA dan melakukan napak tilas (historical walk), yaitu Presiden Indonesia, Perdana Menteri Nepal, Presiden Madagaskar, Wapres Zambia, Wapres Aljazair, Wapres Liberia, Wapres Libya, Wapres Filipina, Wapres Uganda, PM Rwanda, Ketua Presidium Rakyat Korea Utara, Presiden Sierra Leone, Presiden Timor Leste, Presiden Zimbabwe, Raja Swaziland, PM Malaysia, Wapres Afrika Selatan, Wapres Angola, PM Kamboja, Presiden Vietnam, Presiden Myanmar, dan Presiden Tiongkok.

Pemutaran Video

Setelah sampai di Gedung Merdeka, para pemimpin dan delegasi negara-negara Asia-Afrika menyaksikan video Perjalanan Sejarah Konferensi Asia-Afrika sejak 1955 hingga 2015 (Journey of the Asia-Africa Conference 1955-2015)

Video tersebut menampilkan sejarah perjalanan KAA dan perkembangan kemitraan negara-negara Asia dan Afrika.

Pemutaran video tersebut dilakukan setelah para pemimpin Asia- Afrika melakukan napak tilas (historical walk), melakukan sesi foto dan "minute of silence" (mengheningkan cipta), serta mendengarkan pembacaan Dasasila Bandung.

Pemutaran video dilanjutkan dengan penyampaian sambutan oleh Presiden Joko Widodo, yang diikuti sambutan oleh satu wakil dari Asia, satu wakil dari Afrika, dan satu wakil dari negara peninjau KAA.

Kemudian, pada acara peringatan KAA juga ada upacara penandatanganan simbolik Bandung Message oleh Presiden Joko Widodo sebagai tuan rumah KAA, Presiden Tiongkok Xi Jinping sebagai perwakilan negara Asia, dan Raja Swaziland Mswati II sebagai perwakilan negara Afrika.

Beberapa kegiatan lain yang akan dilakukan dalam Peringatan 60 Tahun KAA, antara lain tur di Museum Konferensi Asia Afrika dan pertunjukan musik angklung.
            
Antusias Warga

Sementara itu, warga Bandung juga ikut merayakan peringatan ke-60 KAA dengan memadati sejumlah bahu jalan menyambut kedatangan kepala negara dan rombongan perutusan KAA di Bandung sejak Jumat pagi.

Mereka mengelu-elukan iring-iringan kendaraan para tamu kenegaraan seperti di Jalan Merdeka, Tamblong, Lembong dan Asia Afrika.

Seorang warga Bandung, Depi mengatakan sengaja datang ke Jalan Merdeka untuk melihat langsung kedatangan tamu negara asing itu ke Kota Bandung.

Menurut dia, kegiatan tingkat dunia itu merupakan momen penting bagi warga Bandung untuk melihat orang penting dari beberapa negara.

"Sambil main, lihat rombongan pejabat, sekalian mau lihat Jokowi (Presiden Indonesia)," katanya.

Warga lainnya, Wiwi menyatakan sebagai tuan rumah perlu menyambut dengan baik kedatangan pejabat negara itu.

"Kita sebagai tuan rumah harus menyambut baik para kepala negara," katanya.

Selain masyarakat umum, siswa SD juga menyambut meriah kedatangan rombongan pejabat negara itu di Jalan Merdeka.

Para siswa itu masing-masing membawa bendera Merah Putih berukuran kecil dan mengibarkannya ketika rombongan delegasi KAA melintas. (Ant)

Pewarta: Benardy Ferdiansyah

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015