Jambi (ANTARA Jambi) - Pemerhati budaya suku Kerinci, Budhi VJ RioTemenggung Tuo, mengatakan, perlu aksi dari berbagai pihak untuk menyelamatkan aksara "Incung" yang pernah tumbuh dan berkembang ditengah-tengah masyarakat Kerinci, Provinsi Jambi.
"Diantara banyak peninggalan kebudayaan dan seni yang tumbuh dan berkembang di alam Kerinci, dan salah satunya adalah aksara 'Incung' dan itu harus diselamatkan," katanya yang dihubungi dari Jambi, Selasa.
Aksara "Incung" yang digunakan masyarakat suku Kerinci pada masa lalu, ia menjelaskan memiliki kesamaan akar dengan aksara Batak, Rejang, Lampung dan Jawa kuno yang merupakan interaksi kreatif dari aksara Palawa India.
Tapi saat ini, Budhi menjelaskan harus diakui kondisi aksara "Incung"Suku Kerinci belum terdokumentasi dengan baik, dan sebagian diantaranya belum digali , bahkan ada yang telah terkubur oleh kemajuan peradaban zaman.
"Fakta dilapangan menunjukkan saat ini sangat sedikit orang suku Kerinci yang mengenal dan memahami aksara Incung sebagai sebuah identitas budayanya," kata dia menjelaskan.
Menyadari akan kondisi aksara "Incung" suku Kerinci yang diambang kepunahan dan telah tergerus oleh globalisasi, maka ia menyatakan prihatin dan merasa harus ikut bertanggung jawab terhadap upaya pelestarian kebudayaan di alam Kerinci termasuk keberadaan aksara "Incung" itu," ujar Rio Temenggung
Dipihak lain, katanya catatan sejarah telah membuktikan bahwa di Kerinci terdapat berbagai peninggalan kebudayaan dan peradaban yang tinggi. Berbagai peninggalan masa lampau itu antara lain seperti dalam bentuk batu "Silindrik Menhir, Dolmen, dan Umpak batu".(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015
"Diantara banyak peninggalan kebudayaan dan seni yang tumbuh dan berkembang di alam Kerinci, dan salah satunya adalah aksara 'Incung' dan itu harus diselamatkan," katanya yang dihubungi dari Jambi, Selasa.
Aksara "Incung" yang digunakan masyarakat suku Kerinci pada masa lalu, ia menjelaskan memiliki kesamaan akar dengan aksara Batak, Rejang, Lampung dan Jawa kuno yang merupakan interaksi kreatif dari aksara Palawa India.
Tapi saat ini, Budhi menjelaskan harus diakui kondisi aksara "Incung"Suku Kerinci belum terdokumentasi dengan baik, dan sebagian diantaranya belum digali , bahkan ada yang telah terkubur oleh kemajuan peradaban zaman.
"Fakta dilapangan menunjukkan saat ini sangat sedikit orang suku Kerinci yang mengenal dan memahami aksara Incung sebagai sebuah identitas budayanya," kata dia menjelaskan.
Menyadari akan kondisi aksara "Incung" suku Kerinci yang diambang kepunahan dan telah tergerus oleh globalisasi, maka ia menyatakan prihatin dan merasa harus ikut bertanggung jawab terhadap upaya pelestarian kebudayaan di alam Kerinci termasuk keberadaan aksara "Incung" itu," ujar Rio Temenggung
Dipihak lain, katanya catatan sejarah telah membuktikan bahwa di Kerinci terdapat berbagai peninggalan kebudayaan dan peradaban yang tinggi. Berbagai peninggalan masa lampau itu antara lain seperti dalam bentuk batu "Silindrik Menhir, Dolmen, dan Umpak batu".(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015