Jambi (ANTARA Jambi) - Pemerintah Provinsi Jambi mendukung kegiatan pelatihan tim SAR Nasional di perairan Jambi untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas serta teori pertolongan.
Sekretaris Daerah Provinsi Jambi Ridham Priskap ,Selasa, mengatakan, untuk melakukan pertolongan saat terjadinya bencana alam maupun lainnya di darat dan laut, tentu sangat membutuhkan petugas yang memiliki kecepatan dan keterampilan.
"Pada saat musibah terjadi, seorang personil SAR itu harus mampu melakukan tindakan yang tepat handal dan aman," kata Ridham.
Sekda mengungkapkan, dukungan Pemerintah Provinsi Jambi untuk melakukan sinergisitas/saling membantu antar sesama yakni dengan aktifnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang selalu siap bekerja sama memberikan bantuan pada saat bencana terjadi.
Sementara itu, Direktur Bina Ketenagaan dan Pemasyarakatan Basarnas, Brigjend (Mar) Suprayogi, menjelaskan, semenjak tahun 2007 SAR telah berdiri sendiri dan tidak lagi berada di bawah Kementerian Perhubungan
UU Nomor 29/2014 tentang pencarian dan pertolongan pada korban yang mengalami musibah atau bencana, telah menguatkan posisi SAR dalam menjawab tuntutan luar negeri terhadap negara Indonesia dalam memberikan jaminan terhadap negara lain yang melintas maupun beraktifitas di negara Indonesia.
"Harus independen menangani lebih banyak masalah keselamatan. Kita membenahi diri dan gelar Basarnas berdasarkan potensi rawan di setiap daerah," kata Suprayogi.
Dia juga mengungkapkan, kecelakaan dan bencana alam maupun kondisi yang membahayakan manusia sudah menjadi tugas SAR dalam melakukan penyelamatan dan evakuasi. Dan saat itu tindakan penting personil yang terampil sangat diperlukan.
Pelatihan SAR di Jambi berlangsung selama lima hari dan diikuti 55 orang dari unsur TNI, Polri dan anggota masyarakat dengan dilatih sembilan instruktur.
Sasaran pelatihan dalam melakukan teknik penyelamatan yakni bongkar pasang perahu karet, operasional motor tempel, kemampuan mendayung perahu, pertolongan korban di air serta penyelamatan korban dan tidak menjadi korban saat melakukan pertolongan. (Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015
Sekretaris Daerah Provinsi Jambi Ridham Priskap ,Selasa, mengatakan, untuk melakukan pertolongan saat terjadinya bencana alam maupun lainnya di darat dan laut, tentu sangat membutuhkan petugas yang memiliki kecepatan dan keterampilan.
"Pada saat musibah terjadi, seorang personil SAR itu harus mampu melakukan tindakan yang tepat handal dan aman," kata Ridham.
Sekda mengungkapkan, dukungan Pemerintah Provinsi Jambi untuk melakukan sinergisitas/saling membantu antar sesama yakni dengan aktifnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang selalu siap bekerja sama memberikan bantuan pada saat bencana terjadi.
Sementara itu, Direktur Bina Ketenagaan dan Pemasyarakatan Basarnas, Brigjend (Mar) Suprayogi, menjelaskan, semenjak tahun 2007 SAR telah berdiri sendiri dan tidak lagi berada di bawah Kementerian Perhubungan
UU Nomor 29/2014 tentang pencarian dan pertolongan pada korban yang mengalami musibah atau bencana, telah menguatkan posisi SAR dalam menjawab tuntutan luar negeri terhadap negara Indonesia dalam memberikan jaminan terhadap negara lain yang melintas maupun beraktifitas di negara Indonesia.
"Harus independen menangani lebih banyak masalah keselamatan. Kita membenahi diri dan gelar Basarnas berdasarkan potensi rawan di setiap daerah," kata Suprayogi.
Dia juga mengungkapkan, kecelakaan dan bencana alam maupun kondisi yang membahayakan manusia sudah menjadi tugas SAR dalam melakukan penyelamatan dan evakuasi. Dan saat itu tindakan penting personil yang terampil sangat diperlukan.
Pelatihan SAR di Jambi berlangsung selama lima hari dan diikuti 55 orang dari unsur TNI, Polri dan anggota masyarakat dengan dilatih sembilan instruktur.
Sasaran pelatihan dalam melakukan teknik penyelamatan yakni bongkar pasang perahu karet, operasional motor tempel, kemampuan mendayung perahu, pertolongan korban di air serta penyelamatan korban dan tidak menjadi korban saat melakukan pertolongan. (Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015