Jambi (ANTARA Jambi) - Satu warga Kecamatan Pangkalan Jambu, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, meninggal karena terbawa arus banjir bandang yang menghantam tujuh desa di daerah tersebut, Jumat dini hari.
Kepala Seksi Tanggap Darurat BPBD Provinsi Jambi, Purwoko, ketika dikonfirmasi, di Jambi, Jumat, mengatakan, banjir bandang di Pangkalan Jambu tersebut terjadi pukul 01.00 hingga pukul 05.00 pagi.
"Seorang warga laki-laki meninggal dunia. Kuat dugaan orang tua tersebut terseret arus. Kita belum mengetahui identitas korban karena masih menunggu laporan tim dari BPBD kabupaten. Korban ditemukan pukul 06.30," kata Purwoko.
Ia mengungkapkan, lokasi banjir bandang merupakan kawasan Penambang Emas Tanpa Izin (PETI), dan aliran sungai di daerah tersebut juga sudah buruk akibat aktivitas PETI.
"Aliran sungai memang buruk. Alirannya tidak beraturan lagi. Selain itu lubang galian bekas penambangan emas juga banyak sekali. Lubang-lubang itu digali menggunakan eksavator, ya kalau sudah hujan lebat semalaman beginilah jadinya," katanya.
Banjir bandang itu, kata Purwoko, tidak meratakan rumah-rumah warga, namun genangan lumpur pekat bertahan lama di dalam rumah warga hingga pagi.
Dia juga mengungkapkan bahwa BPBD sebelumnya sudah memprediksi bakal terjadi banjir bandang di aliran sungai yang digunakan untuk mencari emas tersebut. Diantaranya Sungai Manau, Perentak dan Pangkalan Jambu.
"Eksavator di tiga daerah itu memang banyak sekali yang menggali sungai untuk mencari emas, ini sudah prediksi kita. BPBD Kabupaten Merangin pun sudah kita ingatkan agar siap siaga," katanya.
Saat ini, katanya, tim BPBD kabupaten masih berada di lokasi mendata kerusakan dan membersihkan sisa-sisa lumpur yang masuk ke rumah warga.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015
Kepala Seksi Tanggap Darurat BPBD Provinsi Jambi, Purwoko, ketika dikonfirmasi, di Jambi, Jumat, mengatakan, banjir bandang di Pangkalan Jambu tersebut terjadi pukul 01.00 hingga pukul 05.00 pagi.
"Seorang warga laki-laki meninggal dunia. Kuat dugaan orang tua tersebut terseret arus. Kita belum mengetahui identitas korban karena masih menunggu laporan tim dari BPBD kabupaten. Korban ditemukan pukul 06.30," kata Purwoko.
Ia mengungkapkan, lokasi banjir bandang merupakan kawasan Penambang Emas Tanpa Izin (PETI), dan aliran sungai di daerah tersebut juga sudah buruk akibat aktivitas PETI.
"Aliran sungai memang buruk. Alirannya tidak beraturan lagi. Selain itu lubang galian bekas penambangan emas juga banyak sekali. Lubang-lubang itu digali menggunakan eksavator, ya kalau sudah hujan lebat semalaman beginilah jadinya," katanya.
Banjir bandang itu, kata Purwoko, tidak meratakan rumah-rumah warga, namun genangan lumpur pekat bertahan lama di dalam rumah warga hingga pagi.
Dia juga mengungkapkan bahwa BPBD sebelumnya sudah memprediksi bakal terjadi banjir bandang di aliran sungai yang digunakan untuk mencari emas tersebut. Diantaranya Sungai Manau, Perentak dan Pangkalan Jambu.
"Eksavator di tiga daerah itu memang banyak sekali yang menggali sungai untuk mencari emas, ini sudah prediksi kita. BPBD Kabupaten Merangin pun sudah kita ingatkan agar siap siaga," katanya.
Saat ini, katanya, tim BPBD kabupaten masih berada di lokasi mendata kerusakan dan membersihkan sisa-sisa lumpur yang masuk ke rumah warga.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015