Jambi (ANTARA Jambi) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi menyebutkan sedikitnya ada tujuh wilayah di Provinsi Jambi dikategorikan berpotensi rawan kekeringan yang disebabkan musim kemarau.

"Kita pastikan sampai saat ini belum ada wilayah yang berstatus darurat bencana kekeringan, tapi kalau yang berpotensi rawan kekeringan itu ada tujuh wilayah, umumnya ada di kawasan gambut," kata Kepala BPBD Provinsi Jambi, Arif Munandar, di Jambi, Jumat.

Arif menjelaskan, tujuh wilayah berpotensi kekeringan itu yakni Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi. Kecamatan Betara dan Senyerang, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Kecamatan Berbak, Dendang dan Rantau Rasau Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Dan Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi.

Namun saat ini di tujuh wilayah itu belum ada informasi warga yang kekurangan air, yang menyebabkan lahan warga setempat gagal panen atau puso.

"Kalau kekeringan sampai tidak ada air dan menyebabkan gagal panen hingga kini belum ada, hanya saja status warga kesulitan air, tapi itu masih bisa diatasi oleh Pemda setempat," katanya.

Arif juga mengimbau agar setiap daerah bisa melakukan inovasi antisipasi kekurangan air dan berharap di tiap-tiap daerah melaporkan titik kekeringan secara spesifik per kecamatan.

"Tak cukup hanya pembuatan sumur dan embung, tetapi penyaluran air kerumah dan hemat air juga harus," katanya menjelaskan.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jambi, Arif mengatakan bahwa Provinsi Jambi telah memasuki musim kemarau sejak bulan Juni lalu.

"Musim kemarau itu hingga bulan November, dan ini tentunya dalam beberapa bulan kedepan potensi kekeringan itu juga akan meningkat," kata Arif menambahkan. (Ant)

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015