Jambi (ANTARA Jambi) - Ratusan ikan milik petani budidaya di Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muarojambi, Jambi, mati akibat kemarau yang melanda daerah itu.

Kepala Seksi Kesehatan Ikan dan Lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jambi, Arpan Dahlan, Jumat, mengatakan, matinya ratusan ikan itu disebabkan air yang tersisa mengandung tingkat keasaman yang tinggi.

"Ikan yang mati itu kekurangan oksigen karena airnya sedikit, bayangkan oksigennya cuma 2,7 dan mengandung zat asam," kata Arpan.

Tingginya tingkat keasaman air karena menurunnya debit air kolam di daerah itu, ikan pun tidak dapat hidup dalam waktu lama, akibatnya ratusan ikan nila dan patin milik petani budidaya setempat mati percuma.

Dia menjelaskan, zat asam yang muncul di kolam tersebut berubah-ubah dari pagi hingga siang hari. Pagi hari, zat asam yang terkandung adalah Sulfat, sedangkan siang hari zat akan berubah menjadi zat Nitrat. Penyebabnya karena jumlah air di dalam kolam terlalu sedikit.

"Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut. Zat asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan bahkan tanaman. Awalnya ikan akan stres, baru kemudian mati," katanya menjelaskan.

"Kalau pun ada hujan dan cuma sesaat, ikan akan lebih banyak mati karena ikan akan terkejut dengan perubahan air. Tapi kalau ada hujan yang cukup panjang dan bisa membuat pergantian air, ikan jadi sehat," katanya lagi.

Akibat kejadian itu, sejumlah kelompok petani ikan budidaya di daerah itu mengalami kerugian hingga jutaan rupiah.  
"Salah satu anggota kelompok yang saya datangi itu ikannya selalu ada yang mati, walau tidak semua tapi per hari ada. Artinya satu kolam sekitar 20 persen dipastikan mati, petani pun merugi," kata Arpan.

DKP Provinsi Jambi kata Arpan meminta kepada seluruh kelompok petani ikan di daerah tersebut untuk tidak memasukan benih ikan baru, dan segera memanen ikan lebih cepat.

"Kita minta mereka untuk tidak masukan benih baru, kita juga minta panennya dipercepat. Itu upaya menghindari banyaknya ikan mati yang menyebabkan kerugian hingga jutaan rupiah," katanya.

Namun kata Arpan, sejumlah petani ikan enggan untuk memanen ikan lebih awal. Alasannya, harga ikan saat ini murah dan bobot ikan juga masih ringan. (Ant)

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015