Jambi (ANTARA Jambi) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jambi menyebutkan sebanyak 60.000 warga Provinsi Jambi terkena Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) dalam kurun waktu dua bulan atau selama musim kabut asap.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi Andi Pada di Jambi, Senin, mengatakan peningkatan penderita ISPA terjadi pada akhir bulan Agustus hingga minggu ke tiga September.

"Akhir Agustus penderita ISPA tercacat sebanyak 29.000 orang. Dan pada September hingga minggu ke tiga mengalami peningkatan, penderita ISPA tercacat sebanyak 31.000 orang. Jadi dari Agustus hingga September minggu ketiga penderita ISPA sebanyak 60.000 orang," kata Andi Pada di Jambi.

Sebelumnya, penderita ISPA perbulan hanya 6-8 ribu orang namun mulai Agustus penderita ISPA mencapai 2.000 orang perminggu.

"Mulai minggu ke empat Agustus hingga minggu ke tiga September rata-rata 2.000 orang yang terkena ISPA perminggu. Namun semua penderita itu masih bisa ditangani puskesmas-puskesmas," katanya.

Jika penderita ISPA masuk kategori yang berat, maka pasien tersebut kata Andi harus dirujuk ke rumah sakit. Namun sejauh ini kasus penderita ISPA berat itu tidak ditemukan.

Andi mengungkapkan, warga yang paling banyak terkena ISPA yakni di Kabupaten Muarojambi, Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur dan Kota Jambi.

Sementara itu, Dinas Kesehatan disebutnya memiliki persediaan masker dan obat-obatan yang mencukupi di kabupaten-kabupaten.

"Kita masih punya stok masker sebanyak 180.000 helai, obat-obatan juga masih tersedia di kabupaten. Kalau kabupaten kekurangan obat provinsi langsung men-support (mendukung). Jadi selama ini penanganan tidak masalah," katanya.

Pihaknya juga mengimbau masyarakat agar tetap mengunakan masker, mengurangi aktivitas di luar ruangan dan menjaga kebersihan perorangan. Dan tetap menjaga kesehatan.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jambi menyatakan bahwa kabut asap yang meyelimuti wilayah Provinsi Jambi tahun 2015 merupakan yang terparah.

"Kabut asap di Jambi tahun ini paling parah dan cukup lama karena berbarengan dengan fenomena global dan dampak dari el nino yang saat ini masih aktif," kata petugas prakiraan cuaca BMKG Jambi Dwi Atmoko.

Musim kemarau saat ini katanya sangat kuat dan sangat kering sehingga memicu munculnya 'hot spot' yang kemudian terjadi titik api sumber kebakaran hutan dan lahan disebagian wilayah Sumatera.

"Tahun 2014 tidak separah tahun ini dan setau saya tidak ada kabut asap yang separah tahun ini. Selain itu sumber asap ini tidak hanya dari Jambi saja," kata Dwi Atmoko yang sudah 11 tahun bertugas di BMKG Jambi. (Ant)

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015