Tokyo (ANTARA Jambi) - Kurs dolar AS sedikit berubah terhadap
sebagian besar mata uang Asia-Pasifik pada Jumat, karena para pedagang
valuta asing menunggu angka ketenagakerjaan AS yang diawasi secara ketat
yang akan dirilis hari ini.
Pengecualian adalah ringgit Malaysia dan won Korea Selatan, yang keduanya melemah lebih dari setengah persen terhadap dolar karena sebagian besar pasar ekuitas regional berhenti sejenak setelah mengalami reli selama dua hari menandai awal bulan ini.
Para analis mengharapkan petunjuk segar dari laporan ketenagakerjaan AS tentang apakah Federal Reserve akan mengubah kebijakan moneternya tahun ini, greenback naik tipis terhadap beberapa mata uang lainnya dari negara berkembang.
"Hari ini angka penggajian AS yang telah dicap sebagai banyak dipantau akan dirilis," Chris Weston, kepala strategi pasar di IG Markets, mengatakan.
"Supaya adil, saya pikir para pedagang mengalami sedikit kelelahan dari peristiwa berisiko ini yang seharusnya membawa begitu banyak beban yang dapat mengubah lanskap investasi."
Pasar ekuitas telah melihat lonjakan volatilitas karena Tiongkok secara tak terduga mendevaluasi mata uang yuan pada Agustus, memicu aksi jual kuartalan terbesar sejak 2011.
Gejolak di pasar keuangan adalah faktor kunci The Fed menunda menaikkan suku bunga mendekati nol pada September, namun investor masih memperkirakan kenaikan akan terjadi sebelum akhir tahun.
Ringgit melemah 0,80 persen terhadap unit AS, sementara won turun 0,53 persen.
Mata uang Asia-Pasifik lainnya juga melemah terhadap dolar AS, dengan dolar Singapura turun 0,26 persen, baht Thailand merosot 0,36 persen dan dolar Australia turun tipis 0,02 persen menjadi 70,29 sen AS.
Rupee India menguat 0,11 persen, sementara dolar Taiwan dan rupiah Indonesia diperdagangkan datar.
Dengan tingkat pengangguran diperkirakan berada dekat posisi terendah tujuh tahun, angka pengangguran yang kuat kemungkinan akan menambah panggilan untuk bank sentral AS mulai menaikkan suku bunganya secara bertahap, menempatkan tekanan lebih lanjut pada mata uang negara-negara berkembang karena investor mengambil uang mereka untuk mencari imbal hasil yang lebih baik di AS.
Unit AS naik menjadi 119,94 yen dari 119,93 yen pada Kamis sore di New York, sementara euro diperdagangkan di 1,1174 dolar dan 134,02 yen dari 1,1187 dolar dan 134,16 yen di perdagangan AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015
Pengecualian adalah ringgit Malaysia dan won Korea Selatan, yang keduanya melemah lebih dari setengah persen terhadap dolar karena sebagian besar pasar ekuitas regional berhenti sejenak setelah mengalami reli selama dua hari menandai awal bulan ini.
Para analis mengharapkan petunjuk segar dari laporan ketenagakerjaan AS tentang apakah Federal Reserve akan mengubah kebijakan moneternya tahun ini, greenback naik tipis terhadap beberapa mata uang lainnya dari negara berkembang.
"Hari ini angka penggajian AS yang telah dicap sebagai banyak dipantau akan dirilis," Chris Weston, kepala strategi pasar di IG Markets, mengatakan.
"Supaya adil, saya pikir para pedagang mengalami sedikit kelelahan dari peristiwa berisiko ini yang seharusnya membawa begitu banyak beban yang dapat mengubah lanskap investasi."
Pasar ekuitas telah melihat lonjakan volatilitas karena Tiongkok secara tak terduga mendevaluasi mata uang yuan pada Agustus, memicu aksi jual kuartalan terbesar sejak 2011.
Gejolak di pasar keuangan adalah faktor kunci The Fed menunda menaikkan suku bunga mendekati nol pada September, namun investor masih memperkirakan kenaikan akan terjadi sebelum akhir tahun.
Ringgit melemah 0,80 persen terhadap unit AS, sementara won turun 0,53 persen.
Mata uang Asia-Pasifik lainnya juga melemah terhadap dolar AS, dengan dolar Singapura turun 0,26 persen, baht Thailand merosot 0,36 persen dan dolar Australia turun tipis 0,02 persen menjadi 70,29 sen AS.
Rupee India menguat 0,11 persen, sementara dolar Taiwan dan rupiah Indonesia diperdagangkan datar.
Dengan tingkat pengangguran diperkirakan berada dekat posisi terendah tujuh tahun, angka pengangguran yang kuat kemungkinan akan menambah panggilan untuk bank sentral AS mulai menaikkan suku bunganya secara bertahap, menempatkan tekanan lebih lanjut pada mata uang negara-negara berkembang karena investor mengambil uang mereka untuk mencari imbal hasil yang lebih baik di AS.
Unit AS naik menjadi 119,94 yen dari 119,93 yen pada Kamis sore di New York, sementara euro diperdagangkan di 1,1174 dolar dan 134,02 yen dari 1,1187 dolar dan 134,16 yen di perdagangan AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015