Jambi (ANTARA Jambi) - Bank Pembangunan Daerah (BPD) Provinsi Jambi saat ini kekurangan modal inti sebesar Rp110 miliar untuk bisa masuk buku II.

Penjabat Gubernur Jambi Irman mengatakan, saat ini modal inti bank Jambi sekitar Rp880 miliar lebih, untuk masuk buku II diperlukan modal inti sebesar Rp1 triliun ke atas.

"Untuk masuk buku II modal intinya Rp1 triliun, keuntungan kalau sudah masuk predikat buku dua, bank Jambi bisa membuka cabang di luar provinsi termasuk di Jakarta," kata Irman, usai melantik Direktur Utama (Dirut) Bank Jambi, M Jani di rumah dinas gubernur Jambi, Kamis.

Sebab itu, direksi yang baru dilantik diminta untuk meningkatkan modal inti, sebab jika modal inti masih dibawah Rp1 triliun, maka bank Jambi hanya bisa membuka cabang di dalam provinsi saja.  
    
Menurut dia, kekurangan modal itu bisa dipenuhi mengingat di Jambi ada 12 orang pemegang saham. Dirinya optimistis itu bisa tercapai.

Selain itu, bank Jambi, kata gubernur, juga diharapkan mampu memberikan sentuhan konkret kepada pelaku UMKM di Jambi dalam hal pemberian modal. Sehingga kualitas UMKM di Jambi mampu bersaing di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
    
"Kita sudah masuk era MEA, ini tantangan luar biasa, namun kita tidak perlu takut. Pelaku UMKM dalam meningkatkan kualitas produknya agar mampu bersaing di era pasar bebas bisa meminjam modal di bank Jambi," katanya.

Tidak hanya itu, Bank Jambi dalam mengeluarkan Corporate Social Responsibility (CSR) harus berkoordinasi kepada Pemda setempat selaku pemegang saham.

"Silahkan Pemda setempat untuk mencari kelompok-kelompok masyarakat yang akan diberikan bantuan dengan menggunakan CSR itu," ujarnya.

Sementara itu, Dirut Bank Jambi yang baru dilantik periode 2016-2020, M Jani, menargetkan semester pertama tahun 2016 Bank Jambi sudah masuk buku II.

"Modal sekarang sekitar Rp800 miliar lebih, sedikit lagi kita masuk buku II. Kita targetkan semester pertama tahun ini," katanya.

Target lain yang akan dicapai Bank Jambi, kata Jani, yaitu pemberian modal kepada pelaku UMKM dalam mengembangkan produk-produk daerah.

"Selama ini kan kredit untuk PNS saja, namun ke depan semua UMKM menjadi prioritas. Sebab kredit konsumtif tidak terlalu meningkat, sebab itu diperlukan kredit produktif," kata Jani.

Pemberian modal untuk UMKM, menurut dia, berdampak ke masyarakat luas, seperti memajukan ekonomi pelaku UMKM itu sendiri dan menciptakan lapangan pekerjaan.

"Sebab itu modal pelaku UMKM kita harus kuat, kalau modal tidak kuat maka kita akan kalah dengan orang asing," ujarnya.

Namun untuk mencapai semua itu, pihaknya terlebih dahulu akan memantapkan kinerja di internal bank Jambi tersebut. Seperti pembenahan pelayanan dan meningkatkan kompetensi pegawai bank.(Ant)

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016