Jambi (ANTARA Jambi) - Seekor bayi tapir (Tapirus indicus) yang mati di Kebun Binatang Taman Rimba Kota Jambi dijadikan satwa langka awetan (opsetan) untuk dipajang di museum kebun binatang itu.
Kepala UPTD Kebun Binatang Taman Rimba Jambi, Adrianis di Jambi, Senin, mengatakan, bayi tapir usia satu minggu itu mati karena tidak cepat dipisah dengan induknya.
"Setelah kami cari tahu penyebab kematiannya ternyata didalam perutnya ada bekatul (dedak), Karena tidak dipisahkan, jadinya bayi tapir itu ikut makan bekatul," kata Adrianis.
Satwa tapir di kebun binatang tersebut, kata Adrianis baru pertama kali melahirkan, namun disayangkan satu-satunya bayi tapir itu tidak sampai tumbuh dewasa.
"Seharusnya setelah lahir, tapir itu segera dipisahkan dengan induknya, tapi kami tidak tahu karena ini baru pertama lahir," katanya menjelaskan.
Bayi tapir tersebut kemudian dijadikan opsetan karena binatang itu jenis satwa langka yang dilindungi. Opsetan bayi tapir dengan panjang sekitar 35 cm itu kini berada di museum satwa Taman Rimba.
Bayi tapir opsetan tersebut dilahirkan oleh induknya bernama Kasih yang merupakan satwa hasil tangkapan karena konflik dengan warga.
"Kasih merupakan tapir yang terlibat konflik dengan masyarakat di daerah Batanghari, kemudian Kasih itu kami rawat dan ternyata tumbuh sehat dan bereproduksi dengan tapir jantan," katanya.
Adrianis juga menyebut, tapir betina Kasih itu saat ini tengah hamil, setelah bayi dari hasil kelahirannya itu tidak mampu tumbuh berkembang.
"Dan tentunya kedepan ini akan menjadi pembelajaran bagi petugas, karena sebelumnya itu baru pertama kali kami menangani kelahiran tapir," katanya menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016