Jambi (ANTARA Jambi) - Pemerintah Provinsi Jambi belum menetapkan daerah itu siaga darurat banjir karena beberapa kabupaten yang dilanda banjir saat ini belum mengajukan status tersebut ke provinsi.

Gubernur Jambi Zumi Zola mengatakan, peralihan status Provinsi Jambi menjadi siaga darurat banjir bisa dilakukan jika sedikitnya tiga daerah menetapakan status siaga darurat.

"Kita tidak bisa meningkatkan Provinsi Jambi berstatus siaga darurat banjir, karena di daerah yang mengalami banjir tidak menetapkan status itu," kata Zola di Jambi, Rabu.

Banjir yang melanda Jambi wilayah barat terus saja menyebabkan kerugian materi warga yang terdampak. Ada tiga kabupaten tahun ini menjadi langganan banjir dan bahkan disertai banjir bandang. Kabupaten itu yakni Sarolangun, Merangin dan Bungo.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, di Kabupaten Sarolangun terdapat beberapa tempat yang dilanda banjir akibat tingginya curah hujan hingga menyebabkan meluapnya sungai Batang Limun sejak tanggal 22 April lalu.

Mulai dari Kecamatan Batang Asai seperti di Desa Raden, Pekan Gedang, Paniban, Rantau Panjang, dan Desa Tangkuik. Dari total lima desa tersebut sebanyak 51 rumah terendam banjir dan empat rumah hanyut.

Kemudian di Kecamatan Limun terdapat tujuh desa yang terendam banjir sejak Senin (25/4), yakni Desa Lubuk Bedorong, Muaraman Sauh, Monti, Panca Karya, Temenggung, Pulau Pandan, dan Mengkeday.

Selanjutnya di Kecamatan Pauh, sebanyak 85 rumah di Desa Sepintun dan 45 rumah di Desa Segatal sebanyak 45 rumah terendam banjir.

Selanjutnya untuk di Kabupaten Merangin, banjir dan longsor terjadi sejak Senin malam (25/4). Untuk titik banjir saat ini terdata di Kecamatan Sungai Manau dan Tabir Barat khususnya Desa Ngaol yang mengakibatkan dua mobil beserta empat sepeda motor tenggelam dan juga satu rumah hanyut terbawa arus banjir serta satu rumah lainnya rusak berat.

Sementara itu, di Kabupaten Bungo banjir juga melanda di Kecamatan Rantau Pandan khususnya Desa Bedaro, sebanyak 235 rumah masih terendam banjir. Dari informasi saat ini, banjir di wilayah tersebut perlahan surut.

Namun yang membuat gubernur Jambi marah, banjir disebabkan adanya aktivitas penambang emas ilegal. Namun kuatnya oknum di balik aktivitas penambangan emas liar itu menyulitkan pihaknya untuk memberantas dan menghentikan aktivitas tersebut hingga.

"Kita sudah berusaha semua, mulai dari Pemprov, TNI, Polri dan Pemkab tapi memang sulit. Karena keinginan orang untuk melakukan itu lebih banyak, dan ketidakpedulian rusaknya lingkungan lebih tinggi," kata Zola.

Ulah penambang emas liar itu sudah banyak merugikan masyarakat, mulai dari rusak dan terendamnya pemukiman masyarakat karena banjir, lahan pertanian hancur, hingga merusak infrastruktur dan fasilitas umum.

Dia pun menilai yang melakukan penambangan emas liar bukanlah orang Jambi semata, melainkan orang non Jambi yang hanya mengambil keuntungan dari Jambi.

"Masyarakat kita itu dimanfaatkan, sampai detik ini saja mereka masih terus beroperasi. Itu luar biasa sekali," ujarnya.

Sebab itu dia meminta kepada seluruh pihak dan masyarakat untuk berkomitmen memberantas penambangan emas liar yang ada di wilayah masing-masing.

"Kita minta dukungan dan komitmen dari semua pihak untuk menghentikan PETI ini. Tidak hanya ditiga kabupaten itu saja, disemua daerah juga, seperti Kabupaten Batanghari juga sudah mulai muncul lagi. Mari bersama-sama menghentikannya," katanya menambahkan. (Ant)

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016