Jakarta (ANTARA Jambi) - Kemungkinan unjuk rasa nasional bisa
membuat Prancis kelabakan pada Euro 2016 meningkat setelah puluhan ribu
demonstran turun ke jalan, sedangkan para buruh mogok kerja di seluruh
negeri.
Para pekerja penyulingan minyak, PLTN dan kereta api melancarkan aksi mogok Kamis sore waktu setempat.
Serikat pekerja terbesar di Prancis, CGT, terus meningkatkan tekanan kepada pemerinan untuk mengabaikan reformasi hukum buruh yang kontroversial.
Pada beberapa pekan terakhir ini, sekitar 1.300 orang ditahan, dan sekitar 350 polisi serta demonstran terluka ketika unjuk rasa berubah menjadi kekerasan.
Kepala CGT, Philippe Martinez, ditanya apakah serikatnya berniat mengacaukan Euro 2016, dan jawaban dia adalah "Pemerintah memiliki waktu untuk berkata 'mari kita hentikan waktu' dan segalanya akan baik-baik saja."
Jean-Claude Mailly, pemimpin serikat buruh yang lebih kecil Pasukan Pekerja dan juga turun ke jalan, berkata, "Dalam arti sepak bola, ini saatnya Perdana Menteri menarik kembali kartu merah."
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016
Para pekerja penyulingan minyak, PLTN dan kereta api melancarkan aksi mogok Kamis sore waktu setempat.
Serikat pekerja terbesar di Prancis, CGT, terus meningkatkan tekanan kepada pemerinan untuk mengabaikan reformasi hukum buruh yang kontroversial.
Pada beberapa pekan terakhir ini, sekitar 1.300 orang ditahan, dan sekitar 350 polisi serta demonstran terluka ketika unjuk rasa berubah menjadi kekerasan.
Kepala CGT, Philippe Martinez, ditanya apakah serikatnya berniat mengacaukan Euro 2016, dan jawaban dia adalah "Pemerintah memiliki waktu untuk berkata 'mari kita hentikan waktu' dan segalanya akan baik-baik saja."
Jean-Claude Mailly, pemimpin serikat buruh yang lebih kecil Pasukan Pekerja dan juga turun ke jalan, berkata, "Dalam arti sepak bola, ini saatnya Perdana Menteri menarik kembali kartu merah."
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016