Jambi (ANTARA Jambi) - Pemerintah Kota Jambi akan menerapkan konsep kota tepian sungai dan danau atau "waterfront city" untuk mengembangkan sektor kepariwisataan.
Wali Kota Jambi Sy Fasha di Jambi, Kamis, mengatakan, Sungai Batanghari, Danau Sipin dan Danau Teluk sangat potensial untuk dikembangkan.
"Tapi potensi itu tidak bisa kita maksimalkan karena banyak aturan yang membatasi untuk pemanfaatan sungai. Oleh karena itu kami akan buatkan payung hukum atau perda "waterfront city", sehingga ke depan itu bisa dikembangkan," kata Fasha.
Dalam perda "waterfront city", kata Fasha, nanti setiap bangunan rumah di kawasan pinggir Sungai Batanghari harus menghadap ke arah sungai.
"Selama ini kalau kita lihat bangunan yang dipinggir sungai itu hanya membelakangi sungai. Nanti kalau sudah ada peraturannya, bagian depan bangunan rumah harus menghadap ke sungai," katanya.
Menurutnya, jika kawasan bantaran Sungai Batanghari dan permukiman di pinggiran danau sudah dikembangkan dengan konsep tersebut, maka itu bisa menjadi kawasan wisata dan berpeluang menjadi ikon kota dengan sebutan "Tanah Pilih Pesako Betuah" itu.
"Kalau sudah ada perda itu, kawasan pinggir sungai bisa kita buat sebagai kawasan wisata, mempunyai nilai ekonomis dan akan menjadi ikon baru Kota Jambi," katanya.
Selain itu, Fasha mengaku pihaknya saat ini tengah menyusun desain penataan kawasan objek wisata Tanggo Rajo (Ancol) Jambi di pinggiran sungai Batanghari, yang merupakan tempat pedagang menjajakan kuliner, antara lain jagung bakar.
"Kami akan menata kembali pedagang-pedagang di sana, sehingga ke depan tidak kumuh lagi," katanya.
Kota Jambi dengan jumlah penduduk sekitar 700 ribu jiwa dibelah Sungai Batanghari. Kedua kawasan tersebut saat ini sudah terhubung oleh Jembatan Pedestrian salah satu ikon wisata baru Jambi yang terletak di depan rumah dinas gubernur Jambi.
Jembatan Pedestrian itu selalu ramai dikunjungi warga yang ingin menikmati sunset dan suasana sungai terpanjang di Sumatera itu. (Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016
Wali Kota Jambi Sy Fasha di Jambi, Kamis, mengatakan, Sungai Batanghari, Danau Sipin dan Danau Teluk sangat potensial untuk dikembangkan.
"Tapi potensi itu tidak bisa kita maksimalkan karena banyak aturan yang membatasi untuk pemanfaatan sungai. Oleh karena itu kami akan buatkan payung hukum atau perda "waterfront city", sehingga ke depan itu bisa dikembangkan," kata Fasha.
Dalam perda "waterfront city", kata Fasha, nanti setiap bangunan rumah di kawasan pinggir Sungai Batanghari harus menghadap ke arah sungai.
"Selama ini kalau kita lihat bangunan yang dipinggir sungai itu hanya membelakangi sungai. Nanti kalau sudah ada peraturannya, bagian depan bangunan rumah harus menghadap ke sungai," katanya.
Menurutnya, jika kawasan bantaran Sungai Batanghari dan permukiman di pinggiran danau sudah dikembangkan dengan konsep tersebut, maka itu bisa menjadi kawasan wisata dan berpeluang menjadi ikon kota dengan sebutan "Tanah Pilih Pesako Betuah" itu.
"Kalau sudah ada perda itu, kawasan pinggir sungai bisa kita buat sebagai kawasan wisata, mempunyai nilai ekonomis dan akan menjadi ikon baru Kota Jambi," katanya.
Selain itu, Fasha mengaku pihaknya saat ini tengah menyusun desain penataan kawasan objek wisata Tanggo Rajo (Ancol) Jambi di pinggiran sungai Batanghari, yang merupakan tempat pedagang menjajakan kuliner, antara lain jagung bakar.
"Kami akan menata kembali pedagang-pedagang di sana, sehingga ke depan tidak kumuh lagi," katanya.
Kota Jambi dengan jumlah penduduk sekitar 700 ribu jiwa dibelah Sungai Batanghari. Kedua kawasan tersebut saat ini sudah terhubung oleh Jembatan Pedestrian salah satu ikon wisata baru Jambi yang terletak di depan rumah dinas gubernur Jambi.
Jembatan Pedestrian itu selalu ramai dikunjungi warga yang ingin menikmati sunset dan suasana sungai terpanjang di Sumatera itu. (Ant)
Editor : Ariyadi
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016