Jakarta (ANTARA Jambi) - Pemerintah menjanjikan bonus Rp5 miliar
ditambah tunjangan hari tua Rp20 juta perbulan bagi peraih medali emas
di Olimpiade Rio de Janeiro Brasil 2016.
"Kami sudah siapkan itu semua, tapi kami tidak ingin orientasi atlet untuk meraih juara itu semata-mata karena bonus. Jadi karena satu tekad masing-masing untuk memecahkan rekor dalam sejarah hidupnya. Bahwa bonus itu adalah sesuatu yang sifatnya mendukung saja," kata Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi.
Menpora mengemukakan itu, setelah acara pelepasan Kontingen Olimpiade Indonesia di Halaman Istana Merdeka Jakarta, Rabu.
Meski begitu pihaknya tetap akan memberikan apresiasi berupa bonus yakni untuk peraih medali emas sebesar Rp5 miliar, peraih medali perak Rp2 miliar, dan peraih medali perunggu Rp1 miliar.
Pemerintah kata dia, juga mencatatkan sejarah baru dengan memberikan tunjangan hari tua semacam pensiun kepada atlet peraih medali di olimpiade.
"Ini sejarah baru, sejak 2016 sudah kami anggarkan dan kemarin kira-kira 15 hari lalu kami luncurkan itu di Sahid Jakarta, di mana sejak olimpiade pertama 1988 di Seoul kita pertama kali meraih medali perak, dari panahan, sampai olimpiade sebelum London," paparnya.
Sampai saat ini tercatat Indonesia telah mengumpulkan 27 medali dari ajang olimpiade sejak Olimpiade Seoul pada 1988.
"Medali emas mendapatkan tunjangan per bulan Rp20 juta, perak Rp15 juta, perunggu Rp10 juta. Seumur hidup. Tentu ini adalah sejarah, jaminan, sekaligus memungkinkan bagi semua atlet, ayo menjadi juara," ucapnya.
Tunjangan seperti itu kata Imam, baru diberikan kepada atlet peraih medali di ajang olimpiade karena semata keterbatasan anggaran pemerintah.
Ke depan jika ada dukungan dari pihak swasta maupun BUMN diharapkan bisa diberikan tunjangan serupa kepada atlet yang berprestasi dalam ajang Asian Games, SEA Games, ataupun PON.
Pihaknya menganggarkan sebanyak Rp6 miliar pertahun untuk kebutuhan tersebut, dan diharapkan jumlahnya akan terus bertambah setiap tahunnya dengan asumsi peraih medali olimpiade juga bertambah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016
"Kami sudah siapkan itu semua, tapi kami tidak ingin orientasi atlet untuk meraih juara itu semata-mata karena bonus. Jadi karena satu tekad masing-masing untuk memecahkan rekor dalam sejarah hidupnya. Bahwa bonus itu adalah sesuatu yang sifatnya mendukung saja," kata Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi.
Menpora mengemukakan itu, setelah acara pelepasan Kontingen Olimpiade Indonesia di Halaman Istana Merdeka Jakarta, Rabu.
Meski begitu pihaknya tetap akan memberikan apresiasi berupa bonus yakni untuk peraih medali emas sebesar Rp5 miliar, peraih medali perak Rp2 miliar, dan peraih medali perunggu Rp1 miliar.
Pemerintah kata dia, juga mencatatkan sejarah baru dengan memberikan tunjangan hari tua semacam pensiun kepada atlet peraih medali di olimpiade.
"Ini sejarah baru, sejak 2016 sudah kami anggarkan dan kemarin kira-kira 15 hari lalu kami luncurkan itu di Sahid Jakarta, di mana sejak olimpiade pertama 1988 di Seoul kita pertama kali meraih medali perak, dari panahan, sampai olimpiade sebelum London," paparnya.
Sampai saat ini tercatat Indonesia telah mengumpulkan 27 medali dari ajang olimpiade sejak Olimpiade Seoul pada 1988.
"Medali emas mendapatkan tunjangan per bulan Rp20 juta, perak Rp15 juta, perunggu Rp10 juta. Seumur hidup. Tentu ini adalah sejarah, jaminan, sekaligus memungkinkan bagi semua atlet, ayo menjadi juara," ucapnya.
Tunjangan seperti itu kata Imam, baru diberikan kepada atlet peraih medali di ajang olimpiade karena semata keterbatasan anggaran pemerintah.
Ke depan jika ada dukungan dari pihak swasta maupun BUMN diharapkan bisa diberikan tunjangan serupa kepada atlet yang berprestasi dalam ajang Asian Games, SEA Games, ataupun PON.
Pihaknya menganggarkan sebanyak Rp6 miliar pertahun untuk kebutuhan tersebut, dan diharapkan jumlahnya akan terus bertambah setiap tahunnya dengan asumsi peraih medali olimpiade juga bertambah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016