Jambi (ANTARA Jambi) - Suku Anak Dalam (SAD) Batin IX Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi membentuk satuan tugas (Satgas) siaga kebakaran di kawasan hutan adat tempat tinggal mereka.

"Satgas ini kami bentuk untuk melindungi wilayah adat kami dari bahaya api yang mengakibatkan terjadinya kebakaran saat musim kemarau," kata Depati Adat Dusun Pangkalan Ranjau, Jupri di Jambi, Minggu.

Menurut dia, persoalan kebakaran hutan adalah tanggung jawab semua pihak, termasuk tanggung jawab masyarakat SAD Bati IX yang tinggal di hutan adat di Dusun Pangkalan Ranjau, Desa Tanjung Lebat, Kecamatan Bahar Selatan, Muaro Jambi.

"Wilayah hutan adat kami menjadi sumber penghidupan masyarakat, seperti ada kebun ubi, pisang, sayuran, kebun karet, dan juga termasuk sumber-sumber makanan yang terdapat dalam hutan dan sungai," katanya menjelaskan.

Pembentukan satgas kebakaran hutan tersebut mendapat dukungan dari sejumlah pihak dan turut disaksikan oleh unsur pemerintah desa, kecamatan, pihak kepolisian dan TNI setempat.

"Cara seperti ini sangat bagus, karena tentunya ini sejalan dengan program nasional TNI dan Polri soal penanganan kebakaran hutan," kata Komandan Pos (Danpos) Babinsa Bahar Grup, Husairi.

Menurut Husairi, inisiatif pembentukan satgas tersebut termasuk maju, karena itu semua murni keinginan dan upaya dari masyarakat itu sendiri.

"Kami berharap tim satgas yang telah dibentuk ini benar-benar bekerja, dan jangan lupa saling berkoordinasi dengan kami," katanya.

Sementara itu, Koordinator Aliansi Reforma Agraria (AGRA) Jambi Pauzan Fitrah, mengatakan pihaknya turut terlibat memberi masukan dalam inisiatif agar masyarakat adat ikut berperan dalam mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan.

"Masyarakat sebetulnya sangat peduli dan memiliki upaya mengantisipasi karhutla. Kami juga mengkritik pihak-pihak yang suka memojokkan masyarakat sebagai pembakar, karena kenyataan masyarakat lah yang lebih peduli ketimbang perusahaan," tegas Pauzan.

Pewarta: Gresi Plasmanto

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016