Bogor (ANTARA Jambi) - Dengan jumlah penduduk yang banyak, jelas Indonesia memerlukan sumber pangan dan gizi dalam jumlah besar pula, di antaranya sumber protein hewani. Presiden Joko Widodo menilai daging kambing dan domba memadai untuk memenuhi keperluan protein hewani masyarakat.

"Domba dan kambing berkembang biak cepat sekali, jadi alternatif yang baik untuk memenuhi kebutuhan protein. Ini perlu didorong," kata Jokowi, di halaman belakang Istana Bogor, Sabtu.

Menurut Jokowi, saat ini masih fokus pada daging sapi, sehingga perlu digeser dengan mengembangkan ternak domba dan kambing dalam memenuhi protein hewani itu.

Sebelum Lebaran lalu, Jokowi yang rajin blusukan, memerintahkan ketersediaan daging sapi pada kisaran Rp80.000/kilogram di tengah harga daging sapi sekitar Rp120.000/kg saat itu. Akhirnya diputuskan impor daging sapi beku; sementara masyarakat lebih memilih daging sapi segar.

Adapun nilai gizi 100 gram daging kambing di antaranya protein 20-27 persen, kholesterol sebanyak 109 miligram, 234 kalori, 11 gram lemak, dan 135 miligram natrium.

Saat temu wicara, salah satu peternak dari Kota Batu, Jawa Timur, meminta pemerintah menyosialisasikan bahwa daging kambing bukan "kambing hitam" penyakit darah tinggi. "Kalau yang dimakan dagingnya saja tidak apa-apa, kecuali jika makannya jeroannya," kata peternak itu.

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, menyatakan, pemerintah kini fokus pada Swasembada Protein Hewani, tidak hanya fokus pada swasembada daging sapi saja.

Menurut dia, populasi domba dan kambing pada 2011-2015 tumbuh rata-rata 5,8 persen per tahun. "Pada 2015, populasi ternak mencapai 36 juta kambing dan domba," kata dia.

"Perkembangan domba saat ini semakin baik. Jumlah domba di Indonesia mencapai 17 juta dan kambing 19 juta. Insya Allah tahun depan kami mendorong untuk ekspor," ujar dia.

Pewarta: Joko Susilo

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016