Padang (ANTARA Jambi) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) Stasiun Geofisika Padang Panjang, Sumatera Barat mengingatkan
warga di provinsi itu waspada banjir saat terjadinya fenomena supermoon
pada Senin mulai pukul 18.24 WIB.
"Supermoon terjadi saat bulan berada pada posisi terdekat dari bumi atau disebut perigee dan diperkirakan berlangsung selama 2 jam 28 menit sebelum dilanjutkan bulan dalam fase purnama pukul 20.52 WIB," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang Rahmat Triyono saat dikonfirmasi dari Padang, Senin.
Ia menyebutkan jarak antara bulan dan bumi pada waktu tersebut 356.511 kilometer dan menyebabkan semidiameter bulan yang tampak dari bumi ialah sebesar 16' 45,21".
Kondisi tersebut, jelasnya, memicu potensi banjir sebab posisi bulan pada waktu tersebut memiliki daya tarik maksimal sehingga memicu pasang naik di perairan.
"Jika terjadi hujan pada saat bersamaan, berpotensi banjir. Hal itu disebabkan air hujan tidak langsung mengalir ke laut karena bersamaan dengan pasang naik," katanya.
Namun, jika cuaca baik atau tidak terjadi hujan, katanya, tentu penampakan supermoon dapat dilihat secara kasat mata dengan ukuran lebih besar dari purnama pada umumnya karena posisi bulan memang pada jarak terdekat dengan bumi.
Secara umum ia menjelaskan fenomena supermoon yang terjadi pada Senin itu merupakan posisi bulan di perigee dengan selisih waktu terkecil sepanjang 2016.
"Pada 2016 bulan berada di perigee sebanyak empat kali, namun selisih waktu pada tiga tanggal lainnya lebih besar dan jarak bumi dengan bulan lebih jauh daripasa saat 14 November 2016," jelasnya.
Ia merinci bulan saat di perigee pada 15 Januari 2016 pukul 09.11 WIB jarak bumi dan bulan ialah 369.618 kilometer dan dilanjutkan dengan setengah purnama awal pada dua hari setelahnya, kemudian pada 8 April 2016 bulan di perigee pada pukul 00.37 WIB dengan jarak bumi dan bulan 357.163 kilometer serta terjadi setelah bulan baru pada 7 April 2016 pukul 18.24 WIB.
Kemudian bulan juga di perigee pada 27 Juli 2016 pukul 18.26 WIB dengan jarak bumi dan bulan 369.658 kilometer serta terjadi setelah setengah purnama akhir pada tanggal yang sama pukul 06.00 WIB.
"Sedangkan pada 14 November jarak bumi dan bulan hanya 356.511 kilometer, bahkan fenomena itu langsung diiringi purnama pada 20.52 WIB dengan jarak bumi dan bulan 356.520 kilometer," jelasnya.
Ia menambahkan bulan dalam fase purnama pada 14 November yang waktunya berdekatan dengan bulan di perigee menunjukan semidiameter bulan pada waktu tersebut 14 persen lebih besar dari semidiameter bulan saat di posisi terjauh dari bumi yang disebut apogee bisa mencapai 406.659 kilometer.
"Makanya jika cuaca cerah pada Senin malam, bulan akan terlihat lebih besar dari purnama biasanya. Namun tetap warga harus waspada jika terjadi hujan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016
"Supermoon terjadi saat bulan berada pada posisi terdekat dari bumi atau disebut perigee dan diperkirakan berlangsung selama 2 jam 28 menit sebelum dilanjutkan bulan dalam fase purnama pukul 20.52 WIB," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang Rahmat Triyono saat dikonfirmasi dari Padang, Senin.
Ia menyebutkan jarak antara bulan dan bumi pada waktu tersebut 356.511 kilometer dan menyebabkan semidiameter bulan yang tampak dari bumi ialah sebesar 16' 45,21".
Kondisi tersebut, jelasnya, memicu potensi banjir sebab posisi bulan pada waktu tersebut memiliki daya tarik maksimal sehingga memicu pasang naik di perairan.
"Jika terjadi hujan pada saat bersamaan, berpotensi banjir. Hal itu disebabkan air hujan tidak langsung mengalir ke laut karena bersamaan dengan pasang naik," katanya.
Namun, jika cuaca baik atau tidak terjadi hujan, katanya, tentu penampakan supermoon dapat dilihat secara kasat mata dengan ukuran lebih besar dari purnama pada umumnya karena posisi bulan memang pada jarak terdekat dengan bumi.
Secara umum ia menjelaskan fenomena supermoon yang terjadi pada Senin itu merupakan posisi bulan di perigee dengan selisih waktu terkecil sepanjang 2016.
"Pada 2016 bulan berada di perigee sebanyak empat kali, namun selisih waktu pada tiga tanggal lainnya lebih besar dan jarak bumi dengan bulan lebih jauh daripasa saat 14 November 2016," jelasnya.
Ia merinci bulan saat di perigee pada 15 Januari 2016 pukul 09.11 WIB jarak bumi dan bulan ialah 369.618 kilometer dan dilanjutkan dengan setengah purnama awal pada dua hari setelahnya, kemudian pada 8 April 2016 bulan di perigee pada pukul 00.37 WIB dengan jarak bumi dan bulan 357.163 kilometer serta terjadi setelah bulan baru pada 7 April 2016 pukul 18.24 WIB.
Kemudian bulan juga di perigee pada 27 Juli 2016 pukul 18.26 WIB dengan jarak bumi dan bulan 369.658 kilometer serta terjadi setelah setengah purnama akhir pada tanggal yang sama pukul 06.00 WIB.
"Sedangkan pada 14 November jarak bumi dan bulan hanya 356.511 kilometer, bahkan fenomena itu langsung diiringi purnama pada 20.52 WIB dengan jarak bumi dan bulan 356.520 kilometer," jelasnya.
Ia menambahkan bulan dalam fase purnama pada 14 November yang waktunya berdekatan dengan bulan di perigee menunjukan semidiameter bulan pada waktu tersebut 14 persen lebih besar dari semidiameter bulan saat di posisi terjauh dari bumi yang disebut apogee bisa mencapai 406.659 kilometer.
"Makanya jika cuaca cerah pada Senin malam, bulan akan terlihat lebih besar dari purnama biasanya. Namun tetap warga harus waspada jika terjadi hujan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016