Jambi (ANTARA Jambi) - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (GAPKI) Provinsi Jambi menyebutkan bahwa selama ini ekspor crude palm oil (CPO) di provinsi ini feeder/transit masih melalui Pelabuhan Dumai, Riau.
"Ekspor CPO Jambi transit di Dumai, karena kita ketahui saat ini Jambi memang belum memiliki pelabuhan yang memadai, sehingga mau tidak mau harus transit ke Dumai," kata Wakil Sekertaris GAPKI Jambi, Kimpun di Jambi, Rabu.
Kondisi ini kata Kimpun secara tidak langsung devisa ekspor CPO Jambi tidak masuk pada pendapatan asli daerah (PAD).
Dijelaskannya, selama ini jalur transportasi CPO di Jambi masih mengandalkan Sungai Batanghari melalui Pelabuhan Talang Duku, yang kemudian dibawa ke Pelabuhan Dumai.
"Ekspor CPO masih harus di bawa ke Dumai, tentu ini tidak efesien karena ongkos angkutnya menjadi lebih mahal," katanya.
Pihaknya mencatat rata-rata CPO Jambi dan turunannya itu yang diekspor melalui Pelabuhan Dumai bisa mencapai 1,3 juta ton.
Provinsi Jambi merupakan daerah yang kaya sumber daya alam (SDA) dan daerah penghasil komoditi kelapa sawit serta komoditi lainnya itu, kata dia sudah sangat membutuhkan pelabuhan yang memadai.
Sebab itu pihaknya mendesak pemerintah agar segera menyediakan infrastruktur pelabuhan utama dan merealisasikan Pelabuhan Ujung Jabung di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, yang lokasinya strategis yang berdekatan dengan jalur laut China Selatan.
"Potensi SDA Jambi cukup besar, maka sudah saatnya membutuhkan pelabuhan utama untuk meningkatkan perekonomian daerah Jambi," katanya.
Dia menambahkan, Produksi CPO Jambi setiap tahunnya yang dihasilakn pabrik kelapa sawit (PKS) yang beroperasi di Jambi bisa mencapai 2,1 juta ton.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016
"Ekspor CPO Jambi transit di Dumai, karena kita ketahui saat ini Jambi memang belum memiliki pelabuhan yang memadai, sehingga mau tidak mau harus transit ke Dumai," kata Wakil Sekertaris GAPKI Jambi, Kimpun di Jambi, Rabu.
Kondisi ini kata Kimpun secara tidak langsung devisa ekspor CPO Jambi tidak masuk pada pendapatan asli daerah (PAD).
Dijelaskannya, selama ini jalur transportasi CPO di Jambi masih mengandalkan Sungai Batanghari melalui Pelabuhan Talang Duku, yang kemudian dibawa ke Pelabuhan Dumai.
"Ekspor CPO masih harus di bawa ke Dumai, tentu ini tidak efesien karena ongkos angkutnya menjadi lebih mahal," katanya.
Pihaknya mencatat rata-rata CPO Jambi dan turunannya itu yang diekspor melalui Pelabuhan Dumai bisa mencapai 1,3 juta ton.
Provinsi Jambi merupakan daerah yang kaya sumber daya alam (SDA) dan daerah penghasil komoditi kelapa sawit serta komoditi lainnya itu, kata dia sudah sangat membutuhkan pelabuhan yang memadai.
Sebab itu pihaknya mendesak pemerintah agar segera menyediakan infrastruktur pelabuhan utama dan merealisasikan Pelabuhan Ujung Jabung di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, yang lokasinya strategis yang berdekatan dengan jalur laut China Selatan.
"Potensi SDA Jambi cukup besar, maka sudah saatnya membutuhkan pelabuhan utama untuk meningkatkan perekonomian daerah Jambi," katanya.
Dia menambahkan, Produksi CPO Jambi setiap tahunnya yang dihasilakn pabrik kelapa sawit (PKS) yang beroperasi di Jambi bisa mencapai 2,1 juta ton.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016