Mereka menemukan hal ini bisa memberikan tekanan besar pada tulang belakang dan punggung sehingga menyebabkan sakit punggung.
Untuk
mendapatkan temuan itu, peneliti memeriksa 78 anak-anak sekolah, 43
orang di antaranya adalah anak perempuan di kawasan Granada, Spanyol.
Mereka lalu menguji persentase lemak para partisipan dan massa otot mereka.
Peneliti juga memeriksa berat tas sekolah partisipan untuk mengetahui hubungannya dengan berat badan mereka.
Studi
menemukan, satu dari empat anak perempuan membawa beban lebih dari 20
persen dari berat badannya dalam tas sekolah mereka.
"Dua
puluh tiga persen anak-anak perempuan membawa ransel di atas 20 persen
dari berat badan mereka, jauh sekali dari berat yang dianjurkan," ujar
Eva Orantes, penulis utama studi dari University of Granada.
Selain itu, hampir setengah dari anak-anak membawa tas dengan bobot yang melebihi yang direkomendasikan.
Selain itu, hampir setengah dari anak-anak membawa tas dengan bobot yang melebihi yang direkomendasikan.
Peneliti
menyarankan anak-anak menngunakan jenis tas yang beroda (troli) atau
wheelie ketimbang ransel untuk meminimalisir sakit punggung akibat
membawa beban yang lebih berat, karena bisa melindungi punggung.
97 persen anak-anak yang menjadi partisipan studi mengakui lebih mungkin merasa lelah ketika mengenakan tas ransel dan lebih mungkin untuk menderita sakit punggung.
97 persen anak-anak yang menjadi partisipan studi mengakui lebih mungkin merasa lelah ketika mengenakan tas ransel dan lebih mungkin untuk menderita sakit punggung.
"Mengingat hasil
studi ini, kami dapat mengatakan bahwa menarik troli, asalkan berada
dalam beban rekomendasi yakni 10-15 persen dari berat badan anak, lebih
bermanfaat ketimbang menggunakan ransel dengan berat yang sama," tutur
Orantes seperti dilansir the Sun.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2017