Jambi, Antaranews Jambi- Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi mendorong penyuluh berinovasi dalam meningkatkan produktivitas perkebunan karet dan kelapa sawit milik masyarakat sehingga komoditas tersebut tetap menjadi sektor unggulan.
"Penyuluh sebagai fasilitator harus berinovasi dan mempunyai kompetensi, jika tidak maka akan menambah keterpurukan dan berdampak pada produktivitas hasil komoditas sektor tersebut," kata Kepala Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi, Muhammad Syarip di Jambi, Selasa.
Sebanyak 90 peserta di wilayah kerja BPP Jambi, yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Jambi mengikuti pelatihan teknis budidaya karet, kelapa sawit dan pelatihan dasar ahli.
Melalui pelatihan tersebut, para peserta yang merupakan penyuluh pertanian itu memiliki pekerjaan yang cukup berat karena saat ini minat masyarakat terhadap pengembangan sektor budidaya karet dan kelapa sawit sudah mulai menurun akibat imbas menurunnya harga kedua komoditas tersebut.
"Penyuluh bagaimana bisa memberikan pemahaman bahwa bisnis pada sektor tersebut masih punya masa depan, karena karet tidak mungkin akan hilang dan kita juga bersaing dengan negara lain," kata dia.
Selain berinovasi meningkatkan produktivitas, penyuluh pertanian kata dia, juga harus berinovasi agar produksi yang dihasilkan memiliki bisnis dan nilai yang menguntungkan terhadap petani.
"Jadi penyuluh bukan hanya bagaimana memikirkan bagaimana meningkatkan cocok tanam saja, tapi juga memikirkan bagaimana sampai ke bisnis yang bisa menguntungkan petani," katanya.
Di wilayah kerja BPP Jambi yang meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Jambi itu kata Syarip, masih banyak perkebunan karet yang masih dikelola masyarakat secara tradisional sehingga tidak terpelihara dengan baik dan hasil produktivitasnya pun kurang baik.
"Ini yang menjadi penekanan kita kepada penyuluh, bagaimana mereka (petani) sudah mulai memakai teknologi, bongkahan karet harus bersih sehingga meningkatkan nilai jual yang tinggi dan menguntungkan," katanya menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018
"Penyuluh sebagai fasilitator harus berinovasi dan mempunyai kompetensi, jika tidak maka akan menambah keterpurukan dan berdampak pada produktivitas hasil komoditas sektor tersebut," kata Kepala Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi, Muhammad Syarip di Jambi, Selasa.
Sebanyak 90 peserta di wilayah kerja BPP Jambi, yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Jambi mengikuti pelatihan teknis budidaya karet, kelapa sawit dan pelatihan dasar ahli.
Melalui pelatihan tersebut, para peserta yang merupakan penyuluh pertanian itu memiliki pekerjaan yang cukup berat karena saat ini minat masyarakat terhadap pengembangan sektor budidaya karet dan kelapa sawit sudah mulai menurun akibat imbas menurunnya harga kedua komoditas tersebut.
"Penyuluh bagaimana bisa memberikan pemahaman bahwa bisnis pada sektor tersebut masih punya masa depan, karena karet tidak mungkin akan hilang dan kita juga bersaing dengan negara lain," kata dia.
Selain berinovasi meningkatkan produktivitas, penyuluh pertanian kata dia, juga harus berinovasi agar produksi yang dihasilkan memiliki bisnis dan nilai yang menguntungkan terhadap petani.
"Jadi penyuluh bukan hanya bagaimana memikirkan bagaimana meningkatkan cocok tanam saja, tapi juga memikirkan bagaimana sampai ke bisnis yang bisa menguntungkan petani," katanya.
Di wilayah kerja BPP Jambi yang meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Jambi itu kata Syarip, masih banyak perkebunan karet yang masih dikelola masyarakat secara tradisional sehingga tidak terpelihara dengan baik dan hasil produktivitasnya pun kurang baik.
"Ini yang menjadi penekanan kita kepada penyuluh, bagaimana mereka (petani) sudah mulai memakai teknologi, bongkahan karet harus bersih sehingga meningkatkan nilai jual yang tinggi dan menguntungkan," katanya menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018