Jambi (Antaranews Jambi) - Netizen (warganet) terkadang menjadi sumber informasi pertama jika menulis/memposting di akun media sosial mereka tentang sesuatu yang dianggap unik dan menarik untuk diperbincangkan.

Saat itu juga informasi tersebut langsung dipenuhi komentar warganet lainnya hingga terus menyebar jika dibagi-bagikan oleh netizen.

Di balik itu, terkadang ada kegalauan bagi para pekerja media (wartawan) akan informasi yang akan ditulis karena sudah lebih dulu muncul di media sosial yang mungkin sudah dikomentari ratusan orang dan disukai ribuan orang.

Tapi ternyata itu bukan menjadi masalah untuk pers berkarya, sebab warganet itu bukanlah pesaing jurnalis.

"Warganet bukan pesaing dan tidak menjadi persaingan, kalau ada menganggap persaingan berarti wartawannya tidak berbobot," kata Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Jambi, Saman SPt dihubungi Antara, Rabu (31/1).

Sebab itu, kata Saman, peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2018 tingkat Provinsi Jambi adalah momentum meningkatkan profesionalisme pers sehingga jurnalis-jurnalis bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal menyajikan informasi.

Menurut Saman, pers profesional adalah yang patuh pada kode etik jurnalistik, patuh hukum dan berita yang disajikan berkualitas. Sebab jika tidak profesional di era digital seperti saat ini, maka karya jurnalis tidak diminati masyarakat karena dianggap tidak memenuhi kebutuhan.

"Rangkaian HPN yang kita laksanakan adalah sebagai upaya agar pers di Jambi profesional. Intinya tetap berpegang pada kode etik," ujarnya.

Media sosial, dijelaskan Saman, ketika menyampaikan informasi tidaklah dengan kualitas. Tapi seorang jurnalis tentu menyajikan berita dengan tata cara penulisan yang berbeda, mendalam dan akurat yang memang dibutuhkan masyarakat.

Sebab itu warganet bukanlah menjadi saingan pers yang harus dikalahkan jurnalis, namun tidak salah jika seorang jurnalis terus berupaya menyajikan yang terbaik agar tidak kalah dengan berita-berita di medsos.

Saman mencontohkan jika warganet menyampaikan berita tentang kecelakaan lalu lintas, seorang jurnalis tentu tidak menyampaikan hal itu juga yang menjadi judul utama. Tapi baiknya menyampaikan isinya dengan akurat, agar lebih berbobot dari berita di medsos.

"Yang terpenting kita jangan sekali-kali membuat berita tidak sesuai fakta (bohong). Itu yang harus dihindari," tegasnya.

Informasi kalah cepat dengan medsos mungkin iya terjadi, tapi kata Saman setidaknya pers mempunyai keunggulan lebih jika dalam penyajian berita baik dimedia cetak, televisi maupun dalam jaringan (daring) lebih akurat dan disajikan dengan isi yang lebih dalam.

"Yang mempunyai kemampuan memproduksi berita itu ya jurnalis, kalau informasi medsos itu hanya menang cepat namun tidak akurat. Jadi jurnalis harus yakin dengan karyanya," kata Saman.

Komitmen PWI sukseskan HPN

Peringatan HPN di Jambi direncanakan digelar di rumah dinas gubernur Jambi, pada Sabtu (3/2) mendatang.

PWI Provinsi Jambi sebagai penyelanggara berkomitmen menyukseskan perhelatan tersebut dengan mematangkan berbagai persiapan mulai dari tempat, undangan dan persiapan-persiapan lainnya.

Sebelum peringatan, PWI Jambi melakukan roadshow ke beberapa kepala daerah di Jambi serta pihak swasta dalam rangka menyosialisasikan peringatan HPN yang direncanakan dihadiri langsung Gubernur Jambi Zumi Zola serta bupati/walikota di Jambi.

Semua panitia bekerja keras dalam menyukseskan HPN di Jambi, sebelum akhirnya beberapa delegasi Jambi menghadiri puncak peringatan HPN 2018 di Padang, Sumatera Barat, pada 9 Februari mendatang

HPN dinilai bersejarah, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 5 tahun 1985, pers nasional Indonesia mempunyai sejarah perjuangan dan peranan penting dalam melaksanakan pembangunan sebagai pengamalan Pancasila.

Dalam peringatan HPN di Jambi, PWI Jambi juga mengkampanyekan undang-undang pers sebagai upaya mengingatkan semua pihak terutama jurnalis akan regulasi yang harus terus dipatuhi.

Selain itu, PWI Jambi juga akan memberikan penghargaan kepada beberapa kepala daerah dan pihak swasta yang dikemas dalam "PWI Jambi Award".

Tidak hanya itu, PWI Jambi juga menyelenggarakan lomba karya tulis jurnalistik bagi anggota PWI bertema "HPN dan Persiapan Peringatan di Provinsi Jambi".

Menurut Ketua PWI Provinsi Jambi, Saman SPt, beberapa kepala daerah dan beberapa perusahaan serta beberapa tokoh akan menerima "PWI Jambi Award" saat peringatan HPN di Jambi.

Mereka yang diberikan penghargaan adalah orang-orang yang memberi sumbangsih besar terhadap kemajuan di Jambi.

"Dasar pikiran kita seperti itu, mainset kita media itu mandiri, tidak tergantung terhadap kepala daerah maupun perusahaan atau dekat dengan wartawan. Pers itu bagian dari masyarakat, sebab itu mereka yang memberikan sumbangsih atas kemajuan Jambi patut kita hargai," jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris PWI Provinsi Jambi, Hery Rawas mengatakan persiapan HPN di Jambi sudah 90 persen, dirinya menyakini peringatan HPN di Jambi nantinya memiliki makna tersendiri bagi insan pers dan mampu memotivasi kinerja pers ke depan.

Hery juga mengatakan, perhelatan HPN di Jambi adalah upaya meningkatkan profesionalisme jurnalis di era digital, yang menunjukan bahwa kemajuan teknologi bukanlah penghalang bagi jurnalis untuk berkarya.

"Output-nya diharapkan pers di Jambi makin profesional dan berjaya. Itu salah satu harapan kita dalam peringatan HPN di Jambi," kata Hery.

Provinsi Jambi sendiri pernah menjadi tuan rumah HPN pada tahun 2012 lalu dan dihadiri Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) serta Ibu Ani Yudhoyono dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II.

Saat itu, panitia di Jambi termasuk PWI mampu menyukseskan perhelatan akbar tersebut, diharapkan pada peringatan HPN tingkat Provinsi Jambi 3 Februari nanti, sejarah sukses penyelanggaraan akan kembali terulang. Selamat HPN 2018.***

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018