Jambi, Antaranews Jambi - Replika pesawat terbang Catalina RI 005 menjadi ikon Museum Perjuangan Jambi yang dipajang di halaman depan bangunan megah di kawasan Benteng, Jalan Slamet Riyadi Kota Jambi.
Pesawat itu merupakan bagian dari sejarah perjuangan di Jambi. Catalina disewa oleh Dewan Pertahanan Daerah Jambi dari seorang mantan penerbang RAAF (Royal Australian Air Force) bernama Kobley, untuk kepentingan perjuangan mempertahankan dan melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tugasnya adalah membawa senjata, makanan, pakaian, dan perlengkapan militer atau petugas militer dan sipil yang menghubungkan antara Kota Jambi, Bukit Tinggi, Prapat, Banda Aceh, Tanjung Karang, Jogjakarta dan Singapura.
Pesawat Catalina RI 005 dalam penerbangannya mengalami kecelakaan dan jatuh di Sungai Batanghari dekat Desa Sijinjang pada tanggal 29 Desember 1948.
Baca juga: Ruang ethnografi Museum Siginjai tampilkan budaya Jambi
Baca juga: Museum Siginjai simpan 3.373 koleksi benda bersejarah
Museum Perjuangan Jambi seluruh koleksinya merupakan benda-benda bersejarah dalam perjuangan masyarakat Jambi menghadapi penjajahan Belanda.
Sejumlah persenjataan dipergunakan pada perang kemerdekaan tahun 1945-1950, seperti senapan, pistol vickers, senjata mesin ringan, dan senjata lain.
Salah satu yang khas adalah senjata rakitan tangan atau "kecepek" yang digunakan oleh Kompi II Batalyon Cindur Mato pada 1948.
Baca juga: Pengunjung museum Siginjei Jambi mencapai 22.547 orang
Baca juga: Melihat Lebih Dekat Aksara Incung Di Museum Jambi
Pendirian Museum Perjuangan Rakyat Jambi diprakarsai oleh Dewan Harian Daerah Angkatan 45 (DHD-45) bersama Pemerintah Daerah Provinsi Jambi yang saat itu dipimpin Drs H Abdurrahman Sayoeti. Tujuannya untuk menghimpun dan melestarikan benda-benda beserta kelengkapan yang digunakan para pejuang Jambi dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. ***(Berbagai Sumber)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018
Pesawat itu merupakan bagian dari sejarah perjuangan di Jambi. Catalina disewa oleh Dewan Pertahanan Daerah Jambi dari seorang mantan penerbang RAAF (Royal Australian Air Force) bernama Kobley, untuk kepentingan perjuangan mempertahankan dan melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tugasnya adalah membawa senjata, makanan, pakaian, dan perlengkapan militer atau petugas militer dan sipil yang menghubungkan antara Kota Jambi, Bukit Tinggi, Prapat, Banda Aceh, Tanjung Karang, Jogjakarta dan Singapura.
Pesawat Catalina RI 005 dalam penerbangannya mengalami kecelakaan dan jatuh di Sungai Batanghari dekat Desa Sijinjang pada tanggal 29 Desember 1948.
Baca juga: Ruang ethnografi Museum Siginjai tampilkan budaya Jambi
Baca juga: Museum Siginjai simpan 3.373 koleksi benda bersejarah
Museum Perjuangan Jambi seluruh koleksinya merupakan benda-benda bersejarah dalam perjuangan masyarakat Jambi menghadapi penjajahan Belanda.
Sejumlah persenjataan dipergunakan pada perang kemerdekaan tahun 1945-1950, seperti senapan, pistol vickers, senjata mesin ringan, dan senjata lain.
Salah satu yang khas adalah senjata rakitan tangan atau "kecepek" yang digunakan oleh Kompi II Batalyon Cindur Mato pada 1948.
Baca juga: Pengunjung museum Siginjei Jambi mencapai 22.547 orang
Baca juga: Melihat Lebih Dekat Aksara Incung Di Museum Jambi
Pendirian Museum Perjuangan Rakyat Jambi diprakarsai oleh Dewan Harian Daerah Angkatan 45 (DHD-45) bersama Pemerintah Daerah Provinsi Jambi yang saat itu dipimpin Drs H Abdurrahman Sayoeti. Tujuannya untuk menghimpun dan melestarikan benda-benda beserta kelengkapan yang digunakan para pejuang Jambi dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. ***(Berbagai Sumber)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018