Jambi (Antaranews Jambi) - Pemprov Jambi terus berusaha mendorong pembangunan hilirisasi dan komoditi perkebunan, pertanian dan perikanan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah itu yang umumnya bermata pencaharian di sektor tersebut.

Apalagi sektor pertanian, perikanan dan perkebunan menjadi penyumbang terbesar dalam perekonomian Jambi, yang diharapkan berimbas pada peningkatan pendapatan daerah serta peningkatan kesejahteraan petani.

Sebab itu untuk mendukung hilirisasi, Provinsi Jambi melakukan berbagai upaya kerjasama dengan pihak terkait dalam pembangunan infrastruktur pendukung seperti pelabuhan, jalan, jembatan dan listrik.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jambi, M Dianto mengatakan hilirisasi sektor pertanian, perkebunan dan perikanan diyakini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan pembangunan di daerah itu.

"Proses hilirisasi atau industri guna setiap bahan baku yang dihasilkan dari daerah Jambi diharapkan semakin mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya dalam seminar ekonomi di Jambi belum lama ini.

Dianto mengatakan saat ini Provinsi Jambi masih membutuhkan berbagai upaya bersama dalam pembangunan perekonomian masyarakat dan pembangunan infrastruktur di daerah itu.

"Belum optimalnya komoditi pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan yang dihasilkan petani dan pelaku usaha di Jambi karena nilai tambah produk tersebut masih kurang," kata Dianto.

Dijelaskannya sektor pertanian, perikanan, kehutanan dan perkebunan tersebut mampu dioptimalkan agar berkontribusi nyata dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

"Juga belum besar kontribusi terhadap PAD dan belum meningkatnya kesejahteraan petani disebabkan penjualan masih dalam keadaan bahan mentah," kata Dianto menjelaskan.

Komiditas seperti karet, kelapa sawit maupun batubara belum banyak hilirisasi, namun Pemprov Jambi telah memberi kemudahan bagi investor menanamkan modalnya di Jambi.

Menurutnya lagi, keadilan serta pemerataan pembangunan membutuhkan kerjasama antara pemerintah dengan pelaku ekonomi, pemangku kepentingan dan lembaga keuangan.

Seperti memberikan sistem kredit yang berpihak pada sektor riil perkebunan, tanaman pangan, peternakan, perikanan, industri rumah tangga dan ekonomi kreatif.

"Sebab itu kita juga butuh komitmen bersama serta mengedepankan prinsip pembangunan inklusif (terbuka) dan berkeadilan," katanya.

Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Perkebunan Tahun 2019, di salah satu hotel di Jambi, Selasa (12//3) kemarin, Sekda juga minta Dinas Perkebunan Provinsi Jambi selaku leading sektor musrenbang perkebunan bekerjasama dengan semua pihak yang ikut serta dalam musrenbang untuk memikirkan hilirisasi dan diversifikasi produk perkebunan di Jambi.

Upaya mendorong hilirasasi komoditi Provinsi Jambi, baik karet maupun kelapa sawit serta komoditi lainnya, salah satu dengan memermudah proses perizinan sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat dan mengusahakan pembangunan pelabuhan di Jambi agar pengiriman produk dari lebih praktis dan tidak berbiaya tinggi.

"Hilirisasi produk terutama karet dan kelapa sawit juga sangat penting karena harga karet dan sawit sangat tergantung dengan harga di luar negeri. Salah satu cara hilirisasi yang sedang dikaji saat ini adalah mencampur karet dengan aspal," kata Dianto.

Untuk komoditi karet, selain hilirisasi, Sekda juga mengatakan sangat penting bahan olahan karet (bokar) yang bersih karena pihak pengusaha pabrik karet sering komplain tentang adanya bokar yang relatif tidak bersih, yang tentunya akan mempengaruhi harga karet.

Terkait diversifikasi (keberagaman) produk perkebunan, Sekda mengatakan hal itu menjadi penting, sebab ketika harga komoditi utama terutama karet dan kelapa sawit anjlok, petani masih ditopang oleh adanya keberagaman komoditi, termasuk dengan adanya tanaman sela.

Sementara untuk meningkatkan produktivitas komoditi perkebunan, Sekda mengatakan Pemprov Jambi juga berusaha melakukan peremajaan komoditas perkebunan dengan bekerjasama dengan pembenihan dengan lembaga penelitian.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Agus Rizal mengatakan ada tujuh komoditi perkebunan unggulan Provinsi Jambi. Yakni karet, kelapa, kelapa sawit, cassiavera, kopi, pinang dan kakao. Selain ketujuh komoditi tersebut, juga akan didorong komoditi cengkeh.

Agus Rizal menjelaskan berbagai upaya telah dilakukan dalam meningkatkan pembangunan subsektor perkebunan.

Seperti perbenihan dan produksi, pembenahan pemasaran, pengembangan dan penyuluhan perkebunan, pembenahan sarana dan sarana perkebunan dan mengatasi hama dan penyakit tanaman, serta mendorong petani untuk membuat pupuk organik dan pestisida ramah lingkungan

Siapkan Komoditi Unggulan

Gubernur Jambi Zumi Zola diberbagai kesempatan mengatakan pemerintahannya akan menyiapkan komoditi unggulan untuk persiapan hilirisasi dalam mendukung pengembangan pelabuhan di wilayahnya.

"Guna mendukung pemanfaatan pelabuhan yang akan dikembangkan, kita harus juga mempersiapkan komoditi unggulan daerah kita," kata Zola.

Komoditi yang harus dimaksimalkan produksinya itu kata Zola seperti karet, sawit dan kayu manis Kerinci yang sudah diakui memiliki kualitas terbaik di dunia serta kopi dan pinang.

"Dalam waktu dekat harapan kita kepada Kementerian Perhubungan adalah pengembangan pelabuhan, karena ini menyangkut perekonomian warga," ujarnya.

Zola mengaku sudah menghadap Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, guna berkoordinasi terkait pengembangan Sektor Perhubungan Jambi ke depan sebagi upaya menciptakan hilirisasi.

Dari pertemuan bersama Menhub itu, Zola mengatakan Jambi dipandang sangat potensial sekali untuk pengembangan perekonomian secara khusus di sektor Perhubungan.

Salah satunya pengembangan Pelabuhan Muarasabak di Kabupaten Tanjungjabung Timur milik Pelindo dengan luas lahan 300 hektare. Dimana pengembangan juga sudah dikoordinasikan bersama Menko Perekonomian.

Khusus komoditi karet yang menjadi komoditi utama Provinsi Jambi sering mengalami masalah, terutama fluktuasi harga yang menjadi tantangan berat dalam usaha perkebunan karet.

Pemprov pun berusaha untuk mengupayakan solusi untuk mengangkat dan menstabilkan harga karet alam Jambi. Hilirisasi karet menjadi jalan keluar yang dianggap paling tepat untuk menjawab permasalahan harga karet tersebut.

Zola juga sudah mengadakan pertemuan dengan asosiasi pengusaha karet Jambi untuk menerima masukan dari para pelaku usaha karet, guna mendorong hilirisasi karet dan meningkatkan harga karet alam itu.

Zola juga memberikan arahan khusus tentang upaya hilirisasi karet kepada tim terdiri dari Dinas Perkebunan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Biro Perekonomian dan Sumber Daya Alam dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).

Menindaklanjuti arahan Zola tersebut, tim terpadu OPD merumuskan bahwa pengembangan karet Jambi diarahkan pada pembuatan kompon padat yang dijadikan bahan vulkanisir ban, spare part kendaraan bermotor, seal gas tabung gas rumah tangga dan kebutuhan rumah tangga lainnya yang berbahan karet dari kompon.

Selain itu, saat ini sedang digodok Pergub Jambi tentang pemanfaatan aspal karet untuk pembangunan infrastruktur jalan dalam daerah Provinsi Jambi.

Dengan berbagai upaya hilirisasi, tanaman unggulan Provinsi Jambi itu tetap bisa menjadi salah satu tumpuan perekonomian masyarakat.

Dengan demikian kebun karet di Jambi seluas 669.521 hektare dengan jumlah petani pekebun sebanyak 623.651 orang, tetap memberikan kontribusi yang sangat penting bagi perekonomian Provinsi Jambi.

Sejauh ini, hilirisasi karet di Provinsi Jambi telah diimplementasikan di Muarojambi, Bungo dan Sarolangun. Yakni mengolah karet menjadi seat angin dan ban.

Meskipun di Jambi masih tergolong hilirisasi, namun hilirisasi mini dibeberapa kabupaten itu menjadi contoh yang akan terus dikembangkan.***

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018