Palembang, (Antaranews Jambi) - Proyek infrastruktur kereta api ringan atau "Light Rail Transit" (LRT) di Palembang akan melalui serangkaian uji kelayakan keselamatan penumpang sebelum dipastikan dapat digunakan sebagai angkutan massal.
Dirjen Keselamatan Perkeretaapian Kemenhub Edi Nursalam di Palembang, Jumat, mengatakan, pemerintah mengawal proyek ini mulai dari pembangunannya agar memenuhi standar keselamatan penumpang.
"Mulai dari kontruksi hingga operasionalnya akan dipantau terus. Termasuk sarana dan prasarananya," kata Edi yang dijumpai sebelum acara seremoni menerima kedatangan trainset (rangkaian kereta) di Pelabuhan Boom Baru Palembang.
Edi mengatakan LRT Palembang ini membutuhkan perhatian khusus karena menggunakan teknologi yang relatif canggih.
Jalur rel kereta menggunakan teknologi terbaru sehingga listrik tidak di-input dari bagian atas seperti KRL, tapi LRT Palembang menggunakan pasokan listrik dari bagian bawah, yakni tepatnya diinstal di bawah rel.
Selain itu, karena LRT Sumsel ini jalur relnya layaknya jalan layang sehingga untuk standar keselamatan harus menyediakan jalan di sebelah kiri dan kanan sebagai antisipasi kejadian mogok.
"Nanti penumpang bisa turun melalui jalan itu, tidak melewati bawa rel karena berbahaya mengingat ada instalasi listrik di sana," kata dia.
Ia mengatakan setelah proyek LRT ini selesai akan dilakukan uji coba sekaligus penilaian keselamatan. Dalam penilaian itu akan dilihat interaksi antara sarana dan prasarana, dan interaksi antara sarana dan penumpang.
"Selain itu, juga SDM-nya yang mengoperasikan LRT karena ada standarnya juga," kata dia.
Proyek LRT Sumsel sepanjang 23,4 kilometer saat ini sudah mencapai progres penyelesaian 89,1 persen atau melebihi target dari seharusnya 84,84 persen.
LRT Palembang diharapkan dapat selesai pada Juli 2018 atau sebelum perhelatan Asian Games 2018 pada 18 Agustus 2018.
Meski dikejar waktu Menhub Budi Karya Sumadi menekankan tidak boleh mengabaikan standar keselamatan penumpang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018
Dirjen Keselamatan Perkeretaapian Kemenhub Edi Nursalam di Palembang, Jumat, mengatakan, pemerintah mengawal proyek ini mulai dari pembangunannya agar memenuhi standar keselamatan penumpang.
"Mulai dari kontruksi hingga operasionalnya akan dipantau terus. Termasuk sarana dan prasarananya," kata Edi yang dijumpai sebelum acara seremoni menerima kedatangan trainset (rangkaian kereta) di Pelabuhan Boom Baru Palembang.
Edi mengatakan LRT Palembang ini membutuhkan perhatian khusus karena menggunakan teknologi yang relatif canggih.
Jalur rel kereta menggunakan teknologi terbaru sehingga listrik tidak di-input dari bagian atas seperti KRL, tapi LRT Palembang menggunakan pasokan listrik dari bagian bawah, yakni tepatnya diinstal di bawah rel.
Selain itu, karena LRT Sumsel ini jalur relnya layaknya jalan layang sehingga untuk standar keselamatan harus menyediakan jalan di sebelah kiri dan kanan sebagai antisipasi kejadian mogok.
"Nanti penumpang bisa turun melalui jalan itu, tidak melewati bawa rel karena berbahaya mengingat ada instalasi listrik di sana," kata dia.
Ia mengatakan setelah proyek LRT ini selesai akan dilakukan uji coba sekaligus penilaian keselamatan. Dalam penilaian itu akan dilihat interaksi antara sarana dan prasarana, dan interaksi antara sarana dan penumpang.
"Selain itu, juga SDM-nya yang mengoperasikan LRT karena ada standarnya juga," kata dia.
Proyek LRT Sumsel sepanjang 23,4 kilometer saat ini sudah mencapai progres penyelesaian 89,1 persen atau melebihi target dari seharusnya 84,84 persen.
LRT Palembang diharapkan dapat selesai pada Juli 2018 atau sebelum perhelatan Asian Games 2018 pada 18 Agustus 2018.
Meski dikejar waktu Menhub Budi Karya Sumadi menekankan tidak boleh mengabaikan standar keselamatan penumpang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018