Jambi, Antaranews Jambi  - Inovasi dewasa ini sudah menjadi suatu kebutuhan bahkan sebuah keniscayaan bagi kepala daerah dalam menjalankan roda pemerintahannya. Geliat dan spirit birokrasi akan menjadi semakin laju dan padu mencapai visi dan misi.

Setidaknya hal itu sudah mencerminkan kondisi Pemerintahan Kota Jambi saat ini. Berbagai inovasi terus dibangun jajaran Pemerintah Kota Jambi guna mengimplementasikan programnya ditengah-tengah masyarakat. Kota Jambi pada awal tahun 2015 lalu sudah mencanangkan program One Institution one Innovation (satu institusi minimal harus melahirkan satu inovasi).

Dari sekian banyak inovasi yang lahir dari jajaran Pemerintah Kota Jambi, salah satunya adalah inovasi unggulan pemberdayaan masyarakat, yaitu program Bangkit Berdaya dan Kampung Bantar.

Kampung Bantar (Bersih, Aman, Pintar) dan Bangkit Berdaya (bangun kelurahan secara intensif terpadu), kedua program ini memiliki konsep pelibatan secara aktif peran masyarakat, sejak dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan. Program ini berdampak langsung pada kebersamaan, gotong royong, sosial, ekonomi, fisik dan infrastruktur sarana prasarana dan utilitas lingkungan.

Khusus untuk program Bangkit Berdaya yang sudah dirasakan manfaatnya di 11 kecamatan dalam Kota Jambi ternyata saat ini telah mendunia, dikenal luas secara internasional dan diakui sebagai inovasi sosial inspiratif dibidang pemberdayaan partisipasi masyarakat. Bangkit Berdaya mampu membawa nama Tanah Pilih Kota Jambi mendunia, dan memperoleh penghargaan Internasional karena sukses menggerakan partisipasi masyarakat perkotaan dalam pembangunan.

Pengakuan dunia internasional tersebut ditandai dengan diterimanya penghargaan IOPD (International Observatory on Participatory Democracy) Awards Recognition 2017, yang berlangsung dalam acara 17th Conference IOPD yang di Montreal Quebec Kanada, 2017 lalu.

Penghargaan itu sekaligus menempatkan Kota Jambi sebagai 30 besar kota terbaik dari 7.000 kabupaten/ kota di dunia yang memiliki inovasi sosial inspiratif, yang secara khusus mengedepankan peran serta dan partisipasi komunitas masyarakat.

IOPD menilai inovasi Bangkit Berdaya dapat menjadi role model bagi pengalaman demokrasi partisipatif dalam skala lokal di tataran dunia internasional, tanpa ada kelompok masyarakat yang dikecualikan. Hal itu sangat beralasan karena di beberapa wilayah di dunia, partisipasi warga dalam kehidupan demokrasi hampir tidak banyak terlihat. Sehingga sangat tepat inovasi Bangkit Berdaya menjadi inovasi kreatif dalam penguatan peran masyarakat tanpa pengecualian, selain juga dinilai sangat efektif dalam mengakselerasi pembangunan utilitas dan infrastruktur masyarakat, berdasarkan partisipasi masyarakat (gotong royong) secara tepat sasaran, tepat waktu dan efektifitas penggunaan anggaran.

Dalam program ini, warga masyarakat memanfaatkan Bangkit Berdaya untuk membangun jalan lingkungan rabat beton dan sebagainya. Melalui program itu, Pemkot memberikan bantuan material pembangunan yang selanjutnya akan dilaksanakan pekerjaannya secara gotong royong oleh warga.

Warga RT 26 Kelurahan Palmerah, Asni menyebutkan bahwa jalan di tempatnya sudah tidak becek lagi. Dulu kata dia, kendaraan sulit lewat di tempatnya karena jalannya rusak. Namun kini berkat Bangkit Berdaya, jalan tersebut sudah di cor beton.

"Rata-rata jalan kami sudah cor, tinggal sedikit lagi yang belum tapi masih bagus kondisinya," katanya.

Senada dengan Asni, Ketua RT 26 Kelurahan Pal Merah, Nasrun, mengatakan bahwa di wilayahnya sudah merasakan program Bangkit Berdaya itu sejak tahun 2016 lalu. Dimana pada saat itu warga mengajukan pengecoran jalan sepanjang 150 meter dan lebar 4 meter. Pada saat itu, warga bergotong-royong membangun jalan tersebut. Hingga kini jalan itu masih terlihat sangat bagus, karena berkonstruksi cor beton. Selain itu masyarakat juga merasa memiliki dengan tidak melewati jalan tersebut dengan muatan yang berlebihan.

"Mungkin masyarakat merasa memiliki karena mereka yang membangun jalan ini sendiri, sehingga mereka tidak ingin jalannya cepat rusak," kata Nasrun, Selasa, (8/5).

Nasrun menambahkan tahun 2018 ini wilayahnya juga mendapat alokasi Bangkit Berdaya dengan usulan pembangunan jalan cor sepanjang 100 meter.

"Selain dari bangkit berdaya kami juga banyak mendapatkan alokasi pembangunan dari dinas PU sehingga rata-rata jalan di wilayah kami sudah dicor," terangnya.

Nasrun menjelaskan, dulu jalan di wilayahnya sangat jelek dan becek, apalagi saat musim hujan tiba. Banyak warga yang mengeluhkan kondisi jalan tersebut. Namun 3 tahun terakhir pemerintah Kota Jambi memberikan perhatian yang cukup banyak di RT 26. Sehingga jalan yang dulunya becek dan rusak sekarang sudah dicor.

"Pokoknya kami merasa memang tinggal di perkotaan, karena jalan sudah lebar, lampu penerangan juga sudah dipasang," katanya.

Nasrun mengatakan di wilayahnya kini juga sudah memiliki Pos Kamling. Selain itu sebagian wilayahnya juga digunakan untuk tanaman Hidroponik. Untuk itu dirinya berupaya mempersiapkan diri untuk ikut dalam program Kampung Bantar. Sehingga nantinya infrastruktur yang sudah dibangun tersebut dapat dijaga oleh masyarakat dengan baik, dengan menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan.

Sementara itu Ketua RT 15 Kelurahan Eka Jaya, Kecamatan Palmerah, Sutambah mengatakan bahwa wilayahnya sudah masuk dalam program Kampung Bantar. Bahkan wilayahnya menjadi juara 1 dalam perlombaan tersebut.

"Kami juara 1 lomba Kampung Bantar tahun 2017, dan mendapatkan hadiah Rp10 juta dari Pemkot Jambi. Saat ini Kami sedang mempersiapkan untuk Kampung Bantar Kencana tahun 2019," katanya.

Sutambah mengatakan dulu di wilayahnya sangatlah gersang. Di mana tidak ada tanaman di pekarangan perumahan. Namun kini dengan adanya Kampung Bantar kesadaran masyarakat semakin baik akan kebersihan lingkungan. Selain itu warga sekarang sudah mulai menanam tanaman seperti bunga, sayur-sayuran, tanaman obat-obatan di pekarangan rumah mereka. Sehingga hal tersebut selain menambah estetika juga menambah keindahan sekitarnya.

Kata Sutambah, selain menjadi juara 1 lomba Kampung Bantar wilayahnya juga menjadi juara 1 Taman Swadaya terbaik. Diwilayahnya juga sudah terdapat Pos Kamling dan Balai Pertemuan. "Puskesmas Pembantu juga ada disini," katanya.

Selain Kampung Bantar, program Bangkit Berdaya juga sangat membantu masyarakat. Di mana warga masyarakatnya bergotong-royong membangun infrastruktur di wilayahnya, seperti Balai Pertemuan, gotong royong membersihkan drainase, tempat ibadah, pekarangan dan lain-lain. Selain itu warga di sana juga aktif menggelar pengajian, kegiatan Pemuda dan lainnya.

"Intinya masyarakat sangat peduli dengan lingkungannya. Total warga kami ada 130 KK, jadi sangat besar, karena program ini jadi kompak semua," katanya.

Pada tahun 2018 ini, RT 15 juga mendapat alokasi pembangunan dari dinas PU dengan pembangunan jalan Cor beton dan Jalan aspal.

"Kalau pembangunan di tempat kami ini sejak tahun 2016 sangat banyak sekali, mulai jalan, drainase, dan lampu penerangan jika sudah dipasang," ujarnya.

Ditempat lain, misalnya, keberhasilan program Bangkit Berdaya dan Kampung Bantar juga mulai dirasakan warga RT 56 Kelurahan Eka Jaya, Kecamatan Pal Merah.

Ketua RT 56, Hendro mengatakan selain lingkungan menjadi bersih, aman, masyarakat juga semakin kompak, hal itu karena interaksi terjalin dengan baik melalui gotong royong, penjagaan Pos Kamling dan lain sebagainya.

"Di RT 56 ada 166 KK, jadi warganya cukup besar," katanya.

Dampak lain dengan adanya Kampung Bantar, semua masyarakat merasakan pentingnya arti kebersihan dan kebersamaan, sehingga kampung terlihat bersih dan nyaman.

Hendro menambahkan, bahwa kepedulian sesama masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, kenyamanan, ketertiban, semakin baik. Hal itu karena masyarakat merasa memiliki, Sebab infrastruktur tersebut dibangun secara bersama sama. Selain itu di wilayahnya kini juga telah memiliki koperasi dan Bank Sampah sehingga hal tersebut dapat membantu ekonomi masyarakat.

"Infrastruktur seperti lampu jalan dan Pos Kamling juga tersedia berkat kekompakan masyarakat melalui bangkit berdaya," katanya.

Sementara itu Ketua Fraksi PDIP DPRD Kota Jambi Junedi Singarimbun mengatakan bahwa program Kampung Bantar dan Bangkit Berdaya sangat bagus. Hal ini karena menumbuhkan nilai gotong royong di tengah masyarakat, dimana pemerintah hanya memberikan bahan infrastruktur, sementara pengerjaan dilakukan oleh masyarakat.

"Kalau tidak salah program Bangkit berdaya itu, masyarakat bisa mengusulkan infrastruktur tak lebih dari Rp50 juta," katanya.

Dia mengatakan ke depan untuk infrastruktur yang tidak membutuhkan biaya besar, diharapkan bisa didanai menggunakan Bangkit Berdaya. Sehingga masyarakat tak perlu menunggu lama karena harus diusulkan melalui Musrenbang.

"Misalnya ada jalan rusak sepanjang 100 meter. Usulkan saja melalui Bangkit Berdaya, nanti dikerjakan oleh masyarakat sehingga tak perlu waktu lama," katanya.

Sementara itu, data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah  (Bappeda) Kota Jambi, disebutkan bahwa anggaran Program Bangkit Berdaya yang digagas Pemerintah Kota Jambi terus meningkat dari tahun ke tahun. Program ini di gulirkan pertama kali sejak 2015. Pada saat itu pilot project-nya di anggarkan Rp500 juta. Tahun kedua (2016,red) anggarannya ditingkatkan menjadi Rp4 miliar. Dan menginjak tahun ketiga (tahun 2017,red) anggaran Program Bangkit Berdaya menjadi Rp6,4 miliar, dan pada tahun 2018 ini, pemerintah kembali menanggarkan Rp6,4 miliar sama seperti tahun 2017.

Total pemerintah Kota Jambi telah menggulirrkan dana sebesar Rp17,3 miliar untuk program bangkit berdaya. Pemerintah mentargetkan anggaran Bangkit Berdaya Rp10 miliar, atau per kecamatan Rp1 miliar. (Humas)

 

Pewarta: -

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018