Chicago (Antaranews Jambi) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange sedikit lebih rendah pada akhir perdagangan  Jumat (Sabtu pagi WIB), tertekan penguatan dolar AS.

Namun, sengketa perdagangan antara Amerika Serikat dan negara-negara lainnya terus mendukung logam mulia, sehingga membatasi kejatuhan lebih lanjut.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus, turun 0,30 dolar AS atau 0,02 persen, menjadi ditutup pada 1.302,70 dolar AS per ounce.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, naik 0,19 persen menjadi 93,555 pada pukul 16.15 GMT.

Emas dan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar AS naik maka emas berjangka akan turun, karena emas yang diukur dengan dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.

Namun ketika para pemimpin G-7 bertemu di Kanada, ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan negara industri lainnya menarik perhatian orang-orang.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau telah menyatakan bahwa tindakan pembalasan, meskipun menyesalkan, diperlukan terhadap AS atas tarif Presiden Donald Trump terhadap Uni Eropa, Meksiko, dan Kanada.

Presiden Prancis Emmanuel Macron telah men-tweet, "enam negara G-7 lainnya bergabung membentuk pasar yang lebih besar daripada pasar Amerika ... Kami sekutu tidak dapat mengobarkan perang dagang satu sama lain."

Ketegangan geopolitik dan sengketa perdagangan sering menjadi faktor "bullish" untuk emas yang dianggap sebagai salah satu aset "safe haven".

Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 7,4 sen AS atau 0,44 persen, menjadi menetap di 16,741 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan Juli naik 5,4 dolar AS atau 0,6 persen, menjadi ditutup pada 905,70 dolar AS per ounce.***

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018