Wali Kota Jambi Syarif Fasha menegaskan, daerahnya hingga kini belum menetapkan kejadian luar biasa (KLB) kasus demam berdarah meskipun terjadi peningkatan korban meninggal dunia akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti itu.

"Belum, KLB belum ya, nanti status KLB itu saya menentukan, ritme kepastiannya nanti," kata Wali Kota Jambi Sy Fasha saat memimpin pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di Kecamatan Kotabaru, Jambi, Rabu.

Meskipun telah terjadi peningkatan jumlah korban meninggal dunia, namun penetapan KLB tersebut butuh kajian yang matang karena terkait dengan anggaran.

"Nanti kalau kita tetapkan KLB jadi panik masyarakat, jadi ada aturannya nanti, pokoknya nanti kami yang akan mengumumkan kalau itu sudah harus masuk ke ranah KLB," kata dia.

Sementara itu, berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Jambi jumlah penderita demam berdarah sejak periode Januari sampai 6 Maret 2019 mencapai 233 kasus dengan jumlah korban meninggal dunia mencapai 5 orang.
Wali Kota Jambi, Sy Fasha ikut melakukan fogging di pemukiman warga. (Foto/ist)


"Kasus tertinggi itu pada bulan Februari tahun ini, ini sudah kami laporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi Jambi," kata Kadis Kesehatan Kota Jambi Ida Yuliati.

Ida menjelaskan, Kota Jambi merupakan wilayah endemik wabah penyakit berbahaya yang disebabkan dari anyamuk aedes aegypti itu.

Pada 2018 periode Januari-Desember hanya terdapat 220 kasus dengan korban meninggal dunia satu orang. Kemudan pada 2017 jumlah penderita sebanyak 142 orang dengan korban meninggal dunia hanya satu orang.

Kondisi tersebut mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, sehingga dibutuhkan kerja semua pihak untuk memberantas perkembangan nyamuk Aedes aegypti itu, termasuk pula kesadaran masyarakat menerapkan pola hidup bersih.
 

Pewarta: Gresi Plasmanto

Editor : Nanang Mairiadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019