Ketua Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Jambi, Nofrans Eka Saputra mengatakan, calon legislatif yang maju dalam pemilihan umum harus memperkuat mentalnya untuk mengantisipasi depresi bila gagal.
"Selain memperkuat mental, juga harus bisa menerima kekalahan supaya tidak mengalami frustasi dan depresi," kata Nofrans dihubungi di Jambi, Kamis, terkait tips mengatasi depresi jika gagal menjadi legislator.
Dia menjelaskan, seorang caleg yang depresi itu bisa ditelisik pasti mengalami perjalanan panjang terkait psikoligisnya, misalnya telah mencalonkan berkali-kali dan terus mengalami kegagalan.
"Biasanya yang mengalami depresi itu permasalahan yang dihadapi sudah mencoba berkali-kali dan mengeluarkan biaya yang besar, namun gagal," katanya.
Selain diperlukan memperkuat mental dan menerima kekalahan, kata dia, keberadaan keluarga juga sangat diperlukan guna memberikan dukungan moril jika gagal menggapai impian menjadi seorang legislator.
"Keluarga juga sangat penting memberikan support, karena pernah ada kejadian yang gagal menjadi legislator itu sudah modalnya habis dan malah ditinggalin istrinya, tentu itu akan menambah depresi," ujarnya.
Untuk menjadi caleg kata dia, pasti diperlukan persiapan yang matang, baik secara mental maupun material.
Oleh sebab itu menurutnya, partai politik juga harus andil memberikan pendampingan dan penguatan kepribadian terhadap caleg-nya yang gagal dan mengalami frustasi.
"Partai politik jangan hanya waktu pencalonan saja melakukan pendampingan, tapi setelah selesai pemilihan juga harus dilakukan pendampingan agar tidak depresi," katanya.
Sementara itu, pemilihan umum serentak akan digelar 17 April 2019 mendatang. Selain pemilihan presiden, juga digelar pemilihan legislatif daerah hingga pusat.
Dalam pemilihan legislatif itu, banyak orang yang berlomba-lomba meraih dukungan dan simpatisan dari masyarakat. Tak sedikit pula mereka yang telah mengeluarkan modal yang besar.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019
"Selain memperkuat mental, juga harus bisa menerima kekalahan supaya tidak mengalami frustasi dan depresi," kata Nofrans dihubungi di Jambi, Kamis, terkait tips mengatasi depresi jika gagal menjadi legislator.
Dia menjelaskan, seorang caleg yang depresi itu bisa ditelisik pasti mengalami perjalanan panjang terkait psikoligisnya, misalnya telah mencalonkan berkali-kali dan terus mengalami kegagalan.
"Biasanya yang mengalami depresi itu permasalahan yang dihadapi sudah mencoba berkali-kali dan mengeluarkan biaya yang besar, namun gagal," katanya.
Selain diperlukan memperkuat mental dan menerima kekalahan, kata dia, keberadaan keluarga juga sangat diperlukan guna memberikan dukungan moril jika gagal menggapai impian menjadi seorang legislator.
"Keluarga juga sangat penting memberikan support, karena pernah ada kejadian yang gagal menjadi legislator itu sudah modalnya habis dan malah ditinggalin istrinya, tentu itu akan menambah depresi," ujarnya.
Untuk menjadi caleg kata dia, pasti diperlukan persiapan yang matang, baik secara mental maupun material.
Oleh sebab itu menurutnya, partai politik juga harus andil memberikan pendampingan dan penguatan kepribadian terhadap caleg-nya yang gagal dan mengalami frustasi.
"Partai politik jangan hanya waktu pencalonan saja melakukan pendampingan, tapi setelah selesai pemilihan juga harus dilakukan pendampingan agar tidak depresi," katanya.
Sementara itu, pemilihan umum serentak akan digelar 17 April 2019 mendatang. Selain pemilihan presiden, juga digelar pemilihan legislatif daerah hingga pusat.
Dalam pemilihan legislatif itu, banyak orang yang berlomba-lomba meraih dukungan dan simpatisan dari masyarakat. Tak sedikit pula mereka yang telah mengeluarkan modal yang besar.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019