Penggunaan jasa penyeberangan ketek (perahu bermotor) di Jambi saat bulan Ramadhan menurun, karena masyarakat lebih memilih berjalan kaki menggunakan jembatan penyeberangan.
“Saat ini penyeberangan masih sepi, karena banyak yang lebih memilih berjalan di jembatan gentala arasy itu,” kata penyedia layanan jasa penyeberangan perahu ketek Udin di Jambi, Minggu.
Ia mengatakan, masyarakat lebih memilih berjalan-jalan santai sambil menunggu waktu berbuka. Karena sebagian pengguna jasa penyeberangan tersebut merupakan pekerja yang hendak pulang ke rumah di sore hari.
Saat ini yang menggunakan jasa penyeberangan tersebut didominasi oleh warga yang membawa barang-barang bawaan.
Sepinya pengguna jasa penyeberangan tersebut berdampak terhadap menurunnya pendapatan penyedia jasa penyebrangan.
Biasanya pendapatan penyedia jasa penyeberangan dalam satu hari berkisar antara Rp100 ribu sampai dengan Rp150 ribu. Namun saat ini hanya mencapai Rp50 ribu sampai dengan Rp100 ribu.
Tarif jasa yang ditawarkan menggunakan jasa penyebrangan ketek tersebut cukup bervariasi. Untuk perseorangan dikenakan tarif sebesar Rp5.000, namun jika berkelompok, per orang dikenakan tarif sebesar Rp2.000.
Sedangkan untuk penyeberangan kendaraan roda dua dikenakan tarif sebesar Rp15.000.
Menurut Udin penggunaan jasa penyeberangan perahu ketek tersebut baru akan ramai dua pekan menjelang hari raya. Pasalnya pada hari itu banyak masyarakat dari Jambi seberang yang berbelanja. Sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan jasa penyeberangan untuk membawa barang-barang belanjaan.
Setiap penyedia jasa penyeberangan perahu ketek hanya boleh memberikan layanan jasa dalam rentang waktu tertentu. Waktu yang ditetapkan yakni dari pukul 06.00 wib -16.00 wib. Selanjutnya dari pukul 16.00 wib sampai dengan pukul 06.00 wib.
“Jadi kita tinggal pilih mau menyediakan jasa layanan penyeberangan di pukul berapa,” kata Udin menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019