Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi sedang mengembangkan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) untuk jalur lintasan atau koridor khusus gajah Sumatera di area Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) bekerjasama dengan PT Lestari Asri Jaya (LAJ).
Kepala BKSDA Provinsi Jambi, Rahmad Saleh di Jambi Senin, mengatakan BKSDA Jambi juga telah menggandeng berbagai pihak termasuk PT LAJ dalam upaya perlindungan terhadap gajah secara berkesinambungan.
"Pemerintah berkomitmen untuk melindungi ekosistem gajah dan melibatkan masyarakat serta berbagai pemangku kepentingan agar lebih efektif dan berkelanjutan," katanya dalam bincang santai bersama media yang difasilitasi PT Royal Lestari Utama (RLU).
Dijelaskannya, di lansekap Bukit Tigapuluh saat ini populasi gajah diperkirakan berjumlah 120 ekor. Selain mengembangkan Kawasan Ekositem Esensial untuk koridor gajah, BKSDA juga berencana membuat pagar listrik sebagai upaya menghindari konflik dengan manusia.
Sementara itu Direktur PT LAJ, Meizani Irmadhiany mengatakan Lestari Asri Jaya (LAJ) merupakan perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang bergerak di bidang pengembangan karet alam berkelanjutan di area seluas 61.000 hektare di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.
Meizani mengatakan LAJ memiliki visi untuk mengelola area tersebut secara lebih baik, termasuk melakukan konservasi dan pengembangan perkebunan karet yang mengedepankan aspek-aspek sosial dan ramah lingkungan.
"Salah satu komitmen LAJ dalam konservasi diwujudkan dalam Wildlife Conservation Area (WCA) yang merupakan area konservasi dan produksi, inisiatif LAJ bekerjasama dengan WWF yang bertujuan untuk memberikan area jelajah bagi gajah Sumatera yang terancam punah," kata Meizani.
Lanjutnya, kawasan WCA memiliki luas total 9.700 hektar. Lokasi WCA berbatasan dengan Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) dan berperan sebagai kawasan penyangga di bagian selatan TNBT yang menjadi habitat bagi berbagai satwa liar dan keanekaragaman hayati.
"Lansekap Bukit Tigapuluh adalah kantung gajah terbesar di Sumatera," kata Meizani.
LAJ saat ini bekerjasama dengan TNBT untuk memperkuat kawasan penyangga TNBT melalui kegiatan perlindungan kawasan, pengawetan flora dan fauna, restorasi ekosistem dan pemberdayaan masyarakat.
Melalui inisiatif WCA, LAJ dan mitranya berupaya membangun bersama program jangka panjang untuk menyediakan wilayah jelajah bagi gajah Sumatera yang terancam punah dan memitigasi terjadinya konflik gajah-manusia.
WCA juga ikut dalam mengembangkan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) untuk koridor gajah di area Bukit Tigapuluh tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019
Kepala BKSDA Provinsi Jambi, Rahmad Saleh di Jambi Senin, mengatakan BKSDA Jambi juga telah menggandeng berbagai pihak termasuk PT LAJ dalam upaya perlindungan terhadap gajah secara berkesinambungan.
"Pemerintah berkomitmen untuk melindungi ekosistem gajah dan melibatkan masyarakat serta berbagai pemangku kepentingan agar lebih efektif dan berkelanjutan," katanya dalam bincang santai bersama media yang difasilitasi PT Royal Lestari Utama (RLU).
Dijelaskannya, di lansekap Bukit Tigapuluh saat ini populasi gajah diperkirakan berjumlah 120 ekor. Selain mengembangkan Kawasan Ekositem Esensial untuk koridor gajah, BKSDA juga berencana membuat pagar listrik sebagai upaya menghindari konflik dengan manusia.
Sementara itu Direktur PT LAJ, Meizani Irmadhiany mengatakan Lestari Asri Jaya (LAJ) merupakan perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang bergerak di bidang pengembangan karet alam berkelanjutan di area seluas 61.000 hektare di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.
Meizani mengatakan LAJ memiliki visi untuk mengelola area tersebut secara lebih baik, termasuk melakukan konservasi dan pengembangan perkebunan karet yang mengedepankan aspek-aspek sosial dan ramah lingkungan.
"Salah satu komitmen LAJ dalam konservasi diwujudkan dalam Wildlife Conservation Area (WCA) yang merupakan area konservasi dan produksi, inisiatif LAJ bekerjasama dengan WWF yang bertujuan untuk memberikan area jelajah bagi gajah Sumatera yang terancam punah," kata Meizani.
Lanjutnya, kawasan WCA memiliki luas total 9.700 hektar. Lokasi WCA berbatasan dengan Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) dan berperan sebagai kawasan penyangga di bagian selatan TNBT yang menjadi habitat bagi berbagai satwa liar dan keanekaragaman hayati.
"Lansekap Bukit Tigapuluh adalah kantung gajah terbesar di Sumatera," kata Meizani.
LAJ saat ini bekerjasama dengan TNBT untuk memperkuat kawasan penyangga TNBT melalui kegiatan perlindungan kawasan, pengawetan flora dan fauna, restorasi ekosistem dan pemberdayaan masyarakat.
Melalui inisiatif WCA, LAJ dan mitranya berupaya membangun bersama program jangka panjang untuk menyediakan wilayah jelajah bagi gajah Sumatera yang terancam punah dan memitigasi terjadinya konflik gajah-manusia.
WCA juga ikut dalam mengembangkan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) untuk koridor gajah di area Bukit Tigapuluh tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019