Beberapa Temenggung Suku Anak Dalam (SAD) dari Kabupaten Tebo, Batanghari dan Tanjungjabung Barat mendukung penuh kerja aparat Kepolisian Daerah (Polda) Jambi dalam menangani kasus kriminalitas yang dilakukan oleh kelompok Serikat Mandiri Batanghari di bawah pimpinan Muslim yang juga ada terdapat sepuluh warga SAD ikut terlibat kasus hukum tersebut.
"Kami beberapa Temenggung telah menyampaikan kepada pihak kepolisian jika kami sangat mendukung penuh kinerja kepolisian dalam menangani kasus SMB tersebut meskipun ada warga kami yang ikut terlibat dalam kasus itu," kata Temenggung Tupang Besak yang didampingi Ketua Yayasan Orang Rimbo (Orik), Ahmad Firdaus, di Jambi, Selasa.
Kemudian Temenggung Tupang mengatakan, itu juga sangat berterimakasih kepada polisi yang telah menangkap ketua maupun anggota SMB. Walaupun ada keluarga kami yang ditahan di sini, kami tetap percayakan jika polisi memperlakukan keluarga kami dengan baik dan itu telah kami lihat langsung.
Selain Temenggung Tupang, Temenggung Apung dan Bujang Itam juga mengatakan jika mereka tidak terlibat maupun tergabung dalam kelompok SMB dan kami diancam akan dibunuh oleh anggota SMB jika keluar dari lokasi SMB sehingga kami ketakutan sekali dan kami ada di sana bukan berarti kami bergabung dengan mereka.
Pasca insiden penangkapan kelompok SMB, Temenggung Tupang juga berkata ada sekitar 40 orang warganya atau sekitar 14 KK yang mengalami trauma dan lari ke dalam hutan dan kondisi keluarganya tersebut saat ini mulai sakit-sakitan.
"Kami juga tidak punya makanan untuk dimakan, tidak punya rumah, tidak punya pakaian dan peralatan masak serta sekarang anak-anak kami tinggal di bawah pohon sawit dan berharap agar pihak kepolisian maupun pihak terkait untuk membantu keluarganya," kata Temenggung Tupang Besak.
Sementara itu pendamping SAD dari Yayasan Orang Rimbo (Orik), Ahmad Firdaus, mengatakan kedatangan mereka ke Polda Jambi untuk memastikan jika warga SAD dampingan mereka benar-benar di tahan di Mako Polda Jambi dan para temenggung itu sekarang sudah puas karena bisa bertemu dan melihat langsung keluarganya yang ditahan di Polda terlibat SMB.
Hasil pertemuan itu mereka sampaikan ke keluarga mereka di dalam hutan jika keluarga yang ditahan polisi kondisinya sehat dan baik-baik, kata Ketua Yayasan Orik, Ahmad Firdaus.
Para Temenggung yang datang ke Polda Jambi untuk bertemu sama Kapolda yang diwakili Dirreskrimum adalah Temenggung Apung, Tupang Besak, Bujang Itam dan Jelitai. Selain untuk menjenguk keluarga mereka yang diduga korban dari kelompok Serikat Mandiri Batanghari (SMB), kedatangan mereka bertujuan untuk beraudiensi dengan Kapolda Jambi dan mengklarifikasi terkait dugaan keterlibatan keluarga mereka dengan kelompok SMB.
"Kedatangan kami ke sini untuk memastikan jika keluarga kami ditahan dan diperlakukan dengan baik, mereka semua sehat dan baik," kata Temenggung Apung.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019
"Kami beberapa Temenggung telah menyampaikan kepada pihak kepolisian jika kami sangat mendukung penuh kinerja kepolisian dalam menangani kasus SMB tersebut meskipun ada warga kami yang ikut terlibat dalam kasus itu," kata Temenggung Tupang Besak yang didampingi Ketua Yayasan Orang Rimbo (Orik), Ahmad Firdaus, di Jambi, Selasa.
Kemudian Temenggung Tupang mengatakan, itu juga sangat berterimakasih kepada polisi yang telah menangkap ketua maupun anggota SMB. Walaupun ada keluarga kami yang ditahan di sini, kami tetap percayakan jika polisi memperlakukan keluarga kami dengan baik dan itu telah kami lihat langsung.
Selain Temenggung Tupang, Temenggung Apung dan Bujang Itam juga mengatakan jika mereka tidak terlibat maupun tergabung dalam kelompok SMB dan kami diancam akan dibunuh oleh anggota SMB jika keluar dari lokasi SMB sehingga kami ketakutan sekali dan kami ada di sana bukan berarti kami bergabung dengan mereka.
Pasca insiden penangkapan kelompok SMB, Temenggung Tupang juga berkata ada sekitar 40 orang warganya atau sekitar 14 KK yang mengalami trauma dan lari ke dalam hutan dan kondisi keluarganya tersebut saat ini mulai sakit-sakitan.
"Kami juga tidak punya makanan untuk dimakan, tidak punya rumah, tidak punya pakaian dan peralatan masak serta sekarang anak-anak kami tinggal di bawah pohon sawit dan berharap agar pihak kepolisian maupun pihak terkait untuk membantu keluarganya," kata Temenggung Tupang Besak.
Sementara itu pendamping SAD dari Yayasan Orang Rimbo (Orik), Ahmad Firdaus, mengatakan kedatangan mereka ke Polda Jambi untuk memastikan jika warga SAD dampingan mereka benar-benar di tahan di Mako Polda Jambi dan para temenggung itu sekarang sudah puas karena bisa bertemu dan melihat langsung keluarganya yang ditahan di Polda terlibat SMB.
Hasil pertemuan itu mereka sampaikan ke keluarga mereka di dalam hutan jika keluarga yang ditahan polisi kondisinya sehat dan baik-baik, kata Ketua Yayasan Orik, Ahmad Firdaus.
Para Temenggung yang datang ke Polda Jambi untuk bertemu sama Kapolda yang diwakili Dirreskrimum adalah Temenggung Apung, Tupang Besak, Bujang Itam dan Jelitai. Selain untuk menjenguk keluarga mereka yang diduga korban dari kelompok Serikat Mandiri Batanghari (SMB), kedatangan mereka bertujuan untuk beraudiensi dengan Kapolda Jambi dan mengklarifikasi terkait dugaan keterlibatan keluarga mereka dengan kelompok SMB.
"Kedatangan kami ke sini untuk memastikan jika keluarga kami ditahan dan diperlakukan dengan baik, mereka semua sehat dan baik," kata Temenggung Apung.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019