Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan pada malam peringatan Hari Santri di Lapangan Banteng, Jakarta, Senin malam, meminta para santri dapat menebarkan Islam kasih sayang.

Habib Jindan dalam acara Santriversary itu mengatakan para santri dapat berakhlak baik yang merupakan cerminan dari ilmu agamanya.

"Ilmu dan agama yang asli akan memunculkan sikap tawadhu dan penuh kasih sayang kepada sesama" kata dia.

Soal menggali ilmu agama, Jindan mengimbau santri berhati-hati dalam memilih guru. Karena banyak ustadz saat ini yang materinya justru memprovokasi.

Kepada sekitar dua ribu santri yang hadir, dia menekankan pentingnya ilmu bagi kehidupan berbangsa dan bernegara secara damai.

“Ilmu dan takut kepada Allah itu tak terpisahkan. Yang mengklaim berilmu tetapi tidak tercermin dalam sikap maka ilmunya palsu," kata dia.

Peringatan malam Santriversary dalam rangka Hari Santri Nasional itu dihadiri Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, utusan kedutaan besar negara sahabat serta para pengasuh pesantren dari berbagai daerah di Indonesia.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin mengatakan pesantren adalah center of excellent yang menjadi pusat pendidikan, keagamaan dan kebangsaan.

Kamaruddin mengatakan apabila perihal agama ada di tangan santri seperti saat ini maka Indonesia akan meraih kedamaian. “Karena cinta Tanah Air dan moderasi beragama telah sukses menjadi bagian dari identitas santri," kata dia.

Santri, kata dia, akan terus menjadi garda terdepan dalam menjaga keberagamaan dan kebangsaan. “Panorama Islam Indonesia diukir dan dilestarikan oleh kaum santri ini," kata dia.

Hari Santri Nasional diperingati setiap 22 Oktober setiap tahunnya. Peringatan HSN ditetapkan Presiden Joko Widodo pada 22 Oktober 2015 dengan mengambil momentum resolusi jihad yang difatwakan KH Hasyim Asy’ari dari Pesantren Tebu Ireng, Jombang.

Pewarta: Anom Prihantoro

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019