Perum Bulog akan menjual beras ke sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), TNI, Polri hingga Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai solusi perusahaan pangan tersebut untuk mengatasi beban utang.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menjelaskan penjualan beras ke perusahaan dan kementerian/lembaga tersebut diharapkan meningkatkan pendapatan komersial, di samping pendapatan dari penugasan yang diberikan pemerintah.

"Kita tidak bicara utang, tapi ini solusi bagaimana kita atasi itu. Jadi saya sampaikan, tidak boleh kita salahkan utang. Sekarang kita bicara komersial yang selanjutnya 50:50," kata Budi Waseso atau Buwas di Gudang Bulog Jakarta, Selasa.



Terhitung hingga September 2019, Bulog masih memiliki utang atau pinjaman yang diselesaikan sebesar Rp28 triliun untuk pengadaan sejumlah komoditas, termasuk beras.

Buwas menyebutkan saat ini porsi pendapatan Bulog masih didominasi dari penugasan pemerintah sebesar 80 persen, dibanding dari kinerja komersial atau bisnis yang hanya 20 persen.

Oleh karena itu, sejak Oktober Bulog telah menjual 25.000 paket beras untuk karyawan BNI di seluruh Indonesia. Paket yang dijual tersebut merupakan Paket Natura sebanyak 7 kg beras per karyawan dengan rincian 5 kg beras premium dan 2 kg beras merah yang diproduksi langsung oleh Bulog.

Ada pun harga paket yang dijual Bulog kepada BNI senilai Rp150.000 per paket. Artinya, dalam dua bulan ini Bulog telah menjual 50.000 paket senilai Rp7,5 miliar.

Setelah BNI, Bulog akan menjual beras sebanyak 40.000 paket untuk karyawan BNI di wilayah Jakarta. Namun demikian, Buwas juga membuka penjualan beras ini kepada perusahaan swasta.

"Swasta juga bisa ambil. Kalau saya (jual) ke Polri dan TNI. Dulu Polri tidak ambil beras Bulog karena kualitasnya jelek, harus saya akui. Sekarang saya di Bulog, maka harus saya jamin. TNI jumlahnya 600 ribu sekian, Polri 300 ribu sekian, belum ASN. Jadi banyak," kata Buwas.
 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019