Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, melemah meski laju inflasi sepanjang tahun lalu relatif terkendali.

Rupiah ditutup menguat 27 poin atau 0,2 persen di level Rp13.893 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp13.866 per dolar AS

"Inflasi terkendali sesuai dengan apa yang diinginkan pemerintah, tapi inflasi tersebut tidak serta-merta membawa mata uang garuda kembali menguat. Namun wajar kalau di penutupan pasar sore ini rupiah ditutup melemah," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Rupiah akhiri perdagangan tahun 2019 dengan "perkasa"

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi di 2019 hanya 2,72 persen, terendah sejak 1999. Sementara laju inflasi inti pada 2019 tercatat 3,02 persen sedikit melambat dibandingkan 2018 yaitu 3,07 persen.

Ibrahim menuturkan dampak banjir yang terjadi saat ini di Jabodetabek dan juga masih belum aktifnya para pelaku pasar, memengaruhi pergerakan nilai tukar hari ini.

"Itu bisa terlihat dari hasil perdagangan DNDF sedikit sepi peminat dan itu tercermin dari fluktuasi harga yang relatif stabil dan pelaku pasar enggan melakukan pembelian bahkan sebaliknya melakukan taking profit," ujar Ibrahim.

Baca juga: Rupiah masih menguat menjelang libur akhir tahun

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp13.879 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp13.879 per dolar AS hingga Rp13.903 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis, menunjukkan rupiah menguat menjadi Rp13.895 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.901 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah melemah menjelang rilis data inflasi

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020