Petugas Kepolisian Resor Rejang Lebong, Polda Bengkulu saat ini tengah menyelidiki penyebab meninggalnya seorang warga Desa Tanjung Dalam, Kecamatan Curup Selatan, akibat tertimbun tanah galian pemasangan pipa saluran pembuangan di daerah itu.
Kapolres Rejang Lebong AKBP Jeki Rahmat Mustika melalui Kapolsek Curup Iptu Untoro usai melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Dusun II Desa Tanjung Dalam, Selasa, mengatakan kejadian itu terjadi pada hari itu sekitar pukul 09.30 WIB sehingga menyebabkan seorang warga setempat bernama Erwandi alias Wen (47) meninggal dunia.
"Kita sudah melakukan olah TKP, sedangkan penyelidikan lebih lanjut akan kita serahkan kepada petugas penyidik Polres Rejang Lebong guna mengetahui ada tidaknya keteledoran dalam proyek itu sehingga menyebabkan jatuh korban jiwa," ujar dia.
Dari pengamatan petugas di lapangan tambah dia, keamanan pengerjaan penggalian tanah untuk pemasangan instalasi pipa Infrastruktur Pengolahan Air Limbah (IPAL) dalam program KOTAKU yang diterima daerah itu tidak standar karena lubang yang digali cukup sempit dan tidak memiliki keamanan.
Pada bagian atas tanah galian yang menyebabkan warga ini meninggal dunia memiliki kedalaman hingga lima meter itu di pasang penahan dari papan, sedangkan kondisi tanah galiannya basah akibat diguyur hujan beberapa hari belakangan sehingga diperkirakan tidak mampu menahan berat dari tumpukan tanah dan kemudian longsor serta menimbun korban.
Kejadian itu sendiri kata dia, terjadi saat korban bersama dengan 10 orang lainnya melakukan penggalian tanah di pinggiran jalan desa setempat dengan kedalaman tiga hingga lima meter, di mana posisi korban berada di bawah sedangkan rekannya berada di atas menarik tanah yang digali korban.
Korban sendiri tertimbun tanah yang di lubang galiannya itu sekitar pukul 09.30 WIB, dan setelah dilakukan upaya penyelamatan oleh teman-temannya namun baru berhasil diangkat satu jam kemudian serta dibawa ke RSUD Curup untuk mendapatkan penanganan tetapi diperkirakan sudah meninggal dunia di TKP.
Sementara itu, Rudi Tarmiji Pjs Kepala Desa Tanjung Dalam saat berada di kamar jenazah RSUD Curup menyebutkan jika korban ini telah memiliki empat orang anak, di mana isterinya Mersy saat ini sedang mengandung anak kelimanya dengan usia kandungan enam bulan.
"Korban ini kesehariannya merupakan petani kopi dan beberapa waktu belakangan ikut proyek Sanimas untuk memasang pipa saluran pembuangan. Tadi dia sempat tertimbun tanah sekitar satu jam, dan kemudian sekitar pukul 10.30 WIB dibawa ke RSUD Curup namun kondisinya sudah meninggal dunia, " terangnya.
Sedangkan Kadlin (28) rekan korban yang saat kejadian berada di dalam lubang galian menyebutkan jika kejadian itu cukup cepat sehingga almarhum tidak bisa menyelamatkan diri, dan terlebih lagi lubang memanjang yang digalinya sekitar 40-50 cm.
"Tanah yang di bagian kepala korban ini terbis, dan menimbun almarhum. Kejadiannya cukup cepat sehingga dia tidak bisa menyelamatkan diri. Setelah kejadian saya mencoba menggali tanahnya dengan cangkul tapi karena lubangnya sempit tidak bisa cepat," urainya.
Pantauan di kamar jenazah RSUD Curup, isteri korban bersama dengan anaknya sulungnya terlihat histeris setelah mendapati suaminya meninggal akibat tertimbun tanah galian proyek sanitasi di desa mereka, Jenazah korban ini sekitar pukul 12.30 WIB dibawa keluarga korban ke Desa Tanjung Dalam menggunakan ambulans PMI Rejang Lebong guna dimakamkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020
Kapolres Rejang Lebong AKBP Jeki Rahmat Mustika melalui Kapolsek Curup Iptu Untoro usai melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Dusun II Desa Tanjung Dalam, Selasa, mengatakan kejadian itu terjadi pada hari itu sekitar pukul 09.30 WIB sehingga menyebabkan seorang warga setempat bernama Erwandi alias Wen (47) meninggal dunia.
"Kita sudah melakukan olah TKP, sedangkan penyelidikan lebih lanjut akan kita serahkan kepada petugas penyidik Polres Rejang Lebong guna mengetahui ada tidaknya keteledoran dalam proyek itu sehingga menyebabkan jatuh korban jiwa," ujar dia.
Dari pengamatan petugas di lapangan tambah dia, keamanan pengerjaan penggalian tanah untuk pemasangan instalasi pipa Infrastruktur Pengolahan Air Limbah (IPAL) dalam program KOTAKU yang diterima daerah itu tidak standar karena lubang yang digali cukup sempit dan tidak memiliki keamanan.
Pada bagian atas tanah galian yang menyebabkan warga ini meninggal dunia memiliki kedalaman hingga lima meter itu di pasang penahan dari papan, sedangkan kondisi tanah galiannya basah akibat diguyur hujan beberapa hari belakangan sehingga diperkirakan tidak mampu menahan berat dari tumpukan tanah dan kemudian longsor serta menimbun korban.
Kejadian itu sendiri kata dia, terjadi saat korban bersama dengan 10 orang lainnya melakukan penggalian tanah di pinggiran jalan desa setempat dengan kedalaman tiga hingga lima meter, di mana posisi korban berada di bawah sedangkan rekannya berada di atas menarik tanah yang digali korban.
Korban sendiri tertimbun tanah yang di lubang galiannya itu sekitar pukul 09.30 WIB, dan setelah dilakukan upaya penyelamatan oleh teman-temannya namun baru berhasil diangkat satu jam kemudian serta dibawa ke RSUD Curup untuk mendapatkan penanganan tetapi diperkirakan sudah meninggal dunia di TKP.
Sementara itu, Rudi Tarmiji Pjs Kepala Desa Tanjung Dalam saat berada di kamar jenazah RSUD Curup menyebutkan jika korban ini telah memiliki empat orang anak, di mana isterinya Mersy saat ini sedang mengandung anak kelimanya dengan usia kandungan enam bulan.
"Korban ini kesehariannya merupakan petani kopi dan beberapa waktu belakangan ikut proyek Sanimas untuk memasang pipa saluran pembuangan. Tadi dia sempat tertimbun tanah sekitar satu jam, dan kemudian sekitar pukul 10.30 WIB dibawa ke RSUD Curup namun kondisinya sudah meninggal dunia, " terangnya.
Sedangkan Kadlin (28) rekan korban yang saat kejadian berada di dalam lubang galian menyebutkan jika kejadian itu cukup cepat sehingga almarhum tidak bisa menyelamatkan diri, dan terlebih lagi lubang memanjang yang digalinya sekitar 40-50 cm.
"Tanah yang di bagian kepala korban ini terbis, dan menimbun almarhum. Kejadiannya cukup cepat sehingga dia tidak bisa menyelamatkan diri. Setelah kejadian saya mencoba menggali tanahnya dengan cangkul tapi karena lubangnya sempit tidak bisa cepat," urainya.
Pantauan di kamar jenazah RSUD Curup, isteri korban bersama dengan anaknya sulungnya terlihat histeris setelah mendapati suaminya meninggal akibat tertimbun tanah galian proyek sanitasi di desa mereka, Jenazah korban ini sekitar pukul 12.30 WIB dibawa keluarga korban ke Desa Tanjung Dalam menggunakan ambulans PMI Rejang Lebong guna dimakamkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020