Dinas Kesehatan Provinsi Papua menyosialisasikan rencana pendistribusian kelambu berinsektisida secara massal kepada seluruh masyarakat di daerah tersebut.

Kepala Unit Pelaksana Teknis AIDS,TB dan Malaria Dinkes Papua, dr Beeri Wopari di Jayapura, Rabu mengatakan pertemuan sosialisasi rencana pendistribusian kelambu antimalaria itu berlangsung selama dua hari yakni Selasa-Rabu (17-18/3).

Pembukaan sosialisasi, menurut dia, diikuti oleh lintas sektor dan Dinas Kesehatan masing-masing kabupaten/kota di Papua. Sedangkan hari kedua, yakni Rabu ini hanya diikuti oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota di wilayah paling timur ini.

Beeri menjelaskan, dalam sosialisasi ini, disampaikan ke seluruh perangkat pemerintah, perangkat-perangkat swasta dan mitra kerja, karena kita saling bahu- membahu untuk bagimana supaya kelambu ini bisa sampai ke titik terjauh.

Dari hasil sosialisasi ini, kata dia, diharapkan semua mengambil bagian, perangkat-perangkat pemerintah atau mitra kerja mengambil bagian sesuai dengan tugas dan fungsi pokok, sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki dengan sumber daya yang ada.

"Sosialisasi dan microplening pendistribusian kelambu massal ini melibatkan Dinas Kesehatan kabupaten/kota di Privinsi Papua," katanya.

Setelah itu, lanjut dia, langkah kedua adalah masuk kepada mikro plening atau perencanaan microplening, yakni daerah-daerah yang menjadi sasaran atau tujuan pembagian kelambu yang sifanta massal ini yaitu yang berbasis di kabupaten/kota membuat perencanaan kebutuhan anggaran, perencanaan kebutuhan anggaran dan perencanaan transportasi mengingat kelambu yang akan dibagikan akan sampai ke daerah-daerah terjauh.

"Karena pendistribusian kelambu ini sampai ke daerah-daerah terjauh maka perencanaan harus secara terperinci, katakanlah biaya pikul kelambu atau biaya menyewa ojek, bahkan biaya menyewa ketinting yang notabene pertanggung jawaban keuangannya agak susah, berbeda dengan didaerah kota, kita mudah mendapatkan stempel atau tandatangan, tetapi kalau sudah sampai dipelosok-pelosok sana," ujarnya.

Untuk itu, menurut dia,didalam microplening ini Dinas Kesehatan kabupaten/kota menyusun perencanaan, dan akan dilihat oleh Dinas Kesehatan Provinsi tingkat kesulitannya dimana. Tentu, perintah pusat juga membantu baik dari pemberian kelambu, sisi pembiayaan dari Dinas Kesehatan kabupaten sampai di puskesmas

Dia mengatakan, tetapi yang menjadi persoalan tersendiri adalah pendistribusian kelambu dari puskesmas sampai ke masyarakat, berarti harus ada pihak-pihak lain yang turut serta, seperti Dinas Pemberdayaan Kampung, atau TNI/Polri yang mempunyai jejaring sampai ke daerah terpencil, inilah yang dimanfaatkan

"Setelah microplening akan diperkuat dengan pemetaan. Pemetaan ini lebih pada situasi dan lokasi-lokasi dimana akan diadakan pembagian kelambu. Pendekatannya seperti apa, transportasi yang nantinya digunakan apa, harus sewa, atau harus pikul atau seperti apa.Minimal pada Juni kelambu antimalaria ini sudah bergerak," katanya.

Menurut dia, kendala yang nantinya kita temukan yaitu bagaimana kelambu itu bisa sampai ke masyarakat yang terjauh, baik yang digunung, di lembah maupun yang di pesisir, ini yang tantangan tersendiri, sehingga kita bisa memahami situasi masalah, tantangan yang akan kita hadapi maka kita lakukan sosialisasi dulu

Pengertian kelambu massal dalam program pengendalian malaria adalah membagikan kelambu berisektisida kepada seluruh masyarakat Papua baik di dalam kota, di pinggiran bahkan sampai dengan yang dipelosok tanpa terkecuali.
 

Pewarta: Musa Abubar

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020