Badan Pengawas Obat dan Makanan Provinsi Jambi melakukan pengawasan terhadap peredaran makanan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah.
"Ada 38 distributor makanan dan swalayan yang sudah kita lakukan pengawasan," kata Kepala BPOM Jambi Antoni Asdi di Jambi, Minggu.
Dari 38 swalayan dan distributor yang telah di lakukan pengawasan oleh BPOM, hanya ditemukan makanan yang kemasannya rusak, seperti kaleng kemasan makanan yang penyok dan berlubang.
Dia menjelaskan kemasan makanan yang rusak tersebut ditemukan di 11 swalayan dan distributor yang tersebar di sejumlah wilayah di Kota Jambi.
"Kita hanya menemukan kemasan yang rusak, untuk makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya, makanan ilegal, dan masa kedaluwarsanya telah habis tidak di temukan," kata Antoni Asdi.
BPOM Jambi juga melakukan pengawasan terhadap makanan untuk berbuka puasa di daerah itu.
Baca juga: BPOM Jambi awasi takjil di tengah pandemi COVID-19
Baca juga: Minggu (17/5) , HUT ke-74 Pemerintah Kota Jambi
Selama Ramadhan, BPOM Jambi telah mengambil 154 sampel makanan berbuka puasa di Kota Jambi dan Kabupaten Muaro Jambi.
BPOM juga telah menyurati seluruh Dinas Kesehatan kabupaten dan kota di daerah itu untuk melakukan pengawasan terhadap makanan berbuka puasa.
"Tidak ditemukan ada bahan kimia berbahaya di menu berbuka puasa, namun kita tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada saat membeli makanan untuk berbuka puasa," kata dia.
BPOM Jambi juga mengimbau masyarakat untuk waspada saat membeli bahan makanan dan penganan untuk persiapan Hari Raya.
BPOM menyarankan kepada warga untuk cek "KLIK" saat membeli makanan atau bahan makanan.
Cek "KLIK" yang dimaksud yakni cek kemasan, label, izin edar, dan kedaluwarsa makanan yang akan di beli.
"Jika cek 'KLIK' telah dilakukan dapat dipastikan makanan yang dibeli aman," kata Antoni Asdi.
Baca juga: Bulog Jambi gelar operasi pasar gula putih, warga tak perlu khawatir stok lebaran
Baca juga: Presiden Jokowi: Beli produk Indonesia, selamatkan ekonomi kita
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020
"Ada 38 distributor makanan dan swalayan yang sudah kita lakukan pengawasan," kata Kepala BPOM Jambi Antoni Asdi di Jambi, Minggu.
Dari 38 swalayan dan distributor yang telah di lakukan pengawasan oleh BPOM, hanya ditemukan makanan yang kemasannya rusak, seperti kaleng kemasan makanan yang penyok dan berlubang.
Dia menjelaskan kemasan makanan yang rusak tersebut ditemukan di 11 swalayan dan distributor yang tersebar di sejumlah wilayah di Kota Jambi.
"Kita hanya menemukan kemasan yang rusak, untuk makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya, makanan ilegal, dan masa kedaluwarsanya telah habis tidak di temukan," kata Antoni Asdi.
BPOM Jambi juga melakukan pengawasan terhadap makanan untuk berbuka puasa di daerah itu.
Baca juga: BPOM Jambi awasi takjil di tengah pandemi COVID-19
Baca juga: Minggu (17/5) , HUT ke-74 Pemerintah Kota Jambi
Selama Ramadhan, BPOM Jambi telah mengambil 154 sampel makanan berbuka puasa di Kota Jambi dan Kabupaten Muaro Jambi.
BPOM juga telah menyurati seluruh Dinas Kesehatan kabupaten dan kota di daerah itu untuk melakukan pengawasan terhadap makanan berbuka puasa.
"Tidak ditemukan ada bahan kimia berbahaya di menu berbuka puasa, namun kita tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada saat membeli makanan untuk berbuka puasa," kata dia.
BPOM Jambi juga mengimbau masyarakat untuk waspada saat membeli bahan makanan dan penganan untuk persiapan Hari Raya.
BPOM menyarankan kepada warga untuk cek "KLIK" saat membeli makanan atau bahan makanan.
Cek "KLIK" yang dimaksud yakni cek kemasan, label, izin edar, dan kedaluwarsa makanan yang akan di beli.
"Jika cek 'KLIK' telah dilakukan dapat dipastikan makanan yang dibeli aman," kata Antoni Asdi.
Baca juga: Bulog Jambi gelar operasi pasar gula putih, warga tak perlu khawatir stok lebaran
Baca juga: Presiden Jokowi: Beli produk Indonesia, selamatkan ekonomi kita
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020