Dalam beberapa kali kegiatan diskusi yang diselenggarakan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) secara virtual, dijelaskan bahwa merebaknya pandemi Covid – 19 tidak hanya membawa masalah kesehatan masyarakat, tetapi juga berimplikasi luas pada kelancaran distribusi pangan, terbatasnya akses fisik dan ekonomi terhadap pangan dan hal lainnya yang dapat mengganggu ketahanan pangan individu, keluarga maupun nasional.
Bapeltan Jambi sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pertanian mengimplementasikan himbauan tersebut dengan cara yang tepat.
Kegiatan yang dilakukan pada hari Senin (8/6). Bapeltan Jambi melakukan pengolahan tanah yang diperuntukkan bagi seluruh pegawai.
“Ya, kami sekarang lagi mempersiapkan lahan," kata Kepala Balai Pelatihan Pertanian Jambi Zahron Helmy .
Lahan itu dibagi dalam 10 kelompok yang berjumlah 11 orang karyawan dan karyawati Bapeltan Jambi perkelompok. Selanjutnya kepada kelompok tersebut diberikan bibit tanaman berumur pendek, mereka pelihara hingga dipanen.
"Pada akhirnya nanti kami umumkan kelompok terbaik dan diberikan hadiah. Inilah salah satu cara kami mendukung ketahanan pangan," katanya.
Adapun tanaman yang akan dibudidayakan di lahan tersebut adalah kangkung, timun, sawi, bayam dan ubi kayu. Dipilihnya tanaman – tanaman tersebut lantaran dinilai efektif dengan masa panen 35 sampai 45 hari.
Kekuatan pangan ketahanan pangan menghadapi kondisi pandemi dan kekeringan mendatang terletak di ketahanan pangan keluarga (family farming). Oleh karena itu Bapeltan Jambi mendorong karyawan – karyawatinya untuk mampu berproduksi pangan sendiri di lingkungan pekarangan.
Menurut Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), menanam tanaman di pekarangan memberikan manfaat besar bukan saja terhadap pemenuhan penyediaan pangan yang sehat, tetapi juga dapat menjadi sumber pendapatan keluarga.
“Dampak korona membuat ekonomi melemah,banyak orang kehilangan pekerjaan. Obatnya ada didepan mata yaitu bertani. Pekarangan sangat potensial menjadi sumber pangan keluarga ditengah ancaman krisis pangan akibat pandemi dan musim kemarau kedepan,” ujar Mentan.
Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi setelah melaksanakan rapim dengan Mentei Pertanian beberapa waktu yang lalu mengatakan bahwasanya Kementerian Pertanian mendorong Gerakan Ketahanan Pangan Nasional.
“Dalam kondisi apapun pangan harus tersedia bagi seluruh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Tidak boleh tergantung impor, mampu menyediakan pangan sendiri dan seluruh keluarga harus mampu menyediakan pangan bagi rumah tangganya sendiri. Oleh karena itu, kapan saja dan dimana saja harus diterapkan gerakan menanam sedini mungkin," kata Dedi.
Kegiatan yang dilakukan Bapeltan Jambi ini memberikan contoh sekaligus mengajak masyarakat Indonesia untuk melakukan Gerakan Ketahanan Pangan Nasional melalui konsep pangan dari pekarangan atau family farming, sebab melalui cara itu kebutuhan pangan keluarga secara swadaya bisa dipenuhi dan mendukung gerakan yang lebih besar kemandirian pangan(WN).
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020
Bapeltan Jambi sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pertanian mengimplementasikan himbauan tersebut dengan cara yang tepat.
Kegiatan yang dilakukan pada hari Senin (8/6). Bapeltan Jambi melakukan pengolahan tanah yang diperuntukkan bagi seluruh pegawai.
“Ya, kami sekarang lagi mempersiapkan lahan," kata Kepala Balai Pelatihan Pertanian Jambi Zahron Helmy .
Lahan itu dibagi dalam 10 kelompok yang berjumlah 11 orang karyawan dan karyawati Bapeltan Jambi perkelompok. Selanjutnya kepada kelompok tersebut diberikan bibit tanaman berumur pendek, mereka pelihara hingga dipanen.
"Pada akhirnya nanti kami umumkan kelompok terbaik dan diberikan hadiah. Inilah salah satu cara kami mendukung ketahanan pangan," katanya.
Adapun tanaman yang akan dibudidayakan di lahan tersebut adalah kangkung, timun, sawi, bayam dan ubi kayu. Dipilihnya tanaman – tanaman tersebut lantaran dinilai efektif dengan masa panen 35 sampai 45 hari.
Kekuatan pangan ketahanan pangan menghadapi kondisi pandemi dan kekeringan mendatang terletak di ketahanan pangan keluarga (family farming). Oleh karena itu Bapeltan Jambi mendorong karyawan – karyawatinya untuk mampu berproduksi pangan sendiri di lingkungan pekarangan.
Menurut Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), menanam tanaman di pekarangan memberikan manfaat besar bukan saja terhadap pemenuhan penyediaan pangan yang sehat, tetapi juga dapat menjadi sumber pendapatan keluarga.
“Dampak korona membuat ekonomi melemah,banyak orang kehilangan pekerjaan. Obatnya ada didepan mata yaitu bertani. Pekarangan sangat potensial menjadi sumber pangan keluarga ditengah ancaman krisis pangan akibat pandemi dan musim kemarau kedepan,” ujar Mentan.
Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi setelah melaksanakan rapim dengan Mentei Pertanian beberapa waktu yang lalu mengatakan bahwasanya Kementerian Pertanian mendorong Gerakan Ketahanan Pangan Nasional.
“Dalam kondisi apapun pangan harus tersedia bagi seluruh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Tidak boleh tergantung impor, mampu menyediakan pangan sendiri dan seluruh keluarga harus mampu menyediakan pangan bagi rumah tangganya sendiri. Oleh karena itu, kapan saja dan dimana saja harus diterapkan gerakan menanam sedini mungkin," kata Dedi.
Kegiatan yang dilakukan Bapeltan Jambi ini memberikan contoh sekaligus mengajak masyarakat Indonesia untuk melakukan Gerakan Ketahanan Pangan Nasional melalui konsep pangan dari pekarangan atau family farming, sebab melalui cara itu kebutuhan pangan keluarga secara swadaya bisa dipenuhi dan mendukung gerakan yang lebih besar kemandirian pangan(WN).
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020