Ketua Dewan Pembina The Habibie Center, Ilham Akbar Habibie menilai pandemi Covid-19 telah membuat lompatan besar dalam transformasi digital dalam berbagai aspek kehidupan di Indonesia dan dunia.
"Mungkin kita sudah menyadari kemajuan teknologi tersebut sejak lama, namun adanya Covid-19 ini seperti mengalami lompatan besar yang membuat kita melompat selama beberapa tahun ke depan sehingga dengan segera kita harus melakukan hal tersebut karena kalau tidak maka kita tidak bisa menjalankan hidup sesuai dengan keinginan," ujar Ilham dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis.
Ilham ingin ngin menekankan kembali terdapat sejumlah efek akibat pandemi Covid-19, salah satunya kehadiran teknologi di mana sudah sangat jelas hadirnya teknologi daring atau online menjadi keniscayaan dalam kehidupan apapun, baik di bisnis, pendidikan, kesehatan dan sebagainya.
Lalu bagaimana keseimbangan antara dunia offline dengan online atau online dengan onsite? Ketua Dewan Pembina tersebut menjawab bahwa saat ini belum mengetahuinya secara rinci dan ini yang kemungkinan disebut sebagai normal baru.
"Kita sudah bisa membayangkan apa itu normal baru, namun kita belum berada sepenuhnya karena kita masih sangat terkungkung dengan adanya kondisi serta situasi saat ini akibat ancaman pandemi Covid-19," kata Ilham Habibie.
Sebelumnya pakar manajemen sumber daya manusia dan teknologi informasi Alex Denni menyebut COVID-19 sebagai global chief transformation officer tersukses karena berhasil mengakselerasi perubahan secara cepat dan radikal di seluruh dunia.
Sebelum masa pandemi COVID-19, dia mengakui bahwa betapa sulitnya menginisiasi sebuah transformasi manajemen SDM akibat birokrasi dan prosedur yang cukup panjang.
Alex Denni yang saat ini menjabat sebagai Deputi SDM, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN tersebut bercerita bahwa dirinya pernah menginisiasi flextime management di bank pada tahun 2012, dan untuk menggolkan inisiasi itu dia harus menghadapi rapat direksi lebih dari tiga kali, kemudian harus menjalankan pilot project terlebih dulu selama tiga bulan di tiga tempat.
Namun oleh COVID-19, hanya dalam hitungan dua pekan semua orang bisa bekerja dari rumah dan secara fleksibel. Ini tentu saja prestasi yang luar biasa, tidak ada chief transformation officer yang mampu mengalahkan perubahan yang berhasil dilakukan oleh pandemi COVID-19 ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020
"Mungkin kita sudah menyadari kemajuan teknologi tersebut sejak lama, namun adanya Covid-19 ini seperti mengalami lompatan besar yang membuat kita melompat selama beberapa tahun ke depan sehingga dengan segera kita harus melakukan hal tersebut karena kalau tidak maka kita tidak bisa menjalankan hidup sesuai dengan keinginan," ujar Ilham dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis.
Ilham ingin ngin menekankan kembali terdapat sejumlah efek akibat pandemi Covid-19, salah satunya kehadiran teknologi di mana sudah sangat jelas hadirnya teknologi daring atau online menjadi keniscayaan dalam kehidupan apapun, baik di bisnis, pendidikan, kesehatan dan sebagainya.
Lalu bagaimana keseimbangan antara dunia offline dengan online atau online dengan onsite? Ketua Dewan Pembina tersebut menjawab bahwa saat ini belum mengetahuinya secara rinci dan ini yang kemungkinan disebut sebagai normal baru.
"Kita sudah bisa membayangkan apa itu normal baru, namun kita belum berada sepenuhnya karena kita masih sangat terkungkung dengan adanya kondisi serta situasi saat ini akibat ancaman pandemi Covid-19," kata Ilham Habibie.
Sebelumnya pakar manajemen sumber daya manusia dan teknologi informasi Alex Denni menyebut COVID-19 sebagai global chief transformation officer tersukses karena berhasil mengakselerasi perubahan secara cepat dan radikal di seluruh dunia.
Sebelum masa pandemi COVID-19, dia mengakui bahwa betapa sulitnya menginisiasi sebuah transformasi manajemen SDM akibat birokrasi dan prosedur yang cukup panjang.
Alex Denni yang saat ini menjabat sebagai Deputi SDM, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN tersebut bercerita bahwa dirinya pernah menginisiasi flextime management di bank pada tahun 2012, dan untuk menggolkan inisiasi itu dia harus menghadapi rapat direksi lebih dari tiga kali, kemudian harus menjalankan pilot project terlebih dulu selama tiga bulan di tiga tempat.
Namun oleh COVID-19, hanya dalam hitungan dua pekan semua orang bisa bekerja dari rumah dan secara fleksibel. Ini tentu saja prestasi yang luar biasa, tidak ada chief transformation officer yang mampu mengalahkan perubahan yang berhasil dilakukan oleh pandemi COVID-19 ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020