PT Lestari Asri Jaya (LAJ) dan PT Wanamukti Wisesa (WW) yang berlokasi di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi, telah menyiapkan seluruh sarana dan prasarana (sarpras) untuk mengantisipasi dan menangani Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di kawasan perkebunannya.
"Sejumlah perusahaan kehutanan yang telah melakukan berbagai persiapan antisipasi karhutla tahun ini, diantaranya kami PT Lestari Asri Jaya (LAJ) dan PT Wanamukti Wisesa (WW)," kata General Manager PT LAJ dan PT WW Widyarsono di Jambi, Senin.
Dia mengatakan persiapan yang dilakukan kedua perusahaannya mengacu kepada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.32 Tahun 2016 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan.
Widyarsono juga mengatakan personel tim Penanganan Kondisi Darurat (TPKD) dari PT LAJ dan WW telah dibekali kompetensi dalam mengendalikan karhutla, dilengkapi sarana dan prasarana (sarpras) seperti alat dan mobil pemadam, menara pantau, dan radio komunikasi.
Perusahaanya juga memantau cuaca harian yang dirilis oleh BMKG untuk tetap waspada serta membuat peta rawan karhutla untuk pengawasan intensif area-area yang berpotensi besar terjadi kebakaran.
Selain itu, dalam hal kewaspadaan dan penanganan karhutla, kedua perusahaan telah berkoordinasi dengan KLHK, Dinas Kehutanan dan Dinas Lingkungan Hidup Jambi, Polri, Polda Jambi, Polres Tebo, TNI, Manggala Agni dan perusahaan lain di sekitar perusahaan.
Saat ini TPKD tengah intensif melakukan simulasi karhutla dan inspeksi rutin sarpras. Hal ini dilakukan agar mengasah kemampuan penanganan tim.
Gubernur Jambi berharap, semua perusahaan perkebunan dan kehutanan lainnya, dapat melakukan persiapan antisipasi seperti yang dilakukan PT LAJ, agar potensi munculnya karhutla di Provinsi Jambi, bisa ditekan seminimal mungkin, kata Widyarsono.
Jambi saat ini mulai bersiap menghadapi potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan pada tahun ini. Sejumlah instansi pemerintah daerah, telah merapatkan barisan dan melakukan rapat koordinasi untuk mencegah dan menangani bencana alam yang menjadi langganan setiap tahun tersebut.
Sebelumnya pada rapat yang turut dihadiri 27 perwakilan sejumlah perusahaan perkebunan dan kehutanan tersebut, Dirreskrimsus Polda Jambi Kombes Pol M Edi Faryadi menyampaikan bahwa jika pada 2019, penegakan hukum yang selalu diutamakan maka tahun ini 'mindset' tersebut perlu diubah.
Edi menekankan bahwa pencegahan yang diutamakan dan perlunya koordinasi dengan dinas terkait dan perusahaan swasta.
Untuk mencegah terjadinya karhutla, dia mendukung penerapan aplikasi 'Asap Digital', yang dapat mengetahui lokasi titik api karhutla yang terjadi di perusahaan perkebunan atau kehutanan dan dengan adanya pencegahan karhutla, maka penegakan hukum menjadi pilihan terakhir.
Sementara itu Kadis Perkebunan Agus Rizal dan Kadis Kehutanan Provinsi Jambi Ahmad Bestari dalam pertemuan itu ada sekitar 180 perusahaan perkebunan di Provinsi Jambi. Dalam penerapan aplikasi tersebut dan pemasangan cctv di area yang luas, diharapkan bisa didiskusikan antar perusahaan swasta.
Dengan penerapan tersebut bebannya bisa ditanggung bersama, sehingga setiap perusahaan yang bergabung di aplikasi Asap Digital dapat melihat CCTV melalui dashboard dan pusat controller berada di Command Center Polda Jambi. Asap Digital akan disandingkan dengan aplikasi Lancang Kuning dari Polri.
Ahmad Bestari juga menghimbau semua perusahan bidang kehutanan untuk mempersiapkan peralatan dan personel karhutla. Termasuk bersama satgas menyiapkan posko di lokasi rawan karhutla dan tentunya rutin melakukan patroli terpadu dengan melibatkan TNI, Polri, Manggala Agni dan Masyarakat Peduli Api.
Seperti diketahui, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim kemarau akan masuk di Indonesia mulai bulan Juni 2020, dan puncaknya pada Agustus 2020. Terutama memasuki awal musim kemarau Juni – Juli 2020.
Antisipasi dini karhutla di daerah dilakukan melalui pemantauan karhutla di kawasan-kawasan perkebunan dan hutan rawan karhutla. Kemudian sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan terhadap warga masyarakat sekitar hutan dan perusahaan perkebunan maupun kehutanan terus diintensifkan.
Sebagai informasi, karhutla di Provinsi Jambi pada tahun lalu, menyebabkan kerusakan hutan hingga 157.137 ha. Sekitar 101.418 ha atau 64 persen kebakaran hutan di Jambi terjadi di kawasan hutan dan lahan gambut. Karhutla di Jambi tahun lalu terjadi pada pada seluruh penggunaan kawasan hutan dan lahan. Baik itu kawasan hutan tanaman industri (HTI), perkebunan sawit, hak pengelolaan hutan (HPH), lahan restorasi ekosistem, konservasi dan hutan lindung.
Sementara itu Kepala BPBD Jambi, Bachyuni Deliansyah, mengatakan telah menghubungi para kepala daerah tingkat II terkait kesiapsiagaan karhutla. Hingga kemarin (25/6) sudah ada dua kabupaten yang menyatakan kesiapsiagaannya menghadapi karhutla dimana kedua kabupaten itu adalah Batanghari dan Muarojambi dan atas dasar itulah sesuai aturan maka Jambi sudah bisa menaikkan status kesiapsiagaan menjadi siaga darurat karhutla.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020
"Sejumlah perusahaan kehutanan yang telah melakukan berbagai persiapan antisipasi karhutla tahun ini, diantaranya kami PT Lestari Asri Jaya (LAJ) dan PT Wanamukti Wisesa (WW)," kata General Manager PT LAJ dan PT WW Widyarsono di Jambi, Senin.
Dia mengatakan persiapan yang dilakukan kedua perusahaannya mengacu kepada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.32 Tahun 2016 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan.
Widyarsono juga mengatakan personel tim Penanganan Kondisi Darurat (TPKD) dari PT LAJ dan WW telah dibekali kompetensi dalam mengendalikan karhutla, dilengkapi sarana dan prasarana (sarpras) seperti alat dan mobil pemadam, menara pantau, dan radio komunikasi.
Perusahaanya juga memantau cuaca harian yang dirilis oleh BMKG untuk tetap waspada serta membuat peta rawan karhutla untuk pengawasan intensif area-area yang berpotensi besar terjadi kebakaran.
Selain itu, dalam hal kewaspadaan dan penanganan karhutla, kedua perusahaan telah berkoordinasi dengan KLHK, Dinas Kehutanan dan Dinas Lingkungan Hidup Jambi, Polri, Polda Jambi, Polres Tebo, TNI, Manggala Agni dan perusahaan lain di sekitar perusahaan.
Saat ini TPKD tengah intensif melakukan simulasi karhutla dan inspeksi rutin sarpras. Hal ini dilakukan agar mengasah kemampuan penanganan tim.
Gubernur Jambi berharap, semua perusahaan perkebunan dan kehutanan lainnya, dapat melakukan persiapan antisipasi seperti yang dilakukan PT LAJ, agar potensi munculnya karhutla di Provinsi Jambi, bisa ditekan seminimal mungkin, kata Widyarsono.
Jambi saat ini mulai bersiap menghadapi potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan pada tahun ini. Sejumlah instansi pemerintah daerah, telah merapatkan barisan dan melakukan rapat koordinasi untuk mencegah dan menangani bencana alam yang menjadi langganan setiap tahun tersebut.
Sebelumnya pada rapat yang turut dihadiri 27 perwakilan sejumlah perusahaan perkebunan dan kehutanan tersebut, Dirreskrimsus Polda Jambi Kombes Pol M Edi Faryadi menyampaikan bahwa jika pada 2019, penegakan hukum yang selalu diutamakan maka tahun ini 'mindset' tersebut perlu diubah.
Edi menekankan bahwa pencegahan yang diutamakan dan perlunya koordinasi dengan dinas terkait dan perusahaan swasta.
Untuk mencegah terjadinya karhutla, dia mendukung penerapan aplikasi 'Asap Digital', yang dapat mengetahui lokasi titik api karhutla yang terjadi di perusahaan perkebunan atau kehutanan dan dengan adanya pencegahan karhutla, maka penegakan hukum menjadi pilihan terakhir.
Sementara itu Kadis Perkebunan Agus Rizal dan Kadis Kehutanan Provinsi Jambi Ahmad Bestari dalam pertemuan itu ada sekitar 180 perusahaan perkebunan di Provinsi Jambi. Dalam penerapan aplikasi tersebut dan pemasangan cctv di area yang luas, diharapkan bisa didiskusikan antar perusahaan swasta.
Dengan penerapan tersebut bebannya bisa ditanggung bersama, sehingga setiap perusahaan yang bergabung di aplikasi Asap Digital dapat melihat CCTV melalui dashboard dan pusat controller berada di Command Center Polda Jambi. Asap Digital akan disandingkan dengan aplikasi Lancang Kuning dari Polri.
Ahmad Bestari juga menghimbau semua perusahan bidang kehutanan untuk mempersiapkan peralatan dan personel karhutla. Termasuk bersama satgas menyiapkan posko di lokasi rawan karhutla dan tentunya rutin melakukan patroli terpadu dengan melibatkan TNI, Polri, Manggala Agni dan Masyarakat Peduli Api.
Seperti diketahui, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim kemarau akan masuk di Indonesia mulai bulan Juni 2020, dan puncaknya pada Agustus 2020. Terutama memasuki awal musim kemarau Juni – Juli 2020.
Antisipasi dini karhutla di daerah dilakukan melalui pemantauan karhutla di kawasan-kawasan perkebunan dan hutan rawan karhutla. Kemudian sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan terhadap warga masyarakat sekitar hutan dan perusahaan perkebunan maupun kehutanan terus diintensifkan.
Sebagai informasi, karhutla di Provinsi Jambi pada tahun lalu, menyebabkan kerusakan hutan hingga 157.137 ha. Sekitar 101.418 ha atau 64 persen kebakaran hutan di Jambi terjadi di kawasan hutan dan lahan gambut. Karhutla di Jambi tahun lalu terjadi pada pada seluruh penggunaan kawasan hutan dan lahan. Baik itu kawasan hutan tanaman industri (HTI), perkebunan sawit, hak pengelolaan hutan (HPH), lahan restorasi ekosistem, konservasi dan hutan lindung.
Sementara itu Kepala BPBD Jambi, Bachyuni Deliansyah, mengatakan telah menghubungi para kepala daerah tingkat II terkait kesiapsiagaan karhutla. Hingga kemarin (25/6) sudah ada dua kabupaten yang menyatakan kesiapsiagaannya menghadapi karhutla dimana kedua kabupaten itu adalah Batanghari dan Muarojambi dan atas dasar itulah sesuai aturan maka Jambi sudah bisa menaikkan status kesiapsiagaan menjadi siaga darurat karhutla.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020