Satuan Pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Jambi menyebarkan angket kepada orang tua untuk uji coba sekolah secara konvensional sebagai tindak lanjut dari perluasan relaksasi ekonomi, sosial dan kemasyarakatan di masa pandemi COVID-19.

“Pada hari ini, sekolah-sekolah mulai menyebarkan angket untuk uji coba sekolah secara tatap muka,” kata Wali Kota Jambi Syarif Fasha di Jambi, Jum’at.

Angket yang disebarkan kepada orang tua atau wali murid tersebut berisi persetujuan orang tua agar anaknya dapat mengikuti proses pembelajaran di sekolah secara langsung. Namun, isi angket tersebut tidak memaksa.

Di dalam angket tersebut orang tua murid di beri pilihan, apakah anaknya mengikuti proses belajar mengajar pada tahun ajaran baru secara tatap muka atau secara dalam jaringan (daring).

Uji coba sekolah secara konvensional tersebut merupakan usulan dari masyarakat kepada pemerintah Kota Jambi, dimana masyarakat meminta pemerintah Kota Jambi turut memberikan relaksasi pendidikan.

Pada bulan Juni yang lalu, pemerintah telah menerapkan relaksasi ekonomi, sosial dan kemasyarakatan dengan membuka tempat hiburan, tempat usaha dan tempat-tempat ibadah.

“Namun relaksasi ini tetap menerapkan protokol kesehatan COVID-19,” kata Syarif Fasha.

Melalui tim yang telah di bentuk Gugus Tugas COVID-19 Kota Jambi, seluruh sekolah yang mengajukan relaksasi pendidikan akan di verifikasi. Dimana sekolah wajib menyediakan tempat cuci tangan, memasang himbauan memakai masker dan menjaga jarak.

Selain itu jarak tempat duduk siswa di atur kembali, dimana muatan lokal hanya boleh berisi setengah dari muatan biasanya. Selain itu, siswa di imbau membawa bekal makanan dari rumah karena kantin sekolah belum di perkenankan untuk di buka.

Selama masa uji coba, proses belajar mengajar hanya dilakukan selama tiga jam. Jam masuk siswa dari setiap kelas di bedakan. Jika kelas 7 masuk pukul 08.00 WIB maka siswa kelas 8 masuk pukul 09.00 WIB.

Selain usulan dari masyarakat, uji coba sekolah secara konvensional tersebut dilakukan karena banyak siswa yang tidak mampu mengikuti proses belajar mengajar secara daring karena keterbatasan ekonomi.

“Kita menemukan sekitar 500 anak yang tidak dapat mengikuti pembelajaran daring karena keterbatasan ekonomi, harapannya uji coba ini dapat membantu mereka yang memiliki keterbatasan,” kata Syarif Fasha,.

Selama satu bulan berjalan uji coba sekolah secara konvensional tersebut akan di evaluasi, jika berjalan dengan baik maka akan kembali dilakukan perluasan.*

Pewarta: Muhammad Hanapi

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020