Jasa angkut barang dengan gerobak di Pasar Ango Duo Kota Jambi masih menjadi tulang punggung mata pencaharian bagi sejumlah pria yang melayani jasa angkutan tanpa mesin itu.
Salah satunya sosok Sahril (60) , pria paruh baya yang warga Lorong Vera Kawasan Simpang Pulai Kota Jambi yang setiap harinya mendorong gerobak tua yang menjadi andalannya sebagai pengangkut barang belanjaan atau porter.
Dengan tenaga yang tidak kuat seperti muda dulu, ia bangun dan bergelut dengan dengan hembusan angin malam, berangkat setiap pukul 01.00 WIB dini hari menuju Pasar Angso Duo.
Pasalnya pasar subuh disana banyak diserbu para pedagang pasar, warung dan pedagang sayur mayur yang sudah berjualan dan berbelanja sejak lepas tengah malam.
Ia tidak sendirian, sejumlah penarik gerobak angkut juga stand bye bersamanya menunggu langganan mereka. Rata-rata mereka sudah berusia tua dan telah lama menekuni pekerjaan itu.
Sahril sendiri mengaku telah bekerja sebagai penarik gerobak angkut lebih dari 20 tahun di pasar itu, saat Pasar Angso Duo di tempat yang lama atau sebelum pindah ke pasar yang ada saat ini.
Ia tidak muda lagi, tampak dari keriput kaki dan tangannya menggambarkan perjuangan beliau selama ini.
Ia mengaku perhasilan tidak menentu , terkadang mendapat 50 ribu dan bisa juga pulang sama sekali tidak mendapatkan uang karena tidak ada yang menggunakan jasanya.
"Penghasilan yang didapat setiap harinya tidak menentu, kadang Rp50 ribu, kadang Rp30ribu, atau tidak dapat uang sama sekali juga sering," katanya
Kendati sudah berumur, namun ia tampak sehat dan kekar untuk pria seusianya.
Ia mengaku dengan pekerjaanya yang banyak bergerak, membuatnya tetap sehat. Ia juga memiliki kiat untuk menjaga kebugaran untuk mendukung pekerjaannya itu.
Selain Sahril, sejumlah penarik gerobak angkut itu juga ada beberapa pria lainnya yang tetap setia dengan pekerjaannya. Mereka kerap mangkal di pinggir jalan di bawah rindang pepohonan di pinggir jalan depan Pasar Angso Duo itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020
Salah satunya sosok Sahril (60) , pria paruh baya yang warga Lorong Vera Kawasan Simpang Pulai Kota Jambi yang setiap harinya mendorong gerobak tua yang menjadi andalannya sebagai pengangkut barang belanjaan atau porter.
Dengan tenaga yang tidak kuat seperti muda dulu, ia bangun dan bergelut dengan dengan hembusan angin malam, berangkat setiap pukul 01.00 WIB dini hari menuju Pasar Angso Duo.
Pasalnya pasar subuh disana banyak diserbu para pedagang pasar, warung dan pedagang sayur mayur yang sudah berjualan dan berbelanja sejak lepas tengah malam.
Ia tidak sendirian, sejumlah penarik gerobak angkut juga stand bye bersamanya menunggu langganan mereka. Rata-rata mereka sudah berusia tua dan telah lama menekuni pekerjaan itu.
Sahril sendiri mengaku telah bekerja sebagai penarik gerobak angkut lebih dari 20 tahun di pasar itu, saat Pasar Angso Duo di tempat yang lama atau sebelum pindah ke pasar yang ada saat ini.
Ia tidak muda lagi, tampak dari keriput kaki dan tangannya menggambarkan perjuangan beliau selama ini.
Ia mengaku perhasilan tidak menentu , terkadang mendapat 50 ribu dan bisa juga pulang sama sekali tidak mendapatkan uang karena tidak ada yang menggunakan jasanya.
"Penghasilan yang didapat setiap harinya tidak menentu, kadang Rp50 ribu, kadang Rp30ribu, atau tidak dapat uang sama sekali juga sering," katanya
Kendati sudah berumur, namun ia tampak sehat dan kekar untuk pria seusianya.
Ia mengaku dengan pekerjaanya yang banyak bergerak, membuatnya tetap sehat. Ia juga memiliki kiat untuk menjaga kebugaran untuk mendukung pekerjaannya itu.
Selain Sahril, sejumlah penarik gerobak angkut itu juga ada beberapa pria lainnya yang tetap setia dengan pekerjaannya. Mereka kerap mangkal di pinggir jalan di bawah rindang pepohonan di pinggir jalan depan Pasar Angso Duo itu.
Editor : Syarif Abdullah
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020