"Untuk jumlah merchant QRIS sudah mencapai lebih dari 227 ribu yang tersebar di seluruh kabupaten kota di Provinsi Jambi," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Hermanto di Jambi, Jumat.
Sementara itu, BI Provinsi Jambi juga mencatat adanya peningkatan transaksi penggunaan QRIS pada triwulan 1 2023.
Meningkatnya jumlah pengguna dan merchant QRIS ini, kata dia menandakan implementasi digitalisasi pembayaran di Jambi sudah berjalan dengan baik.
Meski begitu, Bank Indonesia Provinsi Jambi tetap berkomitmen untuk meningkatkan transaksi QRIS baik itu di pasar, mall, kawasan wisata, tempat ibadah, parkiran, lingkungan pendidikan dan sebagainya.
Tentunya pencapaian ini tidak luput dari sinergi dan dukungan antara Bank Indonesia, PJP dan lembaga non- Bank.
Ke depannya, kata dia dengan akseptansi masyarakat pada berbagai kalangan, Bank Indonesia optimis dan senantiasa berupaya untuk meningkatkan jumlah merchant dan pengguna QRIS.
Pihaknya penggunaan transaksi digital oleh masyarakat untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi daerah setempat.
Hermanto menegaskan secara makro ekonomi penggunaan transaksi digital akan mempercepat pertumbuhan ekonomi di daerah setempat. Hal itu dikarenakan penggunaan transaksi digital akan langsung masuk ke rekening bank pengguna dan terjadi perputaran uang melalui transaksi itu.
Untuk itu, kata dia pihaknya gencar kampanye penggunaan QRIS ke kabupaten kota di Jambi dalam berbagai kegiatan seperti pada Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Meski begitu, bank sentral juga tidak meninggalkan fungsi dan pemanfaatan rupiah yakni penggunaan uang kartal.
"Penggunaan uang kartal dan digital harus dilakukan secara berdampingan. Sehingga kami mengingatkan masyarakat untuk memahami konsep cinta, bangga dan paham rupiah," katanya.
Sementara itu, untuk mendorong transaksi digital penggunaan QRIS, BI Jambi memberikan edukasi melalui Gerakan Nasional Nontunai (GNNT) secara berkala baik kepada pelajar,mahasiswa, penerima manfaat program keluarga harapan dan lainnya.
Ia mengatakan bahwa pelajar dan mahasiswa merupakan target utama edukasi GNTT mengingat secara umum karakter kelompok penduduk muda atau milenial adalah melek teknologi, berani mencoba hal baru dan cenderung memilih sesuatu yang praktis.