Nelayan di Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi mengeluhkan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dalam sebulan terakhir ini, sehingga mereka terancam tidak bisa melaut.
"Sudah satu bulan terakhir sulit mendapatkan solar untuk bahan bakar perahu, jika ada pasti diburu nelayan dan solar langsung habis," kata Effendy salah seorang nelayan di Tanjung Jabung Barat, Senin.
Belum diketahui secara pasti apa penyebab bahan bakar solar langka di daerah tersebut. Pasalnya baru kali ini terjadi kelangkaan solar di daerah itu. Dimana nelayan di daerah itu hampir seluruhnya menggunakan bahan bakar solar untuk mencari komoditi laut.
Dengan cukup sulitnya mendapatkan bahan bakar solar menyebabkan harga bahan bakar solar di tingkat pengecer naik, katanya.
Dijelaskan Effendy, harga solar di tingkat pengecer di daerah itu naik Rp500 per liter. Dari harga Rp6.500 per liter menjadi Rp7.000 per liter. Kenaikan harga solar tersebut juga dikeluhkan oleh nelayan, karena hal tersebut menambah biaya untuk ke laut.
"Untuk ke laut itu kita menghabiskan solar 10 sampai 15 liter, jika harga solar naik tentu biaya yang dikeluarkan juga meningkat," kata Effendy.
Sementara itu, terkait dengan anjloknya harga jual udang kipas di tingkat nelayan yang terjadi pada beberapa waktu lalu, kini mulai berangsur normal.
Dalam satu minggu terakhir, harga udang yang sebelumnya Rp20 ribu per ekor untuk ukuran udang terbesar, mulai berangsur naik menjadi Rp50 ribu per ekor. Dan pada Minggu (20/9) harga udang kipas untuk ukuran terbesar sudah menyentuh angka Rp80 ribu per ekor.
Sempat anjloknya harga udang kipas tersebut disebabkan oleh pengiriman udang di Jakarta yang mengalami kemacetan, karena yang biasanya diekspor mengalami kemacetan pengiriman karena pandemi COVID-19.
"Udang kipas ini dari Jambi dikirim ke Jakarta, nanti di Jakarta akan dikirim ke luar negeri seperti Hongkong, Cina dan negara lainnya, namun sempat alami kemacetan pengiriman di Jakarta, sehingga harga jual di kita turun," kata pengepul udang kipas di Tanjung Jabung Barat Abdullah.
Nelayan dan pengepul di daerah itu berharap harga udang kipas dapat bertahan dan kelangkaan solar dapat diatasi, karena jika langka maka nelayan terancam tidak dapat ke laut untuk mengais rezeki.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020
"Sudah satu bulan terakhir sulit mendapatkan solar untuk bahan bakar perahu, jika ada pasti diburu nelayan dan solar langsung habis," kata Effendy salah seorang nelayan di Tanjung Jabung Barat, Senin.
Belum diketahui secara pasti apa penyebab bahan bakar solar langka di daerah tersebut. Pasalnya baru kali ini terjadi kelangkaan solar di daerah itu. Dimana nelayan di daerah itu hampir seluruhnya menggunakan bahan bakar solar untuk mencari komoditi laut.
Dengan cukup sulitnya mendapatkan bahan bakar solar menyebabkan harga bahan bakar solar di tingkat pengecer naik, katanya.
Dijelaskan Effendy, harga solar di tingkat pengecer di daerah itu naik Rp500 per liter. Dari harga Rp6.500 per liter menjadi Rp7.000 per liter. Kenaikan harga solar tersebut juga dikeluhkan oleh nelayan, karena hal tersebut menambah biaya untuk ke laut.
"Untuk ke laut itu kita menghabiskan solar 10 sampai 15 liter, jika harga solar naik tentu biaya yang dikeluarkan juga meningkat," kata Effendy.
Sementara itu, terkait dengan anjloknya harga jual udang kipas di tingkat nelayan yang terjadi pada beberapa waktu lalu, kini mulai berangsur normal.
Dalam satu minggu terakhir, harga udang yang sebelumnya Rp20 ribu per ekor untuk ukuran udang terbesar, mulai berangsur naik menjadi Rp50 ribu per ekor. Dan pada Minggu (20/9) harga udang kipas untuk ukuran terbesar sudah menyentuh angka Rp80 ribu per ekor.
Sempat anjloknya harga udang kipas tersebut disebabkan oleh pengiriman udang di Jakarta yang mengalami kemacetan, karena yang biasanya diekspor mengalami kemacetan pengiriman karena pandemi COVID-19.
"Udang kipas ini dari Jambi dikirim ke Jakarta, nanti di Jakarta akan dikirim ke luar negeri seperti Hongkong, Cina dan negara lainnya, namun sempat alami kemacetan pengiriman di Jakarta, sehingga harga jual di kita turun," kata pengepul udang kipas di Tanjung Jabung Barat Abdullah.
Nelayan dan pengepul di daerah itu berharap harga udang kipas dapat bertahan dan kelangkaan solar dapat diatasi, karena jika langka maka nelayan terancam tidak dapat ke laut untuk mengais rezeki.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020