Harga minyak terangkat hampir tiga persen lebih tinggi pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), dipicu harapan bahwa vaksin COVID-19 segera hadir melebihi kekhawatiran tentang penurunan permintaan bahan bakar dari penguncian baru untuk menahan virus.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari naik 1,21 dolar AS atau 2,9 persen, menjadi menetap pada 43,61 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember bertambah 1,07 dolar AS atau 2,7 persen, menjadi ditutup di 41,36 dolar AS per barel.

Kedua kontrak melonjak sekitar delapan persen pada Senin (9/11/2020), kenaikan harian terbesar mereka dalam lebih dari lima bulan, setelah pembuat obat Pfizer dan BioNTech mengatakan vaksin COVID-19 eksperimental mereka lebih dari 90 persen efektif berdasarkan hasil uji coba awal.

Minyak melonjak lagi pada Selasa sore (10/11/2020) setelah direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, Anthony Fauci, mengatakan dosis vaksin akan tersedia untuk orang-orang dengan prioritas tertinggi pada Desember.


Baca juga: Harga minyak melonjak terangkat hasil vaksin COVID-19 yang menjanjikan


"Ini menyiratkan bahwa pada suatu saat di tahun depan, orang mungkin dapat pergi berlibur, yang berarti kami akan melihat permintaan yang lebih besar untuk bahan bakar jet," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho.

Namun, peluncuran massal vaksin kemungkinan akan berbulan-bulan lagi dan tunduk pada persetujuan peraturan.

Sementara itu, penguncian baru di Eropa dan meningkatnya kasus virus corona di Amerika Serikat masih mengganggu permintaan bahan bakar.

“Jumlah yang meningkat dapat dikaitkan dengan penguncian bisnis yang lebih intens dan tren bekerja di rumah yang telah memaksa pembatasan tajam dalam kebiasaan mengemudi AS,” kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.

Baca juga: Minyak jatuh, saat kasus COVID naik dan penghitungan suara berlanjut


Lalu lintas di London, Paris dan Madrid turun tajam pada November setelah mencapai puncaknya pada Oktober, menurut data yang diberikan kepada Reuters oleh perusahaan teknologi lokasi TomTom untuk mobilitas hingga Minggu malam (8/11/2020).

Ada lebih dari 59.000 pasien COVID-19 di rumah sakit di seluruh Amerika Serikat pada Senin (9/11/2020) ketika kasus virus corona AS melonjak menjadi lebih dari 10 juta.

Harga minyak juga didorong oleh komentar dari menteri energi Arab Saudi, yang pada Senin (9/11/2020) mengatakan bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, bersama-sama dikenal sebagai OPEC+, dapat mengubah pakta pasokan mereka jika permintaan merosot sebelum vaksin tersedia.

OPEC+ setuju untuk memotong pasokan 7,7 juta barel per hari (bph) mulai Agustus hingga Desember dan kemudian mengurangi pemotongan sekitar dua juta barel per hari pada Januari.


Baca juga: Harga minyak jatuh di tengah "lockdown" Eropa dan Pilpres AS

Baca juga: Minyak terus merosot hingga 4 persen karena penguncian baru COVID-19

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020