Pandemi COVID-19 yang terjadi dalam kurun waktu satu tahun terakhir, berdampak terhadap seluruh sektor dan sosial masyarakat Indonesia bahkan dunia, begitu pula dengan tatanan kehidupan dan perekonomian masyarakat di Provinsi Jambi.
Untuk itu, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk memulihkan perekonomian, salah satunya melalui sektor pariwisata.
Tidak ingin ketinggalan, Propinsi Jambi pun ikut bergerak. Pada 16 Maret 2020, Pemerintah Provinsi Jambi meluncurkan "Jelajah Jambi" dengan mengangkat tema 'Expo the Hidden Paradise in Jambi'. Melalui program itu, Provinsi Jambi berupaya meningkatkan perekonomian dan terus bertransformasi menata kembali sektor pariwisata agar adaptif dengan pandemi COVID-19.
Penjabat Gubernur Jambi Dr Hari Nur Cahya Murni mengatakan perekonomian di Jambi akan lebih cepat tumbuh dan berkembang melalui sektor pariwisata, mengingat Jambi kaya akan potensi pariwisata.
Ketika pariwisata lesu makan akan berdampak terhadap sektor perekonomian lainnya. Dapat membuat usaha perhotelan berhenti beroperasi, transportasi dan restoran sepi, kuliner dan toko oleh-oleh terancam gulung tikar hingga pengrajin dan pelaku UMKM pun terdampak.
Ia pun mengajak masyarakat bersama-sama dengan pemerintah bergotong royong memulihkan perekonomian di daerah. Pemulihan ekonomi bukan hanya tugas dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, namun masyarakat, pihak swasta, perbankan, e-commerce dapat berperan memulihkan perekonomian dan dapat terlibat agar pariwisata dapat kembali bangkit.
Wisata standar protokol COVID-19
Peluncuran 'Jelajah Jambi' tersebut membuktikan bahwa destinasi wisata yang ada di Provinsi Jambi sudah siap menerima kunjungan wisatawan dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19.
Terbukti dengan dorongan dari pemerintah daerah yang mengeluarkan peraturan walikota dan peraturan bupati yang menyatakan tempat-tempat wisata dapat beroperasi dengan syarat menyediakan sarana dan prasarana protkol kesehatan.
Tidak hanya menyediakan saran dan prasarana, namun tempat-tempat wisata dapat beroperasi jika sudah di verifikasi oleh Satgas COVID-19 Kabupaten dan Kota di masing-masing daerah.
Pengelola wisata Gunung Kerinci misalnya, mensyaratkan kepada wisatawan atau pendaki gunung untuk melampirkan hasil rapid tes dengan keterangan non reaktif. Selain itu, waktu yang diberikan kepada pendaki gunung di batasi.
Tujuannya agar pendaki tidak menumpuk di titik-titik tertentu dalam pendakian ke Gunung Kerinci.
Kepala Resor TNKS Kerinci Utara Evarizal mengatakan, kunjungan wisata di Gunung kerinci harus mematuhi protokol kesehatan COVID-19. Sehingga papan informasi dan pengumuman terkait penerapan protokol kesehatan COVID-19 harus di siapkan di jalur pendakian.
Demikian juga dengan destinasi wisata lainnya telah berbenah dan siap menerima kunjungan wisatawan dengan menerapkan protokol kesehatan, seperti wisata Komplek Percandian Muaro Jambi, Wisata Geopark Merangin serta tempat-tempat wisata lainnya.
Peluncuran "Jelajah Jambi" mendapat respon positif dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan. Kesiapan Propinsi Jambi menyambut wisatawan dengan standar protokol kesehatan yang baik diharapkan dapat menjadi contoh bagi propinsi lainnya di Indonesia.
Indonesia memiliki kearifan lokal, budaya dan sejarah yang sangat menarik. Tinggal tugas pemerintah daerah bagaimana mengemas kearifan lokal, budaya dan sejarah tersebut menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung.
Destinasi Wisata Jambi
Jambi memiliki keragaman wisata yang menarik untuk di kunjungi. Bahkan sebagian wisata di Jambi merupakan destinasi wisata yang cukup terkenal di mancanegara.
Wisata Gunung Kerinci yang merupakan gunung berapi tertinggi di Indonesia dan di Asia Tenggara. Gunung Kerinci memiliki ketinggian 3.805 Mdpl.
Di bagian tengah gunung terdapat Wisata Danau Kaco, dengan air yang sangat jernih yang diibaratkan pengunjung sebagian seperti kaca.
Di kaki gunung Kerinci juga, terdapat hamparan teh terluas ke dua di dunia. Pekebunan teh tertua di Jambi yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VI.
Wisata lainnya yaitu Komplek Percandian Muara Jambi yang masuk dalam kawasan strategis nasional, merupakan peninggalan situs bersejarah tertua di Indonesia yang dibangun menggunakan bata merah.
Kemudian wisata Geopark Merangin, taman bumi dengan keasrian hutan hujan tropis yang dilengkapi dengan keindahan fosil kayu yang berusia hampir mencapai 350 juta tahun.
Geopark Merangin dialiri oleh air yang jernih, serta air terjun yang mengalir menjadi sungai-sungai dan pepohonan tua yang tumbuh subur.
Jambi juga memiliki empat kawasan konservasi, diantaranya Taman Nasional Kerinci Seblat, Taman Bukit 30, Bukit 12 dan Taman Nasional Berbak. Dimana Taman Nasional Berbak merupakan taman nasional yang memiliki hutan rawa terluas di Asia Tenggara.
Pemandangan di kawasan konservasi tersebut sangat menawan. Taman-taman nasional tersebut dialiri oleh sungai-sungai yang indah. Bahkan di Taman Nasional Berbak dialiri sungai berwarna hitam dan berpagar mangrove, sekilas mengingatkan pada hutan hujan tropis Amazone yang sangat terkenal.
Keanekaragaman hayati yang terdapat di empat kawasan konservasi tersebut berupa fauna seperti Harimau Sumatera, Gajah, Tapir, Beruang dan berbagai jenis hewan lainnya. Serta terdapat flora seperti Bunga Raflesia Arnoldi dan Anggrek Macan.
Selain wisata alam, Jambi juga memiliki wisata buatan yang cukup menarik, yakni wisata Gentala Arasy, merupakan jembatan pedestrian sepanjang 503 meter atau yang pertama terpanjang di Asia Tenggara. Jembatan ini berada di atas Sungai Batanghari yang merupakan Sungai Terpanjang di Pulau Sumatera.
Turunan wisata
Selain destinasi wisata, Propinsi Jambi juga memiliki daya tarik yang kuat dari kearifan lokal seperti keragaman produk kerajinan dan kuliner.
Kerajinan ukiran dari Desa Pulau Betung, Kabupaten Batanghari, yang produknya sudah terkenal di tingkat nasional bahkan mancanegara.
Memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah, seperti rotan pengrajin membuat anyaman yang diproduksi menjadi kursi, meja, dan produk rumah tangga lainnya.
Seperti halnya dengan daerah lainnya di Indonesia, Propinsi Jambi yang memiliki 11 kabupaten ini juga memiliki kain batik. Batik Jambi memiliki ciri atau motif yang sudah terkenal di Nusantara, seperti motif angso duo, keris siginjai dan motif kembang duku.
Bahkan, saat peluncuran "Jelajah Jambi" secara virtual, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menkominfo Johnny G Plate, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan RI Bapak Mahfud MD dan kepada Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo tertarik dan membeli batik-batik khas Jambi tersebut.
Kuliner khas Jambi juga menjadi perhatian bagi wisatawan yang berkunjung ke Jambi. Sederet penganan khas Jambi seperti Cepak Capung, kue tradisional asal Desa Terusan Seberang, Kabupaten Batanghari yang berbahan baku gula aren.
Kemudian makanan gulai terjun dan gulai talang, berbahan baku utama daging Kancil. Namun, saat ini gulai khas tersebut diganti dengan daging aging bebek karena sudah sangat sulit untuk menemukan Kancil.
Kuliner khas Jambi lainnya yang wajib di cicipi oleh wisatawan saat berkunjung ke Jambi yakni Ikan Senggung, Burgo, Gulai Ikan Semah, Kerang Bambu dan Sirip Belido. Dan kue khas Jambi lainnya yakni Pedamaran, Kubang Boyo, Musa dan masih banyak kue tradisional lainnya.
Tidak kalah, kopi dari Provinsi Jambi juga terkenal luas, yakni kopi liberika yang memiliki cita rasa unik dan aroma yang sangat menggoda yang pertama kali dikembangkan di Indonesia di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi.
Festival nasional
Pada tahun 2021, Provinsi Jambi menggelar 10 agenda festival yang di usulkan Pemerintah Provinsi Jambi menjadi agenda wisata nasional dalam kegiatan Kharisma Event Nusantara, yang bertujuan mendorong perekonomian masyarakat Jambi.
Plt Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Provinsi Jambi Sri Purnama Syam mengatakan 10 agenda festival yang diajukan menjadi agenda wisata nasional tersebut diantaranya Festival Kerinci, Festival Danau Kerinci, Mandi Safar, Festival Angso Duo, Festival Tapa Malenggang, Festival Geo Park dan Arung Jeram.
Festival yang diajukan menjadi agenda wisata nasional tersebut merupakan kearifan lokal masyarakat Jambi. Seperti Mandi Safar yang dilaksanakan oleh Masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tepatnya di Desa Air Hitam Laut, Kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Mandi Safar merupakan ritual yang dilakukan oleh masyarakat desa setempat untuk mengenang dan memperingati peristiwa mati syahid Imam Husen bin Ali bin Abi Thalib yang memimpin tentara-nya dari Makkah ke Kota Kuffah.
Bagi masyarakat desa setempat Mandi Safar merupakan ritual untuk meminta kepada Sang Kuasa agar terhindar dari bahaya dan penyakit serta untuk mensucikan diri dari dosa. Mandi Sapar dilakukan dengan cara menceburkan diri ke laut secara berjamaah dan terbuka untuk masyarakat umum.
Tradisi Mandi Safar sudah dilakukan masyarakat di daerah itu sejak tahun 1965, pada saat itu Mandi Safar hanya dilakukan oleh masyarakat Desa Air Hitam Luat. Saat ini ritual Mandi Safar tersebut di ikuti oleh ribuan masyarakat, bahkan oleh masyarakat dari luar daerah itu.
Festival Mandi Safar tersebut dilaksanakan setiap hari Rabu terakhir di Bulan Safar, atau bulan ke dua tahun Hijriah.
Melalui agenda Kharisma Even Nusantara maka festival tersebut bisa menjadi cara untuk menggali jejak pariwisata yang harus terus dijaga, selain untuk melestarikan tradisi juga dapat dijadikan nilai pariwisata yang bisa mendorong perekonomian masyarakat.
Sektor ekonomi juga bergerak, seperti UMKM, pengrajin kerajinan tangan, ukiran dan pelaku usaha oleh-oleh di Jambi.
Segala ciri khas dan keunikan wisata alam, wisata kuliner dan tradisi leluhur, jika dikelola dengan baik sangat mampu mendatangkan wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
Baca juga: Kawasan Candi Muara Jambi menunggu dibuka di awal "new normal"
Baca juga: Siapkan wisata, sarang burung manyar raksasa hadir di Lubuk Penyengat
Baca juga: Pemprov Jambi targetkan investasi masuk Rp6 triliun pada 2021
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021