Jambi (ANTARA) - Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Jambi menggelar acara pembacaan doa pelepas cemas perdamaian kasus Gentala Arasy.
Prosesi adat yang berlangsung di Pendopo Rumah Dinas Jabatan Gubernur Jambi, Sabtu pagi itu dihadiri Gubernur Jambi yang diwakili Sekda Provinsi Jambi Sudirman, Sekda Kota Jambi A Ridwan, Ketua LAM Kota Jambi Datuk Nawawi Ismail bergelar Datuk Mangku Setio Pengembiro beserta pengurus LAM Kota Jambi, Forkompimda Kota Jambi, Kakan Kemenag Kota Jambi, Ketua MUI Kota Jambi, unsur instansi terkait, Camat Jambi Timur, Camat Pelayangan beserta Lurah dan Ketua RT setempat serta perwakilan keluarga pelaku dan korban.
Pemerintah Kota Jambi mengapresiasi mediasi perselisihan dalam masyarakat dengan bentuk penyelesaian adat yang difasilitasi oleh LAM Kota Jambi tersebut. Hal itu disampaikan dalam sambutan tertulis Pj Wali Kota Jambi yang dibacakan oleh Sekda Kota Jambi A. Ridwan.
Pemkot Jambi berharap agar segala tunjuk ajar yang telah diberikan oleh para tuo-tuo tengganai dari Lembaga Adat Kota Jambi dapat diterima dengan hati penuh damai.
"Dengan adanya pertemuan hari ini, saya berharap usai sudah segala konflik yang terjadi, dan mari kita kembali menjalankan kehidupan bermasyarakat dengan damai dan penuh kasih. Mudah-mudahan kita dapat memgambil hikmah dari peristiwa ini," katanya.
Sekda juga mengingatkan agar pemangku LAM mulai dari tingkat kelurahan hingga kecamatan dapat menguatkan perannya khususnya melakukan sosialisasi dan mendeteksi kerawanan di masyarakat dengan mengedepankan penyelesaian secara kekeluargaan dibawah koordinasi lembaga adat masing-masing dan ditengahi oleh Lembaga Adat Melayu Kota Jambi.
Sekda mengingatkan bahwa tidak ada yang lebih indah dari terjalinnya silaturahim yang kian erat dari waktu ke waktu. Tidak ada yang lebih penting untuk dijadikan panutan selain adat dan budaya.
Sekda Provinsi Jambi Sudirman menyambut baik prosesi adat perdamaian perselisihan masyarakat tersebut. Menurutnya LAM Kota Jambi sudah melakukan langkah yang tepat dalam penyelesaian perselisihan di masyarakat.
Selain menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih, Sudirman juga berharap prosesi adat "Doa Pelepas Cemas Perdamaian" ini mengakhiri perselisihan dan masyarakat kembali hidup rukun damai seperti sediakala.
"Terima kasih atas dukungan dan kerja ikhlas tuo-tuo tengganai dalam menyelesaikan perselisihan masyarakat ini dengan menggelar prosesi adat pembacaan "Doa Pelepas Cemas Perdamaian" ini, ke depan mari kita terus saling menghormati satu sama lain, menghilangkan ego dan mengedepankan kerukunan antar sesama, serta terus melestarikan adat budaya Jambi," kata Sekda Sudirman.
Rangkaian prosesi adat "Doa Pelepas Cemas Perdamaian" (Luko di Pampas Mati di Bangun) yang ditandai dengan penandatanganan Berita Acara Musyawarah Adat yang berisi butir-butir kesepakatan perdamaian yang ditandatangani oleh kedua belah pihak yang bertikai serta pihak-pihak terkait lainnya.
Lembaga Adat Melayu Tanah Pilih Pusako Batuah Kota Jambi berharap masing-masing pihak dapat melaksanakan ketentuan kesepakatan yang telah ditandatangani tersebut.
"Dengan ditandatanganinya kesepakatan ini, maka para pihak sudah berdamai, oleh karenanya kami berharap keduabelah pihak dapat menjunjung kesepakatan ini sebagai putusan adat yang telah ditetapkan secara bersama dalam musyawarah adat," kata Ketua LAM Kota Jambi Datuk Nawawi Ismail.
Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu sempat terjadi pertikaian antara pemuda Kelurahan Arab Melayu Kecamatan Pelayangan dengan pemuda Kelurahan Kasang Kecamatan Jambi Timur di kawasan wisata Gentala Arasyi.
Lembaga Adat Melayu Tanah Pilih Pusako Batuah Kota Jambi cepat mengambil langkah-langkah perdamaian yang akhirnya berhasil memediasi perdamaian antar kedua kelompok dengan menyelesaikan masalah tersebut secara damai dan kekeluargaan menurut ketentuan Hukum Adat Melayu Kota Jambi
LAM Kota Jambi gelar doa pelepas cemas akhiri konflik masyarakat
Sabtu, 29 Juni 2024 18:18 WIB