Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa alih kelola Blok Rokan di Riau menjadi sejarah bagi industri hulu minyak dan gas di Indonesia.

Setelah 80 tahun atau pada 1941 Blok Rokan ditemukan PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) dan berproduksi awal 1951, mulai 9 Agustus 2021 pukul 00.01 WIB, operasional wilayah kerja (WK) andalan nasional itu beralih ke PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).

"Hari ini merupakan salah satu tonggak sejarah industri hulu migas Indonesia, karena setelah Caltex dan kemudian PT CPI mengelola Rokan selama 80 tahun maka pengelolaan salah satu WK terbesar di Indonesia ini selanjutnya diserahkan kepada BUMN, Pertamina melalui PHR," ujar Arifin saat seremoni Alih Kelola WK Rokan yang diselenggarakan secara hybrid atau campuran daring dan luring di Pekanbaru, Riau, dan Jakarta, Minggu (8/8) malam.

Baca juga: Pertamina rencanakan pengeboran 661 sumur di Blok Rokan Riau

Dikutip dari laman Kementerian ESDM di Jakarta, Senin, disebutkan dukungan pengelolaan Rokan ke depan terlihat dari kehadiran pemangku kepentingan dalam seremoni tersebut.

Selain Menteri ESDM, hadir pula pimpinan dan anggota Komisi VII DPR, Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury, Gubernur Riau Syamsuar, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, Dirut Pertamina Nicke Widyawati, Presdir CPI Albert Simandjuntak, dan Dirut PHR Jaffe Suardin Arizona.

Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No 1923 K/10/MEM/2018 tertanggal 6 Agustus 2018, pemerintah memutuskan Pertamina melalui afiliasinya PHR sebagai pengelola Rokan setelah 8 Agustus 2021 dengan kepemilikan hak partisipasi (participating interest/PI) 100 persen, termasuk 10 persen yang akan ditawarkan ke BUMD.

Kontrak kerja sama Rokan ditandatangani PHR dan SKK Migas pada 9 Mei 2019 dengan menggunakan skema gross split yang berlaku efektif sejak 9 Agustus 2021 selama 20 tahun.

Baca juga: Menteri ESDM: Kecermatan, kunci keberhasilan alih kelola Blok Rokan

Menteri Arifin mengapresiasi proses transisi yang berjalan baik sehingga tidak terjadi penurunan produksi setelah pengelolaannya diserahkan kepada PHR.

Kecermatan pengelolaan kegiatan, yang mendukung peralihan, melalui pemanfaatan kontrak pengadaan dan menjalin kerja sama aktif antara Pertamina dan Chevron, menjadi salah satu inisiasi produktif yang menjadi kunci proses transisi Rokan.

"Kami mengapresiasi upaya seluruh pihak di Kementerian ESDM, SKK Migas, PT CPI, dan PT Pertamina dalam penyelesaian masalah-masalah kritikal dalam proses transisi WK Rokan dan mencegah penurunan produksi serta menyiapkannya untuk terus meningkatkan kegiatan dan produksi mengingat Rokan merupakan salah satu WK terbesar di Indonesia yang bernilai strategis dalam memenuhi target produksi minyak satu juta BOPD dan gas 12 BSCFD pada 2030," ujar Arifin.

Senada, Dwi Soetjipto mengatakan proses alih kelola Rokan dapat berjalan dengan baik dan lancar.

"Dalam rangka mendukung capaian satu juta BOPD pada 2030, maka sejak dua tahun lalu kami bekerja keras, mengusahakan agar alih kelola berjalan lancar dan tingkat produksi minyak pada akhir masa kontrak PT CPI dapat dipertahankan. Ini merupakan hal penting bagi bangsa dan negara mengingat WK Rokan saat ini masih mendukung 24 persen produksi nasional dan diharapkan tetap menjadi wilayah kerja andalan Indonesia," katanya.

Baca juga: Pertamina resmi kelola lapangan minyak bumi di Blok Rokan

Salah satu usaha SKK Migas mengawal alih kelola Rokan adalah menginisiasi head of agreement (HoA) yang menjamin investasi CPI pada akhir masa kontrak.

Hasilnya, sejak HoA ditandatangani 29 September 2020 hingga 8 Agustus 2021, telah dilakukan pemboran 103 sumur pengembangan.

Selain pemboran, SKK Migas juga mengawal delapan isu lain yang menjadi kunci sukses alih kelola, yaitu migrasi data dan operasional; pengadaan chemical EOR; manajemen kontrak pendukung kegiatan operasi; pengadaan listrik; tenaga kerja; pengalihan teknologi informasi; perizinan dan prosedur operasi; dan pengelolaan lingkungan.

"Kami berterima kasih atas dukungan berbagai pihak, termasuk Pemda Riau, sehingga operasional Rokan pada masa transisi berjalan baik," ujar Dwi.

Albert Simanjuntak, yang juga Managing Director Chevron IndoAsia Business Unit, turut menyampaikan apresiasinya.

"Kami mengucapkan terima kasih atas kolaborasi yang telah terjalin selama masa transisi bersama SKK Migas dan Pertamina, sehingga alih kelola berjalan dengan selamat, andal dan lancar. Semoga WK Rokan dapat terus memberikan kontribusi terbaiknya kepada bangsa dan negara," jelasnya.

Dirut Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan pengelolaan WK Rokan menjelang Hari Kemerdekaan RI, merupakan kebanggaan bagi Pertamina dan bangsa Indonesia serta wujud dukungan segenap bangsa Indonesia sehingga alih kelola berjalan baik.

Untuk memastikan kelancaran alih kelola, lanjutnya, PHR telah membentuk tim transisi yang bertugas memastikan kelancaran operasi, terutama aspek subsurface, operasi produksi, project and facility engineering, operasi K3LL, hingga aspek SDM, finansial, komersial, asset supply chain management, dan IT.

"Hal yang tidak kalah penting dalam proses alih kelola ini, kami mengingatkan kembali mengenai high risk pengelolaan migas, tidak hanya proses keandalan, tapi aspek HSSE (health, safety, security and environment) tetap menjadi perhatian kita semua," tegas Nicke.

Kepada PHR, ia berpesan terus fokus menjalankan amanah pemerintah untuk memberikan yang terbaik bagi negara, masyarakat, dan bangsa melalui pengelolaan Blok Rokan, sehingga dapat mewujudkan kemandirian dan kedaulatan energi Indonesia.

"Pertamina juga memiliki amanah lainnya, yaitu mendukung program pemerintah mencapai produksi satu juta BOPD dan 12 BSCFD pada 2030. Oleh karenanya, selain kerja keras serta komitmen Pertamina, tentu juga diharapkan dukungan penuh pemerintah pusat dan daerah serta seluruh stakeholder dan masyarakat untuk mewujudkan cita-cita mulia tersebut," jelas Nicke.

 

Pewarta: Kelik Dewanto

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021