Para petani kopi liberika tungkal komposit di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) terus berjuang untuk mendapatkan nilai tambah sehingga mendapatkan harga jual yang ideal dan lebih menguntungkan.

Salah seorang petani sekaligus pelaku usaha kopi liberika tungkal komposit, Jamal menyebutkan para petani kopi khas Kabupaten Tanjabbar tersebut masih kesulitan menjual kopi hasil panen mereka. Sehingga mereka terpaksa mengandalkan tengkulak yang membeli hasil kebun kopinya.

“Selama ini kami hanya mengandalkan para tengkulak dalam menjual hasil kebun, ya kita kadang para petani suka tidak tahu berapa pasaran harga kopi ini. Ya jadi mereka  kadang 'nembak' harga begitu saja,” kata Jamal di Mekarjaya Kecamatan Betara Kabupaten Tanjabbar.

Ia menyebutkan, di pasaran  harga kopi liberika tungkal komposit memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Untuk yang kualitas standar harganya Rp35 ribu per kilogram. Sedangkan untuk "green bean" harganya lebih mahal bisa mencapai Rp100 ribu per kilogram.

Kendati sudah menjadi petani kopi tungkal belasan tahun, namun  hingga saat ini petani masih sulit mencari pasar untuk hasil panen tersebut adalah  karena pasar dari penjualan kopi masih sebatas wilayah wilayah Tungkal, belum lagi ditambah jenis kopi liberika masih kurang familiar di telinga masyarakat ketimbang jenis kopi arabika dan robusta.

Ia membandingkan dengan harga produk kopi siap seduh, kopi produk mereka masih kalah saing. Untuk harga kemasan kopi liberika tungkal komposit yang ukuran 15 gram dipatok harga Rp17 ribuan. Bila dibandingkan produk kopi yang lain, dengan harga Rp10 ribuan aja orang udah bisa dapat kopi siap seduh dengan ukuran yang 100 gram.

"Namun pada intinya kami terus berusaha untuk memperkuat pemasaran produk kopi liberika ini," kata Jamal menambahkan.

Pewarta: Roby Ardianto

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021