Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan dengan segala potensi yang dimiliki, kini saatnya Indonesia menjadi pusat produsen halal dunia dan tidak lagi hanya sekadar menjadi konsumen.
Untuk industri farmasi dan industri kosmetika, lanjutnya, optimalisasi pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia yang unik seharusnya dapat menjadi poin tersendiri dan mendapatkan tempat khusus di mata konsumen global.
Menteri Agus menyampaikan Kemenperin menyadari bahwa ekonomi dan keuangan syariah mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir, baik secara global maupun nasional.
Berdasarkan The State of the Global Islamic Economy Report 2020/2021, umat muslim dunia membelanjakan tidak kurang 2,02 triliun dolar AS untuk kebutuhan makanan, farmasi, kosmetik, fesyen, pariwisata, dan sektor-sektor syariah lainnya; meningkat 3,2 persen dibandingkan 2018.
Hal tersebut, salah satunya didorong oleh semakin meningkatnya populasi umat muslim dunia.
"Berdasarkan data Pew Research Center’s Forum on Religion and Public Life, populasi penduduk muslim di dunia pada 2020 mencapai 1,9 milyar jiwa, dan diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai 2,2 miliar jiwa atau 26,5 persen dari total populasi dunia di tahun 2030," ungkap Menperin.
Menurut dia, peningkatan angka tersebut tentu akan dibarengi oleh semakin meningkatnya permintaan terhadap produk dan jasa halal.
"Dengan segala potensi yang dimiliki, Indonesia sudah seharusnya tidak lagi menjadi konsumen halal terbesar di dunia, namun menjadi pusat produsen halal dunia," pungkas Agus.
Baca juga: Menperin luncurkan Indonesia Halal Industry Award 2021
Baca juga: Wapres sebut pemerintah siapkan dua kawasan industri halal di NTB
Baca juga: Kembangkan industri halal, Kemenperin luncurkan Serambi Halal BBIHP
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021